14

2.1K 212 7
                                    


Berhubung besok udah masuk bulan ramadhan, aku minta maaf ya atas semua kesalahan aku:')
Stay safe ya kalian, tetep semangat walaupun ramadhan kali ini nggak akan kayak bulan ramadhan bisanya^^

Dan untuk cerita ini, selama bulan ramadhan aku bakal update setelah buka puasa ya gaes:')

Bukan apa-apa, cumakan ini cerita married life, jadi bakal kerasa hambar aja gtu kalo nggak ada adegan mesra yang beneran mesra:').

Oke itu aja^^

Happy readding^^



"Kenapa lo?" Jaemin mengambil duduk di bangku samping bangsal. Ia memandang Lee Jeno yang masih terbaring dan tak sanggup untuk mendudukkan tubuhnya sendiri, dengan tatapan biasa, seolah tak ada yang terjadi.

"Di keroyok."

"Lagian tawuran sendirian, ya kalahlah bego." Percayalah di balik ucapan Jaemin yang selalu terdengar nyeleneh, ada rasa khawatir yang masih menyelimuti hati pria tampan bermarga Na tersebut.

Sempat mengatur napasnya yang terasa sedikit sesak, Jeno mendengus, "gue nggak tawuran, lo kata gue bocah SMA?"


"Hobi lo sejak SMA emang itu kan, Jen?"

"Bacot." Pria dengan luka lebam di wajah itu melengos, membuang pandangan kearah lain.

Kejadian dua hari yang lalu masih mendominasi pikiran pria itu.

Semuanya berawal dari Lee Jeno yang hendak kembali ke apartemen lebih awal dari biasanya.

Siang itu, dia merasa ada sedikit keanehan. Biasanya, jalan yang ia lalui selalu ramai dan walaupun keadaannya sedang lengang, pasti ada satu atau dua kendaraan yang melintasi jalanan tersebut. Tapi siang itu, tidak ada sama sekali.

Jalan di daerah gangnam itu lengang, tak ada satupun kendaraan yang melintas.

Meski memiliki firasat buruk, Lee Jeno tetap pada keputusan awalnya, ia pulang lebih awal, tak peduli dengan hatinya yang seolah melarang.

Selama mengendarai mobilnya, perasaan Lee Jeno semakin tidak karuan. Seperti ada sesuatu yang bergejolak, tapi entah apa.

Dia ingat betul saat sepasang obsidian selegam gagak miliknya itu menangkap sesosok pria yang terkapar di dengan jalanan yang lengang. Pria itu tak bergerak sama sekali, seperti korban tabrak lari.

Mobilnya masih jauh dari tempat dimana pria itu terkapar, tapi Jeno dengan segera menghentikan mobilnya kemudian keluar dari sana.

Ia berlari kecil untuk menghampiri pria itu. Dia mencoba menyadarkannya dan berniat membantu. Namun siapa sangka, orang yang ia kira tak sadarkan diri itu malah meninju wajahnya dengan sangat keras hingga Lee Jeno tersungkur.

Tak lama setelahnya, empat pria lainnya datang tepat setelah Lee Jeno berdiri. Mereka menyerangnya. Meski sempat melawan dan dianggap tangguh, pada akhirnya Lee Jeno tumbang juga setelah salah satu dari mereka yang membawa stick baseball memukul Lee Jeno tepat di dada sebelah kirinya—

"Akh-" Lee Jeno memegangi dada sebelah kirinya yang terasa di hantam sesuatu, efek bayangannya. Pria tampan itu mencoba menetralkan napasnya.

"Jen, gapapa?"

Jeno menggeleng sebelum akhirnya kembali menatap Sang sahabat yang kini memperlihatkan sebuah kekhawatiran, "nggak, gue cuma kepikiran."

Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang