PART 19 : RUANG RINDU

62 4 0
                                    

Hari pun menjelang pagi, Shajidah terbangun dari tidurnya matanya pun mencari-cari keberadaan Danish di kamar namun tidak menemukan.

Shajidah pun mulai keluar dari kamarnya, lalu terlihat Danish yang masih tertidur pulas di sofa ruang tamu, Shajidah merasa tidak tega untuk membangunkan namun Shajidah pun tetap mencoba membangunkan Danish. Shajidah pun mulai menghampiri Danish yang masih tertidur pulas.

"Mas? Mas Danish?" ucap Shajidah membangunkan Danish dengan perlahan.

Danish pun mulai terbangun walaupun matanya masih sedikit terbuka.
"Aisyah? Kamu mau aku imamin salat ya?" ucap Danish yang masih setengah sadar.

"Mas Danish, aku Shajidah bukan Aisyah." ucap Shajidah sambil mengernyitkan dahinya.

Danish pun langsung terlonjak kaget dan mulai terbangun dari alam sadarnya. "Emm maaf Shajidah, saya kira." ucap Danish meminta maaf.

"Tidak apa-apa mas, Shajidah mengerti kok." ucap Shajidah dengan seulas senyuman.

"Lalu dimana Aisyah? Biasanya Aisyah yang membangunkan saya." ucap Danish mencari keberadaan Aisyah dan Danish belum terbiasa dengan keadaan yang sekarang.

"Mungkin masih di kamarnya mas, biar Shajidah panggilkan dulu." sahut Shajidah.

Danish pun menganggukkan kepalanya. Lalu Shajidah langsung pergi ke kamar Aisyah. Namun saat Shajidah masuk dan di dalam kamar Aisyah, Shajidah tidak menemukan keberadaan Aisyah. Shajidah pun langsung kembali ke ruang tamu untuk memberitahu pada Danish.

"Mas Danish, mas? Aisyah enggak ada di kamarnya." teriak Shajidah panik.

"Enggak mungkin, jangan bercanda!" ucap Danish dengan suara meninggi, lalu Danish langsung pergi ke kamar Aisyah dan disusuli Shajidah dibelakangnya.

Terlihat Danish sangat panik sekali, karena Aisyah memang benar tidak ada di kamarnya.
"Ya Allah zawjatii (istriku), Aisyah. Kamu dimana sih?" ucap Danish merasa kehilangan.

Shajidah merasa tak tega dengan Danish yang seperti itu. Saat Shajidah melihat sekeliling kamar Aisyah, mata Shajidah tertuju pada surat yang terselip di bawah bantal kamar Aisyah. Shajidah pun langsung mengambil surat tersebut.

"Mas?" panggil Shajidah sambil memberikan surat tersebut pada Danish.

Danish pun langsung segera membuka surat tersebut dengan tulisan tangan Aisyah. Danish pun mulai membaca dalam hati.

Dear, Imamnya Aisyah..
    Assalamualaikum?
          Melalui surat ini, Aisyah tak hentinya berterima kasih dan meminta maaf pada mas Danish. Terima kasih mas, sudah pernah hadir di dalam bagian hidup Aisyah. Mungkin tanpa Aisyah kenal dengan mas Danish, Aisyah mungkin akan tetap menjadi Aisyah dengan sifat yang kekanak-kanakannya yang tak pernah memikirkan masa depannya akan seperti apa dan mungkin Aisyah enggak pernah berpikir dewasa. Mas, maafkan Aisyah yang selalu merepotkan dan membuat mas Danish menjadi sakit.
          Mas, jangan khawatirkan Aisyah ya! Aisyah akan baik-baik saja. Jangan mencari Aisyah ya mas dan jangan bertemu Aisyah dulu, Aisyah butuh waktu untuk bersifat lebih dewasa lagi. Mas, mas Danish baru boleh bertemu dengan Aisyah asalkan mas Danish memberikan kabar hal baik tentang keturunan mas Danish dan Shajidah nanti.
          Mas, maaf untuk sementara waktu Aisyah tidak bisa menemani mas Danish kemana pun mas Danish pergi. Sebagai penggantinya, Aisyah serahkan semua kewajiban Aisyah sebagai seorang istri dari mas Danish pada Shajidah.
          Sekali lagi, kabulkan permintaan Aisyah ya mas! Belajar mencintai Shajidah dan mas Danish harus memiliki keturunan dari Shajidah. Aisyah akan menunggu kabar baik itu.
          Aisyah mencintai dan menyayangi mas Danish, sungguh. Dan seperti yang Aisyah bilang sama mas Danish, Aisyah akan selalu merindukan kebersamaan Aisyah dengan mas Danish.

Wassalamualaikum.
Love, Aisyah      
Pelengkap Imannya Danish..

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang