Chapter 6

933 61 0
                                    


Aku melangkah masuk ke dalam kelas dan melihat pemandangan yang luarbiasa - teman sekelasku saling melempar bola kertas, dan ketua kelasku mencoba sebisanya untuk menghentikan mereka.

Aku melihat ke sekeliling kelas dan Taehyung tidak terlihat di manapun. Aku menjadi gelisah dan duduk di tempatku sambil menggambar hal-hal random di kertas.

"Berdiri," ketua kelas menginstruksikan dan semuanya kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Selamat Pagi, semuanya," Miss Jung menyapa.

Murid-murid menjawabnya dengan pelan dan hampir tidak terdengar.

"Keluarkan PR mat kalian, Aku akan berkeliling untuk mengumpulkannya." Katanya dan semua orang mengeluarkan PR nya, kecuali aku.

Semalam aku terlalu lelah untuk mengerjakannya, saat itu aku sedang memikirkan tentang apa yang terjadi semalam dan saat aku berjalan pulang ke rumah.

Bagaimana Taehyung bisa menemukanku disana? Mengapa dia menyelamatkanku?

"Lee Hyejin?"

Aku tersadar dari lamunanku. "Ya?"

"Dimana PR mu?" Tanya Miss Jung.

"A- um.. Aku.."

"Tidak mengerjakannya?" Potongnya dan memelototiku. Mati aku. Miss Jung bukanlah orang yang bisa di ajak bergurau.

"Mengapa? Apakah kamu berubah menjadi Taehyung?" Tanyanya.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka dan munculah Taehyung.

"Ngomong-ngomong tentang si setan, Kim Taehyung," katanya, "Sepertinya kau juga belum mengerjakan PR."

"Lho? Ada PR?" tanyanya dan seisi kelas tertawa.

"Hukuman apa yang kau mau kali ini?" Miss Jung menanyai kita. "Nggak tahu, kau pilih saja," jawabnya ke Miss Jung.

Aku berdoa ke hati kecilku supaya hukumannya tidak mengangkat tangan sambil berdiri di luar lagi. Tetapi, ternyata ini lebih buruk.

"2 jam detensi. Lapor padaku sepulang sekolah."

Aku membuka mulut, terkejut. Aku benci detensi. "Tetapi Miss Jung, aku tak bis-" Aku berhenti berkata saat dia berbalik dan melihatku dengan tatapan mengerikan.

Sementara, Taehyung di belakangku, sangat tenang dan dengan gampangnya duduk seolah-olah tidak ada masalah apapun, mungkin karena dia sudah sangat terbiasa dengan detensi.

• • • • • • •

"Masuklah. Jangan coba-coba melarikan diri dari kelas ini." kata Miss Jung dan membanting pintu setelah aku dan Taehyung masuk ke kelas detensi.

Beberapa saat setelah Miss Jung melangkah pergi dari kelas ini, aku merengek, "MENGAPA KAMU MEMBIARKAN MISS JUNG MEMILIH HUKUMAN KITA?!"

"Diam. Cuma 2 jam aja lho, dan tidak melakukan apapun." jawabnya.

"Ya memang, tapi aku laper dan aku mau pulang, uuuggghhh..." aku mengomel.

Aku duduk di tengah-tengah kelas, lalu aku pindah ke tempat duduk di depan Taehyung, dan aku menatapnya.

"Apa bocah," katanya sambil memutar matanya.

"Nggak papa, Bagaimana caramu, maksudku dari mana kamu, mengapa kamu...." Aku berhenti sebentar dan berpikir. Aku tidak tahu apa yang harus ku Tanya dulu.

"Tentang apa?" tanyanya dan menaruh kepalanya di meja di antara kita.

"Bagaimana dan Mengapa kamu menyelamatkanku tadi malam?" tanyaku.

"Hmm" dia menghembuskan nafas dan duduk tegak, badannya di dekatkan kepadaku dan dia menatap mataku. Aku merasa gugup, berharap ada penjelasan yang dapat membuatku mengerti.

"...Aku mau menggaraimu."

Aku memutar mataku dan kehilangan rasa ingin tahuku, aku bersandar di kursiku. "Lanjutkan," kataku.

"...Sebenarnya aku ingin menakut-nakutimu jadi aku mengikutimu diam-diam di jalan gelap itu, tetapi aku mendengarmu berteriak." katanya, "...jadi, ya dan itu yang terjadi."

Aku mengangguk, menunjukan kepahaman. Lalu aku menunggu dia untuk berbicra lagi tetapi dia tidak mengatakan apapun.

"Apa?"

"Bukannya aku menanyaimu satu pertanyaan lagi?" kataku.

Dia terlihat bingung. "Bagaimana dan kENAPAA?" kataku.

"Aku nggak tahu kenapa, kamu kan teman, kayaknya, jadi ku bantu. Aku nggak utang 5000₩ lagi," dia tersenyum.

Aku tertawa kecil, "Yaa, yaa terserah."

• • • • • • •

Aku melihat jam berjalan tetapi tersasa seperti detensi ini sangat lama. Untungnya, 15 menit lagi selesai.

Aku berputar ke kanan, 5 meja di belakangku dan aku melihat Taehyung tidur dengan badannya tersandar di kursi dan mulutnya terbuka, tangannya terlipat.

Aku menyengir. Haruskah aku menggarinnya? Bagaimana?

Aku berjalan pelan-pelan dan memastikan dia benar-benar terdidur. Mengorok? Check!

Aku mengeluarkan spidol ku dan pelan-pelan menggambar mata di dahinya. Dia tiba-tiba bergerak tetapi aku berhasil merusak wajahnya, aku menggambar hati kecil di matanya untuk menyelasikan karyaku. Dan Vuala! make up selesai. Tentu saja lebih cantik dari aku.

Aku berusaha keras untuk menahan tawaku, tetapi saat aku kembali ke tempat dudukku, aku sudah tidak tahan lagi melihat mukanya dan tertawa keras, membangunkannya.

"Kenapa?" tanyanya dan mengucek matanya.

"Tidak ada apa-apa," kataku sambil tersenyum.

Dia menghembuskan nafas dan menguap. Dia berdiri mereganngkan badan dan perlahan-palan berjalan ke jendela.

"Cuacanya bagus hari ini, eh bentar... mukaku..." Dia melihat pantulan wajahnya di kaca dan dia berputar ke arahku. "LEE HYEJIN!"

Aku terus tertawa dan dia mengerjarku mengelilingi kelas.

"KAU B*JING*N KECIL BERANINYA KAU MENGGAMBARI MUKAKU!!"

Aku mengejeknya dan berlari menghindarinya sampai aku capek, aku berlari ke pojokan, susah bernafas.

Dia datang kepadaku. Aku ingin kabur tetapi dia mendorongku ke dinding.

"Waktunya pembalasan," katanya dan mengeluarkan spidol dari kantongnya.

"TIDAKKKK!!" teriakku dan berusaha untuk mendorongnya tetapi dia terlalu kuat.

"Diam, biarkan aku melakukan make up mu," Katanya dan menggenggam erat lenganku untuk menghentikan ku mendorongnya. Dia membawa ujung spidol semakin dekat ke mukaku.

"STOP!" Aku menginjak keras kakinya.

Dia berusaha untuk menahan rasa sakitnya tetapi gagal dan akhirnya dia terjatuh ke belakang, tetaapi dia masih menggenggam tanganku, aku ter-tarik dan ikut jatuh bersamanya. Jatuh pas di atas badannya.

"Ouch," katanya memegang kepalanya dan dia melihatku, aku juga melihatnya.

Pintu kelas terbuka dan Miss Jung memasuki kelas.

"Detensi kalian sudah se-"

Dia melihat kita berdua di lantai dengan posisi yang aneh, dan dia terpaku, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

Aku menggulingkan badanku darinya dengan cepat dan berdiri, merapikan diriku sendiri. Taehyung juga cepat-cepat berdiri dan menjaga jarak dariku.

"Miss Jung, um, hai. Sudah selesai ya?" tanyaku, berusaha mengalihkan topik dari yang baru saja dia lihat.

"I-Iya, kalian boleh pergi." katanya dan melihat kami dari atas sampai bawah.

"Gambaran yang bagus di mukamu Taehyung." katanya, "Kalian berdua hanya saling menggambar di muka kan?"

Dia tersenyum dan pergi.

Astaga.

Mr. Arrogant ⊹ kth (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang