Chapter 18

579 34 3
                                    


"Don't cry anymore," Seojun menepuk punggungku pelan. Aku hanya mengangguk lalu mengusap air mataku.

"Aku akan ke kamar mandi sebentar," Kataku dan dia menungguku di luar.

Aku mancuci mukaku lalu melihat pantulan diriku di cermin - mataku merah dan bengkak, hidungku juga merah. Aku menghembuskan nafas. Kenapa dia harus berteriak padaku? Aku tidak melakukan kesalahan apapun!

Aku keluar dari kamar mandi di sambut dengan senyuman hangat dari Seojun. "Ayo pergi, aku mau bebicara sesuatu padamu," katanya.

Aku mengangguk lalu aku mengikutinya sampai di tangga menuju lantai tiga, dimana tidak ada orang yang biasa melewatinya.

Kita duduk di salah satu anak tangga itu. "So.. kamu mau bilang sesuatu padaku?" Seojun bertanya padaku.

"...Aku tidak tahu." Kataku.

"Kamu tidak bisa  menahan perasaan mu. Kalau kamu mau mengatakannya, Aku akan mendengarkanmu." katanya.

Aku menghembuskan nafas, "Sebelum kamu datang ke sekolah ini, Taehyung dan aku selalu bertengkar. Akhir ini, kami menjadi teman, sedikit, tetapi dia mulai kembali menjadi dirinya yang lama lagi, atau mungkin lebih parah."

"Ah... that's sad. Kamu suka padanya?" Tanyanya sambil menatap mataku.

Aku membalas tatapannya, bingung ingin menjawab apa.

Aku melihat ke arah lain lalu berkata, "Tidak."

"Tetapi kamu terlihat sangat tersakiti hanya karena dia berteriak padamu," katanya.

"Aku hanya malu," jawabku.

"Baiklah," katanya. "Maukah kamu menjadi pacarku?"

"Huh?" tanyaku sambil bingung melihatnya.

"Jadilah pacarku supaya kamu bisa melupakan semuanya yang terjadi antara kamu dan Taehyung, Aku bisa melindungimu darinya."

Aku melihat Seojun dengan tatapan kosong, tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.

"Aku menyukaimu," Katanya lalu mengedipkan matanya padaku.

Itu adalah pernyataan perasaannya, ini pertama kalinya seseorang melakukannya padaku.

"W-why... W-what?"

"Jadi maksudnya kamu menerimaku?" Katanya, melihatku dalam-dalam.

Aku tersenyum dengan canggung, "Okay."

"Saranghae (Aku mencintaimu), Hyejinnie," Katanya lalu mencubit pipiku.

• • • • • • •

Aku dan Seojun kembali ke kelas bersama. Sekarang adalah jam pelajaran Mrs. Jung.

"Baiklah anak-anak, keluarkan PR yang sudah saya berikan." Kata Mrs Jung yang mulai berkeliling untuk mengambil hasil kerja muridnya.

Aku menepuk jidatku. Aku lupa tidak mengerjakannya! Aku langsung tidur setelah memikirkan Taehyung semalam.

"Miss Lee, PR mu?" Tanya Mrs Jung padaku.

"Maaf Mrs Jung, aku tidak mengerjakannya."

"Aku saja kerja. Memang Raccoon bodoh." Taehyung berkata agak keras sambil melihat ke arah lain.

"Kamu mencontek siapa kali ini? Dasar mercat bodoh."

"Lebih mending mercat dari pada raccoon!!" Taehyung mulai berteriak.

"Kalau begitu kamu sigung!"

"Aku harum!"

"STOP KALIAN!! KELUAR, ANGKAT TANGAN DI ATAS!" Mrs. Jung berteriak marah.

Di luar kelas lagi bersamanya?

Aku tidak tahu kenapa Taehyung hari ini terus marah padaku. Aku baru tau kalau cowok juga punya masa PMS.

Dia berdiri di kananku, dengan tangan di angkat, begitu juga denganku.

Hening di antara kita, tidak ada yang memulai konversasi apapun.

Aku merasa benar-benar kembali ke masa lalu, saat Taehyung belum menjadi temanku. Teman... bisa ku bilang seperti itu.

"Kamu sudah punya pacar sekarang?" Taehyung memecah keheningan.

"...Belum." Jawabku berbohong.

"Tidak usah bohong, aku dengar percakapanmu dengan Seojun di tangga." Dia menatapku dalam-dalam.

Aku sangat terkejut. Ternyata dia mendengarnya. "Kamu mendengarnya?"

Lalu Taehyung tertawa sedikit, terdengar seperti tawa sarkrasme.

Keheningan melanda kita lagi, sampai akhirnya Mrs. Jung memperbolehkan kita masuk ke kelas.

Aku menghabiskan hari ini tanpa berbicara dengan Taehyung. Kita saling dingin, dan aku tidak suka atmosfir seperti ini.

Mr. Arrogant ⊹ kth (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang