Chapter 37

149 12 0
                                    

Aku mengisi akhir pekanku dengan berkelana ke tempat- tempat favoritku di Korea, lalu hari Selasa tiba dan aku sadar ini hari terakhirku.

Aku terlalu pagi dan aku sudah siap ke sekolah. Masih pukul enam pagi ketika aku berpakaian. Aku tersenyum di cermin. Aku akan menggunakan waktuku dengan
bijak hari ini.

Masih terlalu cepat namun ada suatu tempat yang aku tuju.

Aku berjalan keluar kamarku dan rumahku masih gelap, orangtuaku masih terlelap. Aku pergi ke luar, menuju ke tempat Taehyung.

_______

Saat aku tiba di gerbangnya, rumahnya masih lenggang dan sunyi. Dia adalah Kim Taehyung, ia tidak akan bangun cepat.

Aku membunyikan bel pintu beberapa kali dan aku mengguncang gerbang, meneriakkan namanya. Melihat ke kiri dan dan dan memastikan tidak ada seorangpun yang memperhatikanku. Akhirnya aku memanjat pagar.

"KIM TAEHYUNG!" Aku berteriak dan mengetuk pintunya. Ia tidak meresponku lagi.

Pada akhirnya, aku menuju ke salah satu jendela dan diam-diam menyelinap masuk ke dalam rumah. Terkejut jendela tidak dikunci.

Rumahnya gelap. Aku pelan-pelan merangkak naik ke lantai dua dan pergi ke kamarnya. Sepelan mungkin, aku memutar kenop pintu dan melihat Taehyung terlelap di ranjangnya.

Aku berjalan masuk dan berdiri di sebelah tempat tidurnya. "Kim Taehyung?" Aku memanggilnya. Ia masih mendengkur.

"Taehyung? Tae Tae? V?" Aku mencoba memanggilnya dengan semua nama panggilannya namun ia tidak bergerak.

"KIM TAEHYUNG!!" Aku berteriak. Ia perlahan membuka matanya lalu menutupnya kembali. Aku mulai mengguncangnya jadi ia akan bangun.

Ia menggeram. Tiba-tiba ia memegang pergelangan tanganku. Menarikku ke tempat tidurnya dan memelukku erat seperti bantal guling.

"Bagaimana kau masuk ke kamarku." Ia berbisik di telingaku dengan morning voicenya.

Aku mencoba menggeliat lepas dari pelukannya namun ia masih menahanku erat. "Aku hanya masuk seperti biasa karena kau tidak mengunci jendela," kataku.

Ia mengacak rambutku. "Kau berpotensi menjadi pencuri," katanya, "Kau bahkan mencuri hatiku."

Aku tertawa karena ia begitu cheesy dan melepaskan diribdari pelukannya. Aku duduk dan menatapnya yang meringkuk dengan boneka singanya. "Kim Taehyung,
pergi dan bersiap-siap, kau bau." Aku mengomelinya dan menutup hidungku.

Ia duduk masih dengan mata setengah terbuka. "Baik eomma." Ia menggodaku dan beranjak untuk mengambil handuknya.

Ia bersikap kekanakan saat berjalan ke luar kamar untuk mandi ketika tiba-tiba ia kembali masuk ke dalam. Aku menatapnya, "Kenapa kau masih di sini?" Ia mendekatiku. Ia menatapku dan mengedipkan sebelah matanya.

"O...oke?" kataku, masih bingung padanya yang bersikap aneh.

Ia mencebik, "Tidak ada morming kiss?"

Aku menatapnya dengan canggung. Sangat tidak biasa melihatnya seperti ini.

"Tidak, kau bahkan belum menyikat gigimu," kataku dan menyentil dahinya.

Ia menggeram dan berpaling, menuju ke luar kamar, namun beberapa detik kemudian ia kembali mendatangiku, ia datang dan memberi kecupan kilat di bibir. Ia menyeringai, berlari untuk mandi.

Aku memutar bola mataku namun tersenyum pada sikap manisnya.

Aku menunggunya di ruang tamu dan ia turun siap dengan seragamnya, "Ayo pergi," kataku dan siap berangkat ke sekolah.

Mr. Arrogant ⊹ kth (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang