PART 24 : PENUH KEBAHAGIAAN

98 4 0
                                    

Sesampai di depan kamar apartemen, Danish dan Aisyah pun segera masuk ke dalam.
"Assalamualaikum?" ucap Danish dan Aisyah bersamaan.

"Waalaikumsalam." jawab Shajidah lalu mencium punggung tangan Danish dan Danish mencium kening Shajidah.

Shajidah pun merasa terkejut dengan kedatangan Aisyah.
"Aisyah? Masyaallah, akhirnya kamu kembali juga ke apartemen ini." ucap Shajidah sambil bersalaman lalu memeluk Aisyah walaupun sedikit terhalang dengan perut kandungan Shajidah yang sudah membesar. Aisyah hanya tersenyum pada Shajidah.

"Shajidah maaf aku kesini tidak membawa apa-apa untukmu dan mas Danish." ucap Aisyah merasa tidak enak.

"Ya ampun Aisyah, seperti sama siapa saja. Tidak apa-apa Aisyah, lagi pula kamu kan istri mas Danish kenala harus bawa apa-apa? Aisyah, mas Danish pasti lebih menginginkan kamu kembali kesini." sahut Shajidah dikahiri dengan senyuman.

"Yang dibilang Shajidah benar Aisyah, kamu jangan merasa tidak enakan dengan suamimu sendiri dan juga Shajidah" jawab Danish lalu merangkul Aisyah.

"Oh iya, Aisyah aku hanya masak sop ayam kesukaan mas Danish. Kalau kamu tidak suka, aku bisa masakin. Kamu mau apa?" ucap Shajidah lalu bertanya pada Aisyah.

"Enggak apa-apa, makanan kesukaan mas Danish juga aku suka." ucap Aisyah sambil tersenyum manis.

"Iya Shajidah, kebetulan Aisyah dan aku juga memiliki kesukaan yang sama." sahut Danish sambil tersenyum ke arah Aisyah dan Shajidah bergantian.

"Oh baiklah kalau begitu, aku buatkan minum saja ya." tawar Shajidah.

"Enggak perlu repot-repot Shajidah. Kamu sedang hamil kan, jangan sampai kelelahan. Kalau buat minum, insyaallah aku bisa buat nanti kalau aku sedang haus." tolak Aisyah sopan.

"Ya sudah kalau begitu, Aisyah." ucap Shajidah pasrah. "Emm mas Danish, mulai malam ini mas Danish boleh tidur bersama Aisyah." lanjut ucap Shajidah pada Danish.

Danish terdiam sambil mengernyitkan dahi. Aisyah dan Danish pun saling melirik satu sama lain.

"Shajidah, yang sangat membutuhkan mas Danish itu Shajidah. Jadi, tidak apa kalau mas Danish tidur bersama Shajidah." jawab Aisyah menolak.

"Tapi Aisyah, yang dibutuhkan mas Danish sekarang itu kamu. Aku enggak apa-apa kalau mas Danish tidur bersama kamu, Aisyah." sahut Shajidah sambil melirik ke arah Danish sekilas.

"Emm tap--" baru saja Aisyah ingin menolak lagi, Shajidah menahannya dengan memotong pembicaraan Aisyah.

"Jangan menolak ya, Aisyah. Aku mohon kabulkan permintaanku, boleh?" tanya Shajidah.

Aisyah pun terdiam dan menatap wajah Danish dan Shajidah dengan bergantian. Dan Aisyah pun pasrah untuk tidak lagi menolak permintaan Shajidah.

Aisyah menganggukkan kepalanya dan Shajidah pun tersenyum lebar.
"Terima kasih, Aisyah." ucap Shajidah pada Aisyah.

Aisyah pun menjawabnya dengan senyuman manis yang dimilikinya, lalu Shajidah memutuskan untuk pamit pergi ke kamarnya lebih dulu.
"Ya sudah, mas Danish? Aisyah? Aku pamit ke kamar duluan ya, assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam." ucap Aisyah dan Danish bersamaan.

Shajidah pun langsung pergi ke kamarnya.
Danish dan Aisyah masih terpaku diam di ruang tamu dan Aisyah pun merasakan ada keganjalan namun Aisyah tidak tahu keganjalan dihati Aisyah itu apa.

"Mas? Kok perasaan aku tiba-tiba tidak enak." ucap Aisyah sambil mengernyitkan dahi pada Danish.

"Memang kenapa, Aisyah? Kamu tidak enak badan?" tanya Danish, memastikan.

"Emm bukan itu. Seperti ada gimana ya mas, Aisyah bingung jelasinnya gimana." sahut Aisyah yang masih kebingungan dengan perasaannya.

"Sudah. Mungkin, hanya perasaan kamu saja atau kamu sedang kelelahan." ucap Danish mencoba menenangkan Aisyah.
"Oh iya, zawjatii(istriku) ini pasti belum makan. Aku ambilkan makanan untuk kamu ya?"

"Mas enggak usah, Aisyah bisa sendiri. Aisyah enggak mau merepotkan."

"Hanya ambilkan makanan. Merepotkan darimana, Aisyah?"

"Ya-ya pokoknya emm.." belum selesai Aisyah berbicara, Danish sudah pergi ke dapur untuk mengambilkan makanan untuk Aisyah.

Setelah mengambilkan makanan dengan minuman untuk Aisyah, Danish langsung menghampiri Aisyah di ruang tamu.
"Zawjatii(istriku) makan dulu ya!" perintah Danish sambil memberikan makanan pada Aisyah.

"Kok cuman satu? Mas Danish, mana?" tanya Aisyah.

"Aku liat kamu makan aja, sudah cukup kenyang kok." jawab Danish dengan candaan.

"Mas, serius." ucap Aisyah sebal.

"Aku masih kenyang, zawjatii(istriku)." jawab Danish.

"Kapan terakhir makan?" tanya Aisyah seperti mencurigakan Danish.

"Hmm." ucap Danish sambil berpikir untuk mengingat kapan dirinya terakhir makan, rasanya Danish melupakan itu.

"Sekarang, aku suapin mas Danish ya!" ucap Aisyah smabil menyodorkan sendok yang berisi makanan ke mulut Danish.

"Zawjatii(istriku) kamu saja dulu yang makan, aku bisa nanti." tolak Danish.

"Mas, Aisyah enggak akan kenyang kalau mas Danish belum makan." sahut Aisyah tak mau kalah.

"Kok bisa?" tanya Danish bingung.

"Iy-iya enggak tahu, pokoknya emang begitu mas." jawab Aisyah gugup.

"Sebentar aku baca doa dulu." ucap Danish pada Aisyah. Danish pun mulai membaca doa sebelum makan dan Aisyah pun ikut membaca doa bersama Danish.

Setelah itu Danish dan Aisyah pun makan bersama, sampai-sampai mereka berdua pun tidak menyadari kehadiran Shajidah yang mengintip kemesraan mereka berdua dari arah dapur. Shajidah pun turut bahagia melihat Danish dan Aisyah bersama kembali.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi


BUKAN Aisyah Istri Rasulullah ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang