PART 16 : HUJAN BERLARIAN

73 5 0
                                    

Lima menit sebelum adzan shubuh berkumandang, seperti biasa Aisyah membangunkan suaminya, Danish.
"Assalamualaikum, imamnya Aisyah?" ucap Aisyah tepat didepan wajah Danish.

Danish pun mulai membuka matanya lalu terbangun sambil tersenyum pada Aisyah.
"Waalaikumsalam, pelengkap imannya Danish."

"Mas? Aisyah mau di imamin sama mas Danish." ucap Aisyah mengajak Danish salat shubuh berjamaah.

"Siap, zawjatii (istriku)." sahut Danish dengan melebarkan senyumannya.

Mereka berdua pun segera melaksanakan salat shubuh berjamaah. Setelah salat, tak lupa mereka berdua sarapan pagi, kali ini mereka berdua sarapan nasi goreng dengan tambahan telur mata sapi dan sosis goreng.

"Zawjatii (istriku), suamimu akan selalu merindukan hal seperti ini." ucap Danish pada Aisyah sambil mengelus kepala Aisyah.

"Mas, apapun yang kita lakukan bersama akan selalu merindukan bagi Aisyah." sahut Aisyah sambil tersenyum sumringah pada Danish.

"Oh iya mas, Aisyah minta maaf ya! Aisyah kali ini enggak bisa temanin mas Danish ke kantor, soalnya pagi-pagi Aisyah langsung ada persentasi kuliah."

"Enggak apa-apa, Aisyah. Nanti, mas Danish antar Aisyah kuliah dulu ya!"

"Mas Aisyah bisa sendiri. Mas Danish langsung ke kantor aja, nanti yang ada mas Danish dicariin sama para karyawannya." tolak Aisyah.

"Karyawan ini yang cariin. Lebih pentingan juga, keselamatan istri mas Danish." jawab Danish.

"Hmm ya sudah terserah mas Danish aja deh, Aisyah ikut aja." ucap Aisyah pasrah.

Selesai sarapan pagi, Aisyah dan Danish pun langsung bersiap berangkat. Danish pun mengantarkan Aisyah lebih dulu sebelum ia ke kantor.

"Jazakallahu khair, imamnya Aisyah." ucap Aisyah dengan senyuman manisnya.

Danish pun terkekeh kecil.
"Iya, zawjatii (istriku). Nanti kamu pulang kuliah jam berapa?"

"Emm sekitar jam empat sore kayaknya. Kenapa memang mas?" ucap Aisyah memperkirakan.

"Aku jemput ya!" ucap Danish.

"Eng--" belum Aisyah selesai berbicara, Danish sudah menyahutnya. "Enggak boleh tolak!"

Aisyah pun pasrah.
"Iya deh. Aisyah kuliah dulu ya mas, takut telat. Sampai bertemu imamnya, Aisyah." pamit Aisyah lalu pergi meninggalkan Danish, Danish pun langsung tersenyum.

Kemudian, Danish pun langsung mengendarai mobilnya dengan sediki lebih cepat karena takut dirinya telat datang ke kantor. Sampai di kantor, Danish sudah disambut dengan para karyawannya.

"Assalamualaikum pak? Pagi pak Danish?" sapa para karyawan. Danish pun membalasnya dengan senyuman.

Saat Danish berjalan melewati ruangan Shajidah, terlihat sekilas Shajidah juga tidak sengaja melihat ke arah Danish. Selama di perjalanan Danish menuju ruangannya, Danish langsung terpikirkan perkataan sang istri, Aisyah yang menyuruh dirinya untuk menikahi Shajidah.

Saat Danish baru duduk di kursi putar di ruangannya, tak berapa lama kemudian Shajidah datang sambil membawa berkas-berkas penting punya kantor.

"Assalamualaikum pak Danish, maaf permisi. Ini berkas-berkas yang akan digunakan saat rapat nanti pak." ucap Shajidah pada Danish.

Terlihat Danish sekarang mulai merasa canggung dengan Shajidah, begitupun sebaliknya.
"Waalaikumsalam, taruh saja di meja saya!" ucap Danish menyibukkan dirinya dengan laptop.

"Baik pak." sahut Shajidah lalu menaruhkan berkas-berkasnya di meja kantor Danish.

"Saya permisi dulu pak." ucap Shajidah setelah menaruhkan berkas-berkasnya. Danish pun diam saja tanpa membalasnya.

Baru Shajidah ingin keluar dan membuka pintu ruangan Danish. Danish pun berterima kasih pada Shajidah.

"Terima kasih." ucap Danish pada Shajidah, walaupun Danish masih menyibukkan dirinya dengan Laptop.
Shajidah pun membalasnya dengan anggukkan kepala.

Setelah Shajidah keluar dari ruangan Danish, Danish pun masih terpikirkan dengan perkataan Aisyah. Aisyah meminta Danish untuk mencoba mencintai orang lain, walaupun itu sulit bagi Danish untuk membagi cinta pada orang lain, apalagi itu Shajidah yang selama ini menjadi sekretaris kantornya.

Saat jam mulai pukul empat sore, Danish masih meeting di kantornya. Pikiran Danish pun mulai tidak fokus lagi, karena tengah memikirkan Aisyah yang sudah pasti pulang kuliah dan menunggu Danish menjemputnya.

Setelah beberapa menit kemudian meeting pun selesai, Danish langsung bergegas menjemput Aisyah. Langit pun terlihat mulai mendung, pertanda bahwa hujan mulai turun.

Namun Danish malah terjebak, saat ingin mulai masuk ke parkiran yang penuh dan tidak lengang sama sekali. Akhirnya Danish memutuskan untuk sembarang parkir mobilnya, Danish pun langsung keluar dari mobilnya dan berlari ke halte yang biasanya Danish menjemput Aisyah.

Danish pun mulai mendekat pada halte yang biasa Aisyah menunggu dan terlihat Aisyah disana menunggu seorang diri dengan raut wajahnya seperti kelelahan.
"Aisyah? Maaf ya, aku telat jemput kamu."

"Enggak apa-apa kok mas Danish. Tapi kok mas Danish seperti kecapekan begitu? Mobil mas Danish dimana?" ucap Aisyah lalu melontarkan banyak pertanyaan pada Danish.

Tiba-tiba hujan deras pun mulai turun. "Nanti aku cerita. Sekarang kita pulang yuk!" ucap Danish lalu menarik lengan Aisyah untuk mengajaknya segera pulang.

Saat Danish mulai mengajak Aisyah berlari supaya hujannya tidak terlalu membasahi tubuh mereka berdua, Aisyah malah berhenti di pertengahan jalan menuju mobil Danish.

"Mas?" ucap Aisyah sambil menarik lengan Danish untuk menahan langkahan kaki Danish.

"Aisyah, ini hujan. Kita harus segera ke mobil!" ajak Danish sambil mengernyitkan dahi dengan tubuhnya yang mulai basah kuyup.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang