Chapter 25

52.8K 4K 449
                                    

Abis logout wattpad dari hp, eh ternyata malah nggak bisa login lagi. Sempet shock dikit, tapi untungnya di laptop masih ke login:( yaudah ini chapter 25 nya. Selamat membacaa.

AUTHOR POV

Kalau saja saat ini Alba masih berada di Hongkong, dia akan langsung menjawab panggilan videocall dari Elzhar, ponakan kesayangannya itu. Namun sayangnya dia tidak bisa menjawabnya dan membiarkan panggilan video call itu berakhir setelah percobaan yang ke tiga kali. Bukannya apa-apa, setiap kali Elzhar menggunakan ponsel (baik untuk telpon atau videocall), pasti ada orangtuanya yang mengawasi, baik itu ayahnya maupun ibunya. Alba tidak akan membiarkan keluarganya tahu kalau saat ini dia berada di Jakarta.

Nanti malam adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu keluarga besarnya, yaitu acara perayaan ulang tahun eyang putrinya yang ke 83, sekaligus acara kumpul bersama keluarga besarnya. Sebenarnya, hari ulang tahun eyang putrinya jatuh beberapa hari lalu, namun keluarga besar memutuskan untuk mengadakan perayaan sederhana di weekend ini.

Zafran—abangnya, memaksanya untuk datang bersama Zeva yang Zafran tahu sebagai 'calon istri Alba' dengan alasan bahwa ini adalah momen paling tepat untuk mengenalkan Zeva dengan keluarga besarnya. Saran Zafran memang benar. Tapi saat ini dia tidak terlalu memikirkan hal itu. Sebelum Alba mengenalkan Zeva ke keluarga besarnya, dia berencana untuk mengenalkan Zeva kepada keluarga intinya terlebih dahulu. Bahkan sampai detik inipun ibunya belum pernah bertemu secara langsung dengan Zeva.

"Baik makasih banyak ya dok, selamat pagi." Alba menutup panggilan dengan dokter kuncoro. Baru saja dia membuat jadwal untuk bertemu dengan dokter kuncoro di klinik pribadi milik dokter itu, pagi ini juga. Dan setelah ia selesai dari berobat, dia langsung kembali ke apartemennya tanpa mampir-mampir terlebih dahulu.

Sampai siang ini, belum ada tanda-tanda Zeva sudah kembali dari 'urusan penting'nya. Atau perempuan itu sudah kembali namun dirinya saja yang tidak tahu?

Alba menuliskan pesan whatsapp untuk perempuan itu

To: Zeva
Message: Kira-kira pulangnya jam berapa?

Bukannya berniat untuk mengganggu waktu perempuan itu, namun Alba merasa bahwa dia harus segera melakukan permintaan maaf atas kesalahannya, lebih cepat lebih baik. Dia ingin kembali menghangatkan hubungan mereka yang sempat dingin akhir-akhir ini. Selain itu Alba juga tidak mau dirundung rasa bersalah yang mana itu sangatlah mengganggu pikirannya.

Beberapa saat setelah itu, ponselnya berdering singkat. Zeva membalas pesannya.

From: Zeva
Message: Sebentar lagi sampe

Buru-buru Alba beranjak dari kursinya. Alba masih belum tahu akan membawa Zeva kemana. Pastinya, siang ini dia hanya ingin bertemu dengan perempuan itu dan berbicara baik-baik untuk memberikan penjelasan.

Sekarang Alba sudah rapi lagi. Sudah wangi. Sudah berlipat-lipat terlihat lebih tampan setelah barusan dia berdiri di depan cermin, sambil deg-degan. Dia baru saja hendak menelpon Zeva namun ketukan di pintu unitnya terdengar lebih dulu. Mau tak mau Alba segera membuka pintu.

Zeva berdiri di depannya.

Alba kaget.

Zeva ikutan kaget melihat Alba yang kaget.

"Rapi banget, mau pergi ya?" Tanya Zeva dengan suara yang terdengar sangat lembut di telinga Alba.

"Mm, tadinya mau ngajak kamu pergi."

"Aku? Pergi kemana?"

"Makan, mungkin? Aku beneran pengen bicara."

"Aku juga pengen bicara." Terjadi keheningan untuk beberapa detik di antara mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InterlockingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang