PART 23 : MARAH

68 5 0
                                    

Dan Danish pun mulai melepaskan pelukannya pada Aisyah. Aisyah pun langsung meminta maaf pada Danish.
"Mas? Maaf." ucap Aisyah merasa bersalah.

"Jangan pernah lagi ya! Aku enggak mau melepaskan kamu pergi lagi seperti ini."

"Maaf ya, mas. Aisyah cuman--" ucap Aisyah semakin merasa bersalah.

"Aku enggak mau bahas ini dulu, aku mau melepas kerinduanku sama kamu Aisyah." sahut Danish memotong pembicaraan Aisyah. Aisyah pun menganggukkan kepalanya.

"Kita pulang ya!" ajak Danish.

"Pekerjaan kamu?" tanya Aisyah bingung.

"Ada hal yang lebih penting dari pekerjaanku, Aisyah. Tanggungjawabku, pada zawjatii(istriku) Aisyah." jawab Danish tegas.

Danish pun mulai merapihkan tas jinjing yang biasa ia kenakan setiap ke kantor, setelah merapihkan Danish pun menggandeng Aisyah untuk segera pulang ke apartemen mereka.

Saat menuju keluar kantor, tak lupa Danish meminta izin pada karyawan-karyawan kantornya.
"Assalamualaikum, semuanya? Mohon maaf saya pulang lebih dulu, karena ada sasuatu hal yang tidak bisa saya tinggal. Untuk nanti yang membutuhkan saya selama hari ini saya tidak hadir, akan digantikan sementara oleh manager saya Reihan. Mohon pengertiannya, terima kasih. Wassalamualaikum." pamit Danish dengan tegas dan sopan.

Danish pun segera keluar dengan Aisyah, namun Aisyah tidak melupakan koper miliknya yang ia titipkan dengan satpam di kantor Danish tadi.
"Sebentar, mas!" Aisyah menahan langkah Danish sambil melepaskan gandengan tangannya pada Danish.

"Kenapa?" tanya Danish mengernyitkan dahi.

"Aisyah kesini bawa koper, tapi Aisyah titip ke pak Yayan satpam kantor sini. Sebentar ya mas, Aisyah mau ambil dulu." ucap Aisyah pada Danish. Danish pun menganggukkan kepalanya, mengerti.

Dan Aisyah pun segera berjalan ke pos satpam lalu mengambil kopernya.
"Assalamualaikum? Permisi pak Yayan, saya mau ambil kopernya yang tadi."

"Waalaikumsalam, oh iya bu Aisyah tunggu sebentar." jawab pak Yayan lalu mengambil koper milik Aisyah dan memberikannya pada Aisyah.

"Terima kasih ya pak, maaf merepotkan." ucap Aisyah pada Pak Yayan.

"Iya tidak apa-apa bu Aisyah, tidak merepotkan kok." jawab pak Yayan.

"Saya pamit ya pak, assalamualaikum?" pamit Aisyah dikahiri dengan senyuman.

"Oh iya bu, waalaikumsalam." jawab pak Yayan lalu tersenyum.

Aisyah pun membawa kopernya dengan mendorongnya lalu menyusuli Danish yang tidak jauh dari pos satpam.

"Sudah? Ada lagi?" tanya Danish pada Aisyah yang baru datang menghampiri Danish.

"Sudah mas Danish." jawab Aisyah lalu tersenyum pada Danish.

Danish pun langsung menggandeng tangan Aisyah lagi dan membawakan koper milik Aisyah. "Biar aku bawa."

Saat dipertengahan perjalanan menuju apartemen, Aisyah merasa tidak enak hati dengan Danish karena tiba-tiba Danish langsung mengajak dirinya untuk segera pulang padahal yang Aisyah tahu, Danish masih ada jam kantornya. Aisyah pun berniat untuk menanyakan hal itu pada Danish.

"Mas? Mas Danish beneran enggak apa-apa, main keluar kantor begitu saja? Padahal ya, yang Aisyah tahu mas Danish bukannya masih ada jam di kantor ya?"

"Dari tadi kamu masih memikirkan itu saja, zawjatii(istriku)?" tanya Danish mengernyitkan dahi.

"Salah, ya? Kalau begitu ya sudah, bahas yang lain saja deh." jawab Aisyah merasa bersalah. Danish pun terkekeh lalu tersenyum pada Aisyah.

"Mas Danish kenapa tertawa? Ada yang lucu dari omongannya Aisyah?" tanya Aisyah bingung sambil mengernyitkan dahinya.

"Oh bukan-bukan begitu, maksudnya tuh kenapa kamu enggak tanya hal lain saja? Misalnya seperti tanya; gimana keadaan suami kamu, selama kamu enggak ada?"

"Sama saja Aisyah salah mas Danish, maafin Aisyah ya selalu buat salah sama mas Danish." sahut Aisyah lalu menundukkan kepalanya dengan berlinangan air mata.

"Hey, Aisyah? Kamu nangis?" tanya Danish sambil menyentuh wajah Aisyah dengan tangan kirinya dan tangan kanannya tetap menyetir sambil sekilas melihat Aisyah lalu melihat jalan berulang kali.

Aisyah pun tak menjawab pertanyaan Danish dan Danish pun memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan yang terlihat kosong.

"Aisyah?" panggil Danish. Aisyah pun langsung memeluk Danish.

"Mas maaf, Aisyah tahu Aisyah salah tapi Aisyah malah tetap melakukan kesalahan itu. Mas-Mas Danish boleh marah sama Aisyah. Aisyah ikhlas karena ini juga kesalahan Aisyah sendiri." ucap Aisyah sambil menangis dipelukkan Danish.

"Itu adalah hal yang luar biasa Aisyah, berani meminta maaf karena kesalahan yang dilakukan sendiri. Suamimu bangga denganmu. Boleh aku marah denganmu?"

Aisyah langsung melepaskan pelukannya pada Danish dan Aisyah menganggukkan kepalanya dengan seulas senyuman.

Aisyah pun memejamkan matanya, dengan wajah yang menghadap ke Danish. Danish pun langsung mencubit hidung Aisyah dengan lembut dan penuh manja.

Aisyah pun langsung membuka matanya dan merasa kebingungan dengan tingkah Danish. "Terima kasih, sudah boleh memarahimu." ucap Danish lalu tersenyum lebar pada Aisyah.

Aisyah hanya terdiam dan matanya membuka dengan lebar karena merasa terkejut dengan ucapan Danish.
"Mas? Sudah marahnya?"

"Iya, sudah. Mau dimarahin lagi?" ucap Danish dengan nada ledekannya sambil tersenyum manis.

Aisyah pun hanya terdiam sambil tersenyum lebar yang begitu manis pada Danish.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang