Pelajaran pertama hari ini adalah matematika. Guru sudah masuk ke dalam kelas tetapi bangku di sebelahku masih tetap kosong, Seojun belum datang.Rasa bersalah mulai muncul di hatiku. Aku meletakkan kepalaku di atas meja selama setengah jam pelajaran ini.
Merasa bosan, aku meminta ijin untuk pergi ke toilet dan meninggalkan kelas.
Aku berakhir berkeliling sekolah dan melihat Seojun sedang bermain basket sendirian di lapangan. Aku berjalan mendekati lapangan dan duduk di bench, melihat dia mendribble bola. Tidak lama kemudian, dia menyadari kehadiranku.
Dia hilang kendali dan bola itu menggelinding ke arahku. Aku tersenyum tipis dan memungut bola itu, lalu berjalan mendekatinya.
"Ini." kataku dan menyerahkan bolanya. Dia mengambil bola itu dariku lalu mengabaikanku.
Aku hanya menghembuskan nafas. Sepertinya dia masih marah padaku.
"Seojun?" panggilku, dan sekali lagi dia mengabaikanku dan lanjut bermain basket.
"Seojun, aku ingin bicara denganmu." kataku tegas dan akhirnya dia berhenti bermain, berputar untuk menatapku dan menungguku mengatakan sesuatu.
Aku berjalan mendekatinya. "I'm sorry. Aku masih ingin kita berteman," kataku. "Bisakah kau tidak bersikap seperti ini?"
Dia tertawa dengan sarkastik dan melepaskan bola di tangannya, berjalan beberapa langkah ke depan. Dia memegang pundakku dan menundukkan kepalanya untuk menatapku, matanya berkaca-kaca.
"Bisakah aku tidak seperti ini? Apa maksudmu dengan 'seperti ini'? Kamu tahu, aku 'seperti ini' karena mu!?" Dia mulai mengamuk dan sedikit mengguncang pundakku.
Penglihatanku juga mulai memburam. Aku hanya bisa membiarkan dia melampiaskan seluruh amarahnya padaku, ini memang salahku.
"...Aku mencintaimu dengan tulus. Aku peduli denganmu, tetapi apa yang kau katakan padaku, kau hanya menggunakanku?!" Dia berteriak diwajahku.
"Lepaskan dia."
Aku merasakan tanganku digenggam oleh seseorang dan aku tertarik menjauh dari Seojun.
Taehyung memberi Seojun tatapan dingin selagi terus menggenggam tanganku. Tiba-tiba, Seojun menggenggam tanganku yang masih tergantung diam, berusaha menarikku menjauh dari Taehyung.
"Lepaskan tangannya, Seojun." Taehyung memperingatkannya.
"Aku perlu bicara dengannya, jangan ikut campur, Kim Taehyung," desis Seojun. Aku hanya menatap mereka berdua dengan tidak berdaya, berusaha melepaskan tanganku, tetapi mereka menggenggamnya terlalu keras.
"Kau tidak seharusnya melampiaskan amarahmu padanya. Kau tidak bisa memaksanya untuk mencintaimu." kata Taehyung dengan tegas.
Seojun membelalak lalu dia melepaskan tanganku dengan perlahan dan berjalan pergi. Air mataku akhirnya terjatuh saat aku melihat punggungnya. Taehyung lalu menarikku pergi dari lapangan.
• • • • • • •
Kita terus berjalan sampai akhirnya kita memutuskan untuk duduk di salah satu anak tangga.
"Are you okay?" tanya Taehyung sambil mengusap pundakku.
Aku menghembuskan nafas berat.
"Aku hanya ingin dia melepaskan semua amarahnya padaku. Aku penasaran dengan apa yang sebenarnya dia rasakan," kataku.
"Dan membuat dirimu sendiri menderita?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.
Aku tetap diam. "Kau tidak harus peduli." kataku dan memutar mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant ⊹ kth (✓)
FanfictionDia takut pergi ke sekolah hanya karena satu nama. _____ Mr Arrogant ∥ kth ≫ book 1 © wtkfics 19M ⦿ | 779k ⊛ Awards ≫ Wattys2016 & The Fiction Awards #4 fanfiction - 22/12/2017 𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐥𝐚𝐭𝐞𝐝 : #1 boyinluv - 26/04/2020 © tijiwoo