Dekati Pencipta-Nya jika kau ingin memiliki salah satu dari hamba-Nya. Minta ridho-Nya bukan dekati ciptaan-Nya.
//"Uma, Zay berangkat dulu ya." Pamit Zainab kepada ibunya, ia ingin berangkat pesantren kilat disekolah nya. Pakaian yang dikenakan nya pun muslim bebas. Zainab sangat menyukai ketika hari bebas begini.
Zainab mengeluarkan sepedanya, kemudian menaruh tasnya di keranjang depan. Lalu mulai menggoes sepedanya menuju sekolah.
Jarak sekolah dari rumahnya kira-kira menempuh waktu 15 menit menggunakan sepeda. Zainab sebenarnya bisa saja menggunakan motor, namun ia jadi tidak bisa menikmati perjalanan yang terpancar di depan mata secara penuh. Kalau naik sepeda kan bisa sambil merasakan sejuknya udara pagi, sekalian olahraga juga.
Sampai di pertigaan jalan, Abdul tiba-tiba sudah ada dibelakang Zainab. Akhirnya mereka menyebrang bersama.
"Pagi Zainab," Sapa Abdul.
"Pagi juga Dul, kamu kenapa tiba-tiba ada dibelakang ku?" tanya Zainab namun pandangan nya tetap lurus kedepan, takut nabrak.
"Oh itu, tadi sehabis mengantarkan sarapan ke rumah Rama. Aku melihatmu, langsung ku susul."
Rama? Ramadhan maksudnya?
"Ramadhan maksudmu?" Tanya Zainab memastikan, karena yang namanya Rama tentu bukan dia saja.
"Iya si Ramadhan, dia iku marbot masjid di tempat kita." Sahut Abdul menjelaskan.
Sebentar lagi mereka sampai ke sekolah, namun Zainab masih tertarik pada perbincangan pagi ini.
"Remaja masjid juga?" tanya Zainab lagi.
"Iya Zay, mosok jadi marbot tapi ndak jadi remaja masjid toh." Abdul tertawa. Lalu turun dari sepeda dan menyandarkannya ke pohon.
Zainab juga demikian, namun ia tidak menyandarkan sepedanya ke pohon. Sepeda Zainab punya standar.
"Abdul tunggu!" Zainab berlari menyejajarkan langkahnya dengan Abdul. Untung terkejar.
-
"Dul, aku ingin membeli siomay sebentar." di perjalanan pulang, Zainab melihat siomay dan meminta Abdul menunggu. Abdul mengiyakan.
Zainab turun dan menitipkan sepedanya pada Abdul, "Bang, siomay nya dua bungkus ya. Bumbunya dipisah ya bang, soalnya mau dimakan nanti." Ujar Zainab, niatnya hanya ingin beli satu bungkus, tapi nanti Icha ingin. Makanya beli dua.
Zainab mengeluarkan uang untuk membayar, namun menoleh pada Abdul lebih dulu. "Dul! kamu gak mau siomay?" Abdul menggeleng. "Ndak, kamu saja."
"Ya sudah, ini bang uangnya." Kata Zainab menyerahkan uang kepada penjual.
"Kamu kenal Rama dari mana Zay?" Abdul bertanya ketika Zainab baru saja naik ke sepeda.
"Dia mengantarkan dompet Uma yang tertinggal di pasar,"
Sudah. Setelah itu mereka hanya diam sampai rumah masing-masing.
Zainab masuk ke rumahnya, "Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam ka Zay, bawa apa itu?" Aisyah menghampiri Zainab yang terlihat membawa tas kecil.
Zainab hapal betul, bila soal makanan pasti adiknya langsung cepat merespon.
"Ini siomay buat kamu, lima ribu aja." Ucap Zainab setelah memberikan siomay nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221284566-288-k267885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan bersama Zainab
Подростковая литератураMenyukai seseorang itu fitrah, tidak ada yang bisa menebak kepada siapa kita akan jatuh. Tidak ada yang mampu menolak kapan datangnya rasa itu. Semua kehendak Allah, yang mau bagaimanapun rasanya. Kita harus tetap mensyukuri. Namun yang harus diing...