Sore hari senja mulai terlihat, Aisyah dan Danish tengah sibuk merapihkan barang-barang yang baru saja mereka pindahkan dari rumah Aisyah ke apartemen Danish.
Setelah merapihkan semua barang-barang mereka berdua dan menata barangnya dengan rapih, mereka berdua pun memutuskan untuk beristirahat.
"Mas? Kita istirahat dulu yuk sebentar!" ajak Aisyah pada Danish yang masih tengah sibuk merapihkan barang-barang dikardus berwarna cokelat berisi barang-barang milik Aisyah. Danish pun ikut Aisyah beristirahat di sofa ruang tengah.
"Mas, Aisyah pijit ya? Biar mas Danish badannya enggak pegal-pegal." tawar Aisyah pada Danish.
"Kamu kan juga kecapean. Udah enggak apa-apa, kita istirahat bareng aja ya!" tolak Danish lembut.
"Mas Danish? Maaf ya, kalau Aisyah belum bisa jadi istri yang baik buat mas Danish."
"Jadi diri kamu sendiri aja, Aisyah. Itu udah lebih dari cukup untuk menjadi istri yang baik buat aku."
"Tapi, Aisyah."
"Aku menikahi kamu itu bukan karena tapi, Aisyah. Aku menikahi kamu karena aku punya kekurangan dan kelebihannya itu ada di kamu." sahut Danish langsung.
"Mas Danish? Imamku. Aisyah mencintaimu, sungguh." ucap Aisyah lembut dan tulus.
"Aku lebih mencintaimu Yaa Zawjatii (Wahai Istriku)." jawab Danish tulus tersenyum manis pada Aisyah.
Aisyah pun merintihkan air mata. Danish melihat Aisyah mulai merintihkan air mata, Danish pun langsung ingin menghapus air mata Aisyah dengan jarinya, namun Aisyah menahannya.
"Jangan dihapus mas! Itu air mata kebahagiaan." ucap Aisyah menahan Danish. Danish pun terekekeh kecil.
"Aisyah?" panggil Danish.
"Iya mas?" tanya Aisyah lalu menatap Danish.
"Besok aku mulai kerja ke kantor, boleh?" izin Danish.
"Mas, masa iya suaminya mau cari nafkah enggak diizinin? Pasti boleh kok, mas." jawab Aisyah tersenyum.
"Kamu ikut ya!" ajak Danish.
"Insyaallah, mas." jawab Aisyah.
Aisyah baru ingin bangkit dari duduknya, Danish menahannya.
"Mau kemana?" tanya Danish penasaran.
"Ambil minum." jawab Aisyah mengernyitkan dahi sambil menunjuk ke arah dapur.
"Biar aku aja." sahut Danish lalu bangkit dari tempat duduknya, Aisyah pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
Danish pun langsung mengambilkan air minum untuk sang istri. Hanya saja, Danish membawakan air minum hanya satu gelas.
"Kok cuman satu?" tanya Aisyah mengernyitkan dahinya.
"Minum aja dulu!" perintah Danish tersenyum.
Aisyah pun langsung meneguk air minumnya tidak banyak.
"Mas Danish enggak minum?" tanya Aisyah yang masih menggenggam gelas ditangannya.
Danish pun langsung merebut gelas yang masih berisi air minum tersebut di tangan Aisyah dan meminumnya.
"Eh mas? Itu kan, gelas bekas Aisyah." ucap Aisyah panik sambil mengernyirkan dahi untuk menahan Danish untuk tidak meminumnya.
Danish masih saja meneguk air minum tersebut sampai habis.
"Kenapa? Kan udah sah. Enggak apa-apa dong ciuman sama istrinya sendiri walapun lewat perantara." ledek Danish dengan senyuman manisnya.
Mendengar perkataan Danish, Aisyah langsung membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
Aisyah pun terdiam sebentar. Danish mengernyitkan dahinya lalu menahan tawanya karena melihat tingkah laku sang istri.
"Bukan begitu mas. Maksud Aisyah tuh, kan ada gelas lain. Itu kan gelas bekas Aisyah, Aisyah jadi ngerasa enggak enak aja gitu sama mas Danish. Masa mas Danish minum dibekas gelas Aisyah." ucap Aisyah setelah membuka bungkaman mulutnya.
Danish hanya mendengarkan perkataan Aisyah dengan terkekeh. Aisyah merasa tersipu malu, pipinya mulai merona merah seperti tomat.
"Mas? Aku mau diimamin sama kamu." ucap Aisyah mengalihkan sambil menggigit bibir bawahnya.
"Itu boleh banget." sahut Danish sambil mendekatkan wajahnya dengan ke Aisyah.
Aisyah pun langsung bangkit dari tempat duduknya untuk melaksanakan ibadah salat maghrib berjama'ah lalu disusuli dengan Danish.
*****
*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~
Romansa~Terinspirasi dari lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah Aisyah Khansa seorang gadis perempuan sholehah yang baru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas di Madrasah Aliyah Negeri. Dirinya ingin melanjutkan kuliahnya di Universitas Islam Negeri...
