Bab 4

95 53 33
                                        

Sahabat yang kita butuhkan adalah mereka yang tak sungkan menegur ketika salah, saling mengingatkan untuk beribadah, dan mengajak kita untuk selalu dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Kalau kau sudah menemukannya, jangan pernah melepaskannya.

//

"Oke, sekarang kita bagi tugas aja kayak biasanya ya." Ucap Rama memimpin.

Hari ini 5 sejoli berkumpul untuk bersama-sama membersihkan masjid. Kegiatan ini biasanya mereka laksanakan rutin pada minggu ke 3 disetiap bulannya. Hal ini sudah mereka lakukan sejak 2 tahun terakhir.

"Aku ingetin lagi ya, Dani bersihin kaca." ungkap Rama setelahnya, ia mulai mengabsen satu-persatu temannya.

"Repan sama Abdul nyapu,"

"Aku sama Dirham ngepel, nanti bersihin tempat wudhu nya bareng-bareng aja."

"Oke," sahut Abdul, Dirham, Revan, dan Dani bersamaan.

Selanjutnya, mereka mulai mengerjakan tugasnya masing-masing. Bagi mereka hal ini adalah yang paling menyenangkan, selain mengisi waktu luang, juga bisa menikmati kebersamaan.

Jika ada yang sudah selesai duluan, pasti akan membantu yang lainnya. Seperti yang dilakukan Dani saat ini. Ia membantu Rama dan Dirham yang sedang mengepel. Sedangkan Revan dan Abdul masih menyapu di bagian lainnya.

"Udah semua kan?" Tanya Revan.

"Udah nih, yuk lanjut bersihin tempat wudhu." Ajak Dani kemudian.

20 menit sudah mereka habiskan untuk membersihkan tempat wudhu dengan gelegar tawa yang tak henti menemani mereka, pasti ada saja kejadian yang menurut mereka lucu atau candaan garing yang diucapkan secara bergantian. Sekarang mereka sedang berkumpul di rumah Revan untuk meredakan haus dan lapar.

"Alhamdulillah ya, capek." Revan sedang duduk berselonjor di atas karpet dengan tangan yang sibuk mengipasi dirinya sendiri. Padahal kipas sudah menyala dengan angin paling kencang.

"Alhamdulillah semoga menjadi berkah dibulan Ramadhan," Sahut Dani kemudian menyenderkan kepalanya ke tembok dibelakangnya.

"AAMIIN!" sahut mereka serempak. Lalu detik setelahnya, tawa langsung pecah memenuhi ruangan.

"Eh, mau tanya dong." ucap Dirham tiba-tiba.

"Tanya wae Ham," Sahut Abdul. Yang lainnya hanya mengangguk-angguk membenarkan ucapan Abdul.

"Kalian kenal Zainab?" Ternyata Dirham masih penasaran dengan pembicara nya dengan Rama tempo hari. Rama hanya diam, tidak ingin bergabung dalam obrolan itu.

"Zainab yang rumahnya dibelakang masjid?" Dani bersuara.

"Enggak tau sih, pokoknya namanya Zainab." Dirham melirik pada Rama, namun Rama sama sekali tak melihatnya.

"Setauku hanya itu yang namanya Zainab," Lapor Abdul.

Rama memilih menonton televisi, Revan pun begitu.

"Emang ada apa sih Ham?" Tanya Dani penasaran.

"Engga apa sih, aku mau tau aja. Zainab bagaimana?" Jelas Dirham. Ia lalu menoleh pada Abdul.

"Gimana Zainab Dul?"

"Zainab iku teman sekolahku, kami sekelas." Ujar Abdul.

Hening, semua diam. Tidak ada yang merespon. Lalu Abdul melanjutkan kalimatnya.

"Dia punya adik namanya Aisyah,"

Masih hening.

"Dia cantik,"

Ramadhan bersama ZainabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang