Tidak masalah jika dia tidak tampan, yang penting beriman.
//"eh? eum... kamu kenal Rama?" Dani bertanya pada Zainab.
"Tidak kenal, cuma tau."
"Kamu suka Rama?"
Zainab terkejut, bagaimana Dani bisa tau? eh, maksudnya kenapa tiba-tiba Dani menanyakan hal itu?
"Apa ada yang tidak suka Rama?" Zainab bertanya balik. Membuat Dani terdiam.
"Kalau Rama suka kamu juga, bagaimana?"
'Alhamdulillah' ucap Zainab dalam hati.
"Itu hanya perumpamaan, jadi untuk apa dijawab?" Kilah Zainab.
"Rama gak akan bilang ke kamu kalau dia juga suka kamu," Dani berujar.
"Kalau begitu, aku juga gak akan bilang ke Rama kalau aku suka Rama." Zainab menjawab seperti apa yang dikatakan Dani.
"Rama baik Zainab,"
"Aku tau itu, Dani." Balas Zainab.
"Ibunya sudah meninggal saat dia berumur 5 tahun," Dani mulai bercerita kepada Zainab.
"Dia tinggal sama Dirham di sebelah masjid, jadi marbot."
Zainab masih diam, ingin mendengar lanjutan cerita dari Dani.
"Rama belum pernah pacaran Zainab."
Zainab hanya mampu menjawab, "Iya Dani."
Aisyah hanya mendengarkan obrolan mereka, memperhatikan keduanya tanpa suara.
"Kamu sejak kapan kenal Rama?" Akhirnya Zainab terpancing untuk bertanya.
"Dua tahun lalu, kami sama-sama remaja masjid." Sahut Dani.
"Apa Rama punya Adik?" Tanya Zainab lagi.
"Engga, anak tunggal."
"Dirham?"
"Dirham sahabat Rama dari kecil, kedua orang tua Dirham udah meninggal."
"Innalilahi wa inna ilaihi raji'un," Zainab dan Aisyah berucap bersamaan.
Angkot berhenti, kemudian mereka semua turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Dirham menghentikan pembicaraan nya mengenai Rama, karena tersadar bahwa bukan haknya untuk membahas ini didepan Zainab.
"Duh, sampai lupa gak kenalan sama yang ini." Dani berujar lalu menoleh pada Aisyah. Aisyah pun hanya tersenyum.
"Nama kamu siapa? Adiknya Zainab ya?"
"Iya, Namaku Aisyah. Biasa dipanggil Icha," Sahut Icha.
"Namaku Dani, masih inget kan?" Dani kemudian tertawa.
Aisyah meringis, "Kak Dani kan?"
"Iya, eh ngomong-ngomong tadi kalian beli apa ke pasar?"
Zainab ingin menjawab, namun Aisyah mendahului nya. "Kami beli bahan untuk jualan es buah." katanya riang.
"Oh jadi mau jualan es buah? dimana?" Tanya Dani.
"Didepan rumah, kak Dani." Jawab Aisyah lagi, Zainab pun akhirnya diam lagi.
"Nanti aku ajak temen-temen buat beli deh ya." Ucap Dani.
"Makasih Dani." Zainab berujar cepat. Membuat Aisyah mendengus karena keduluan oleh Zainab.
"Rumah kamu di belakang masjid kan Zay?"
Kali ini Aisyah menjawab lagi dan lagi, "Iya kak Dani."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan bersama Zainab
Teen FictionMenyukai seseorang itu fitrah, tidak ada yang bisa menebak kepada siapa kita akan jatuh. Tidak ada yang mampu menolak kapan datangnya rasa itu. Semua kehendak Allah, yang mau bagaimanapun rasanya. Kita harus tetap mensyukuri. Namun yang harus diing...