"Lee Hyejin," kepala sekolah memanggilku.
"Nae (ya)," Aku menjawab pelan.
"Kim Taehyung."
"Apa," jawabnya.Pak kepala sekolah menghembuskan nafas dan menyuruh kami untuk duduk.
"Bolehkah saya tahu apa yang terjadi?" Pak kepala sekolah bertanya.
Taehyung menunjukku dan aku menunjuknya balik. "Dia menaruh kadal mainan ke dalam tas ku." kataku.
"Dia melemparkannya kembali kepadaku."
"Kamu mulai duluan, siapa suruh kamu masukin kadal mainan ke tasku?"
"Diam ini memang salahmu, kamu nggak ndengerin aku tadi!"Kami berdua terus bertengkar dan saling menyalahkan. Aku berdiri dan berteriak, dia juga.
"GUYS STOP!" Ms Gil berteriak. tetapi kami tidak bisa mendengarnya karena kami masih ribut sendiri.
"Kamu kira aku bakalan ngasih kamu jawabanku-"
Aku terpotong karena dia menutup mulutku. lalu dia melihat ke arah Ms Gil yang sedang menaikkan kedua alisnya, memelototi kita.
"Apa kalian nggak punya rasa hormat!?" Ms Gil akhirnya bisa berbicara. "Sepulang sekolah bersihkan toilet sekolah. Tidak ada kata 'pulang' kalau kalian belum selesai! Mengerti!?"
"Tapi Ms Gil-"
"TIDAK ADA 'TAPI', KELUAR SEKARANG," dia berteriak.Taehyung membuka pintu. dia menghentak kakinya keluar dari ruang kepala sekolah dan membanting pintunya, dengan kasar.
Aku memutar tubuhku ke arah Pak kepala sekolah dan Ms. Gil dengan canggung. "Jeosonghabnida (maaf)," kataku dengan sopan dan pergi pelan-pelan. Di ujung mataku, aku melihat mereka berdua menggelengkan kepalanya.
Aku keluar dari ruangan lalu lari ke Taehyung.
"YAH!" Teriakku. Dia berputar.
"Apa."
"Kauu..." Aku mengambil nafas, "Kau benar-benar..."
"Kau punya stamina yang sangat kecil," katanya.
"Yaaaah! Kau! Aku harus membersihkan toilet karena mu! kamu tau betapa menjijikkannya toilet itu? Uggghh," aku mengomel, hampir menangis.
"Tch, lemah," Dia tertawa kecil dan kembali berjalan ke kelas. "Aku nggak peduli," katanya, tidak memutar badan.
Aku memutar mataku dan mengerucutkan mulutku.
Lalu aku sadar, dia berjalan dengan sangat pelan. "Kenapa kamu jalan kayak gitu. Nenekku bisa jalan lebih cepat dari kamu."
"Nenekmu meninggal."
"DIA NGGAK MENINGGAL!" aku memukul tangannya. "Nenekku masih tinggal di kotanya sendiri. Aku akan mengunjunginya suatu saat."
Dia tertawa jahat. "Terserah apa katamu."
Katanya, "Aku tidak akan jalan cepat. ini pelajaran IPA dan aku belum selesai kerja penelitian. Mrs Jin akan mengomeli ku dan memberiku tugas skripsi tentang tidak mengerjakan penelitian dan menulis catatan di notes dll, jadi aku memutari sekolah."
"Kita harus mengerjakan penelitian? Tentang apa?" tanyaku.
"Wow, kamu lebih parah dari aku."
Karena aku belum mengerjakan penelitian juga, well, aku nggak tau kalau memang ada tugas penelitian, Aku juga ikut mengelilingi sekolah. Sebenarnya, Aku sendiri nggak tahu kenapa aku mau jalan sama dia. Tiba-tiba saja begitu.
Kita pergi ke ruang seni, ini sangat canggung, tidak ada siapapun di lantai tempat ruang seni, sangat sepi dan kita tidak berbicara apapun. Lalu di ruang seni, kita melihat Grand Piano.
Aku berlari menuju Grand Piano itu, dan duduk di kursinya.
"Kamu tahu cara main piano?" dia menaikkan alisnya dan bersandar ke piano.
"Yeah," kataku dan aku menaruh jariku ke tutsnya, dan menekannya pelan.
Aku memainkan lagu yang sudah aku kuasai. Aku menutup mataku sambil masih terus memainkannya dengan lembut, aku bisa merasakan tuts mana yang harus ku tekan.
Aku bisa bilang bahwa dia cukup terkesan - mukanya tidak ber ekspresi dan mulutnya terbuka.
"Tutup mulutmu. Lalatnya masuk," kataku setelah selesai memainkan satu lagu.
Aku menangkap dia sedang menatapku. Dia cepat-cepat melihat ke arah lain dan tetap tidak ber ekspresi. "Ayo," katanya.
"Ke mana?" tanyaku sambil menutup piano lalu mengikutinnya.
Dia tidak menjawab dan aku menjadi penasaran tentang tempat tujuan kita.
Kami sampai di gudang kecil, jauh dari kelas. gudang itu berada di lantai yang sama dengan ruang seni, tetapi lebih terlantar.
"Ini," katanya. "adalah tempat persembunyian rahasia ku."
"O...kay..." kataku dengan canggung dan melangkah masuk. Gudang itu sangat kacau dan terdapat banyak kardus. Disana juga terdapat botol-botol kosong, dan beberapa rokok di lantai. Aku melihat banyak kertas bertebaran, dinding yang rusak, dan aku percaya pasti dia yang melakukannya. Ruangan ini seperti tempat sampah. Tetapi cukup hangat, cocok untuk tempat menghangatkan diri di musim dingin.
"Saat aku pertama kali pindah ke sekolah ini, Aku nggak punya siapapun." akhirnya dia berbicara, "Aku menemukan tempat ini, dan selalu datang ke tempat ini, setiap kali jam istirahat. Sampai aku kenal Jimin dan Jungkook. Terkadang mereka juga merokok disini."
"Kamu merokok?" Aku terkejut.
Dia nyengir dan mengeluarkan sebatang rokok dari kantong celananya lalu menaruhnya di mulutnya. Pada saat dia akan menyalakan rokok itu, aku memukul tangannya sehingga rokok dan koreknya jatuh ke lantai.
"Jangan sekarang, aku nggak tahan bau rokok," kataku sambal melipat tanganku.
"Jadi kenapa kamu ngasih tau aku ini?" tanyaku.
"Nggak tahu. Aku cuma pingin." jawabnya.
Dia mendekat padaku lalu berbisik dengan suara beratnya, "Ini rahasia, jangan kasih tau siapapun."
Dia mengangkat kelingkingnya, menungguku membalasnya.
Ini aneh. Biasanya kita selalu bertengkar, sepertinya dia salah minum obat. Aku mengangkat pelan kelingkingku lalu melingkarkannya di kelingkingnya, dan aku otomatis tersenyum. Dia juga tersenyum, baru pertama kali ini aku melihat dia tersenyum.
Maksudku dia sering tersenyum. Tetapi senyum kejahatan, nyengir.
Kali ini,dia benar-benar tersenyum. Dia terlihat baik, tidak bersalah, seperti anak kecil.
Aku melepaskan kelingkingnya dan duduk di setumpuk kardus.
"Kamu bisa datang kesini kapanpun, dan melepaskan semua amarahmu, kesedihanmu, kesusahanmu, apapun," Katanya, tidak seperti Taehyung yang ku kenal.
Bel sekolah berbunyi dan kita berdua keluar dari gudang.
Kita berjalan bersama dan aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba dia berhenti dan melihatku.
"Apa?" kataku.
"Apa? Kamu mau lihat aku kencing?" jawabnya. Aku baru sadar bahwa aku berjalan di dekat kamar mandi cowok.
Aku berbalik badan dengan cepat dan berjalan ke kelas.
Ugh. memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant ⊹ kth (✓)
FanficDia takut pergi ke sekolah hanya karena satu nama. _____ Mr Arrogant ∥ kth ≫ book 1 © wtkfics 19M ⦿ | 779k ⊛ Awards ≫ Wattys2016 & The Fiction Awards #4 fanfiction - 22/12/2017 𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐥𝐚𝐭𝐞𝐝 : #1 boyinluv - 26/04/2020 © tijiwoo