PART 11 : SAHABAT

90 7 0
                                    

"Assalamualaikum Ais? Aisyah?" teriak Nisa, di depan pintu.

"Seperti suara Nisa?" tanya Aisyah pada diri sendiri.

Aisyah pun langsung membuka pintu apartemen.
"Nis-Nisa?" panggil Aisyah pada Nisa dengan suara sedikit teriak.

Terlihat Nisa masih memanggil-manggil nama Aisyah di pintu apartemen lainnya punya tetangganya Aisyah.

"Loh Ais ngapain disana?" tanya Nisa bingung.

"Yang ada Nisa ngapain disana? Itu bukan apartemen Ais." jelas Aisyah pada Nisa.

"Oh jadi salah ya ehehe maaf." jawab Nisa tersipu malu.

"Ya sudah yuk sini masuk!" ajak Aisyah pada Nisa. Nisa pun langsung membuntuti Aisyah, masuk ke dalam apartemen.

"Wah apartemennya luas juga ya, Ais. Pantas aja betah."

"Enggak begitu juga kali. Lagian Aisyah di apartemen ini juga, karena ajakan suami jadi kan debagai seorang istri harus menuruti apa keinginan suami selagi itu baik." sahut Aisyah jelas sambil membuatkan minuman untuk Nisa.

"Widih sekarang omongannya bijak ya, Ais." ledek Nisa. Aisyah pun terkekeh.

"Diminum dulu Nis! Nisa kenapa bisa salah pintu apartemen Aisyah begitu sih?" ucap Aisyah penasaran.

"Ya maap, Ais. Lagian nomor apartemennya hampir sama."

"Sama gimana? Kan udah dibilang nomor 42."

"42 sama 24 itu hampir sama. Ya sudah lah, yang penting kan Nisa ketemu Ais terus juga masih beruntung orang yang punya apartemen itu enggak keluar."

"Ahaha emang bener-bener ya Nisa mah."

"Aisyah? Suami Aisyah mana? Kok enggak keliatan?"

"Kesini mau ketemu Aisyah apa sama suami Aisyah?" jengkel Aisyah.

"Ya sama Aisyah lah, cuman sekalian aja sama suaminya. Mau tau aja gitu, kalau pengantin baru seperti apa."

"Kalau mau tau mah, dicobain atuh nikah."

"Ya bercanda aja nih, Ais. Mau nikah sama siapa kali Nisa? Jodohnya aja belum tau siapa, doi masih nyangkut jagain jodoh orang."

"Ahaha kasian banget jodoh Nisa masih nyangkut ke yang lain."

"Enak ya Aisyah sekarang, suka banget mulai ngeledekin. Mentang-mentang udah nikah." ucap Nisa kesal. Aisyah membalasnya dengan senyuman.

"Ekhem, jadi kapan nih mau punya baby?" tanya Nisa membuat Aisyah sedikit kesal.

"Apaan sih, pertanyaannya." jawab Aisyah sedikit kesal karena Aisyah belum mau membahas hal seperti itu.

"Kenapa sih memangnya?" tanya Nisa penasaran.

"Enggak apa-apa, cuman belum siap aja. Lagian kan mau lanjut kuliah dulu." jawab Aisyah sambil berpikir-pikir.

"Masa iya sih Ais, suami Aisyah harus tunggu Aisyah lulus kuliah dulu. Kelamaan atuh." sahut Nisa.

"Ya belum tau deh, lihat nanti aja." jawab Aisyah pasrah.

"Assalamualaikum?" ucap seorang laki-laki yang baru masuk ke dalam apartemen Aisyah.

"Waalaikumsalam." jawab Aisyah dan Nisa bersamaan.

Aisyah pun langsung menyusuli Danish yang baru saja pulang dari kantor.
"Mas Danish udah pulang? Kok cepat mas, ada apa?" tanya Aisyah penasaran sambil mencium punggung telapak tangan Danish.

"Enggak ada apa-apa, zawjatii (istriku). Cuman kangen aja sama kamu." jawab Danish tersenyum manis pada Aisyah sambil mencium kening Aisyah.

"Oh jadi begitu kalau pengantin baru, paham-paham." sahut Nisa sambil memutar-balikkan bola matanya. Aisyah dan Danish hanya terkekeh kecil.

"Nisa kesini sendiri?" tanya Danish pada Nisa.

"Oh iya kak sendiri, masa iya berdua. Mau berdua sama siapa." jawab Nisa malas.

"Mas Danish sepertinya harus bantu Nisa cari jodoh deh, di kantor mas Danish banyak kan karyawan laki-laki yang belum nikah?" tanya Aisyah pada Danish, berniat untuk meledeki Nisa.

"Ya Allah, Ais. Enggak begitu juga kali, sampai mau dicariin begitu." sahut Nisa kesal.

"Tapi benar juga ya, nanti deh aku bantu cari." jawab Danish ikut meledeki Nisa.

"Aduh makasih loh kalian berdua, sudah ngeledekin. Kalau begitu, Nisa pamit pulang dulu ya!" ucap Nisa merasa sedikit kesal sambil membawa sling bagnya.

"Bercanda kali, Nis. Tapi ada benarnya juga kan ya, mas Danish?" ucap Aisyah masih meledek Nisa.

"Udah Ais, Nisa beneran pulang nih." ancam Nisa kesal.

"Emm Nisa kata Aisyah mau kuliah bareng ya? Kira-kira kalian berdua mau ambil jurusan apa?"

"Emm kalau Nisa ikut Aisyah aja, katanya sih Aisyah mau ambil jurusan psik--" ucap Nisa belum selesai Nisa berbicara, Aisyah sudah memotongnya.

"Manajemen." sahut Aisyah. Nisa pun langsung membelalakkan mata.

"Wah kalau begitu bagus dong ya, setelah kuliah kalian berdua bisa bekerja aja di kantor saya." ucap Danish sambil tersenyum

"Oh iya saya tinggal dulu ya, mau bersih-bersih tubuh dulu. Mari." ucap Danish pamit langsung pergi ke kamar.

"Ais, sejak kapan mau ambil jurusan Manajemen? Bukannya kita mau ambil psikologi?" tanya Nisa penasaran.

"Sorry ya, enggak tau kenapa Aisyah tiba-tiba tertarik aja gitu ambil Manajemen." ucap Aisyah penuh penyesalan.

"Apa ini karena permintaan suami Aisyah? Atau emang karena suami Aisyah sebelumnya ambil jurusan Manajemen?" tanya Nisa lagi-lagi penasaran.

"Sepertinya sih, rasa ketertarikan Aisyah emang karena mas Danish sebelumnya pernah ambil jurusan Manajemen." jawab Aisyah.

"Enggak apa-apa kan Nis? Kalau Nisa mau ambil psikologi ambil aja enggak apa-apa, biar Aisyah yang ambil jurusan Manajemen." ucap Aisyah lagi karena merasa tidak enak dengan Nisa.

"Ais, enggak apa-apa kok. Kita berdua ambil jurusan Manajemen sama-sama ya!" jawab Nisa meyakinkan kalau dirinya tidak masalah jika ambil jurusan Manajemen.

Aisyah pun langsung memeluk Nisa selayaknya seseorang yang sudah lama tidak pernah bertemu sahabatnya.
"Nisa sahabat Aisyah yang paling baik banget. Tetap menjadi sahabat Aisyah sampai syurga ya, Nis!" ucap Aisyah terharu.

"Aamiin semoga ya, Aisyah." ucap Nisa ikut terharu.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang