"Yak!!! Ini semua karena mu!!!! Dasar bre*ngs*k!! Adik tidak berguna!! "
*
*"Hyung apa yang kau lakukan? Hentikan hyung"
Bugh bughhh bughh
Luka yang tadinya mulai dikit demi sedikit mengering kembali basah lagi dengan pukulan Seokjin berkali kali. Jungkook pasrah dan lunglai dengan apa yang terjadi padanya. Dia bahkan tidak melawan satu kalipun.
"Hyungg, Jin hyung hentikan!! "
Lerai Jimin menahan pukulan Seokjin."Yaa, Kenapa kau ingin memisahkanku Jimin a? "
Tanya Seokjin marah menatap Jimin."Permisi tuan, kalian sudah bisa menjenguk Tn. Kim Taehyung, silahkan.. "Ucap salah satu perawat,
Seokjin terdiam mengatur napasnya.
Kini, pikiran Seokjin kalut.
Bagaimana bisa dia menghadapi adiknya nanti, harus dijawab bagaimana nanti jika Taehyung nya bertanya.
Terus saja seperti ini, kapan semuanya akan berakhir."Aku akan menemuinya dulu hyung, "
Ucap Jimin yang melihat Seokjin sedang menahan tangis dan amarahnya.
Akhirnya Jimin masuk, melenggangkan kakinya yang terasa berat sambil mengambil pasokan udara dalam dalam.*
*Ruang inap Taehyung
Taehyung terbaring lemah, terlihat begitu tidak berdaya. Banyak alat alat medis terpasang ditubuhnya. Wajah tampannya masih terlihat sempurna, tapi tidak dengan kedua matanya.
Kedua matanya tertutup dengan kain kasa yang diperban bewarna putih. Dia terlihat sangat kesepian, sendirian, dan tidak berdaya."Taehyung ahh, "
Panggil lirih Jimin yang berjalan mendekati brangkar tempat berbaringnya Taehyung."Mianhe, Jinjja mianhe.. "
Jimin meminta maaf sambil terduduk disamping brangkar Taehyung, menatap lembut sahabatnya itu dengan penuh penyesalan."Maafkan aku Taehyung ah, Apa aku masih bisa menjadi sahabatmu? Apa kamu mau memaafkanku? Haa? "
Tidak ada jawaban sama sekali dari Taehyung."Kenapa diam saja? Yakk!!, Taehyung shii.. Hiks hiks jawab aku, "
Jimin kehilangan kendalinya, air mata yang ia tahan dari tadi keluar begitu saja. Sesak sekali rasanya.
Jimin memegang salah satu telapak Taehyung, yang terdapat selang infus itu.
"Yakk, maafkan aku.. Hiks hiks, bisakah aku yang menggantikan posisimu? Hiks, Taehyung ah, apa yang harus aku lakukan? Melihatmu seperti ini sangat menyakitiku hiks"
Tidak ada pergerakan sama sekali dari Taehyung.
Jimin mengamati setiap ruangan itu.
"Ayo bangunlah Taehyung shi, Seokjin hyung dan Jungkookie mu sedang menunggumu. Bukankah kamu sangat menyayangi mereka?. Katakan padaku, seberapa penting mereka dikehidupanmu? Ceritalah Taehyung shii... "Menyakitkan, itulah yang dirasakan pria Park itu.
Sahabat yang sudah dia anggap sebagai saudara kandungnya itu sedang terbaring lemah tak berdaya dengan alat alat medis yang menempel pada tubuhnya. Jimin merasa tidak berguna menjadi sahabat Taehyung, dia merasa gagal."Taehyung ah ingat, aku Park Jimin akan selalu menjadi sahabatmu. Bagaimanapun kondisimu, aku akan selalu bersamamu. Sadarlah, "
Nada bicara Jimin mulai melirih, dia berusaha mengontrol emosinya dan tidak mau membuat Taehyung merasa sedih nantinya. Walaupun Taehyung kadang sering menjahilinya tetapi namanya juga sahabat,
Semua tidak ada yang tau, kapan takdir akan merubah segalanya, hanya Tuhan yang tau.
"Habis gelap, terbitlah terang" Ya, Jimin pernah mendengar kata-kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wae Hyung? [KTH]
FanfictionHyung...... [KTH] Apa yang salah dengan hidupku?! Kemana takdir akan membawaku pergi..? Semuanya GELAP!!