PART 20 : PENCARIAN

61 6 0
                                    

Hari demi hari Aisyah lalui dengan penuh kesendirian tanpa seorang yang sangat ia cintai setelah Allah Swt., Nabi dan Rasulnya, lalu ayah-bundanya Aisyah. Danish Al Farabi, yang kini masih menjadi suami Aisyah, namun Danish juga menjadi suami dari Shajidah.

Kini Aisyah lebih banyak merenung dan menyibukkan diri dengan banyak hal kegiatan yang bermanfaat menurutnya. Aisyah mundur sedikit kebelakang, setelah Aisyah pergi dari apartemen Danish, Aisyah memutuskan untuk kembali ke rumah ayah-bundanya tanpa Danish ketahui.

Saat Aisyah pergi dari apartemen, Danish berkali-kali menghubungi Aisyah tanpa Aisyah jawab. Danish pun juga tetap berusaha untuk mendapat kabar Aisyah dari kedua orang tuanya Aisyah dengan menghubungi ayah-bundanya Aisyah.

Namun sebelum itu Aisyah sudah memberikan pesan pada ayah-bundanya kalau Danish menghubungi dan menanyakan tentang Aisyah, ayah-bunda Aisyah akan bilang pada Danish bahwa kedua orang tuanya Aisyah pun tak tau keberadaan Aisyah. Sampai pernah suatu waktu Danish datang berkunjung ke rumah ayah-bundanya Aisyah dan beruntungnya pada saat itu Aisyah sedang tidak di rumah.

Danish pun tetap saja tidak pantang menyerah dengan selalu menanyakan keberadaan Aisyah pada sahabatnya Aisyah, Nisa.

"Aisyah-Aisyah? Nisa capek tau, selalu ditanya ditelponin sama suami Aisyah." ucap Nisa kesal.

"Udah bilang aja, enggak tau." jawab Aisyah malas.

"Terus dia juga pernah tanya, Aisyah masih kuliah enggak? Ya udah, Nisa jawab aja udah lama enggak masuk kuliah. Terus enggak pernah ada kabar juga, kirain kak Danish lagi ngajakin Aisyah liburan sampai enggak sempet pegang handphone." ucap Nisa menceritakan pada saat Danish menghubungi Nisa, sahabat Aisyah.

"Terus-terus?" tanya Aisyah penasaran.

"Eh malah Nisa, Ais yang diomelin. Dia bilang, kalau Aisyah emang lagi liburan sama saya, saya enggak akan telepon kamu dan cari-cari keberadaan Aisyah. Aduh Ais, mana dia ngomongnya secara langsung tegas banget lagi. Mending kan, kalau lewat telepon pasti udah Nisa langsung matiin teleponnya. Aduh jadi greget banget tau ih." lanjut ucap Nisa dengan mengeluarkan kekesalannya.

Aisyah pun tertawa mendengar cerita Nisa. "Ahahaha yang sabar ya Nis, mas Danish ngomongnya emang tegas maklum kan direktur."

"Direktur sih direktur tapi enggak begitu juga kali. Kalah dong sama dosen manajemen kita." ucap Nisa yang masih kesal.

"Tapi kalau boleh tau, kenapa sih Ais? Aisyah belum bayar hutang cerita loh sama Nisa." ucap Nisa penasaran.

Aisyah pun langsung mulai menceritakan semuanya pada Nisa, Nisa pun tidak percaya dengan jalan pikiran sahabatnya itu, Aisyah. Ketika kebanyakan orang lebih menginginkan seperti barang mewah atau apapun, tetapi Aisyah lebih menginginkan suaminya untuk menikah lagi apalagi suaminya menikah dengan sekretaris suaminya di kantor.

"Tapi menurut ayah-bunda Aisyah gimana? Terus sampai kapan Ais, begini terus? Ais enggak kasihan sama suami Ais? Dia sampai enggak pernah menyerah loh, selalu tanya-tanya keberadaan Ais." ucap Nisa melontarkan banyak pertanyaan.

"Ayah-bunda bilang terserah Aisyah yang menurut Aisyah baik lakukan, tapi jangan sampai Aisyah sama mas Danish bercerai. Aisyah juga enggak tau sampai kapan, dibilang kasihan pasti. Dan Aisyah juga suka enggak tegaan, apalagi ini suami Aisyah. Aaarghh.. Aisyah bingung, Nisa." ucap Aisyah sambil merengek kebingungan.

"Gimana ya Ais, Nisa juga bingung. Apalagi ini masalah rumah-tangga kalian. Nisa aja belum berumah-tangga." ucap Nisa pada Aisyah.

"Tapi kali ini Aisyah harus berpikir-pikir lagi deh kalau mau buat keputusan, Aisyah memangnya tidak khawatir nanti kalau suami Aisyah sakit karena mencari Ais?"

"Iya Aisyah juga enggak mau sampai mas Danish sakit, Nis." sahut Aisyah sambil melamun, merasa khawatir dengan keadaan Danish.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang