23

1.6K 173 23
                                    

Play apa aja yang bisa bikin kalian mood baca^^

Happy reading^^



Helaan napas pendek, menjadi penguatnya ketika ia hampir sampai di depan pintu rumah yang kecil itu.

Dalam hati, ingin sekali rasanya ia berlari tanpa ragu dan segera membuka pintu itu bahkan sebelum Sang ayah yang membukakannya. Tapi, dia tidak memiliki cukup keberanian untuk itu.

Yoon eun telah larut dalam rasa bersalahnya. Ya, perkataannya terhadap Sang ayah di hari itu pasti sangat menyakiti perasaan papanya. Yoon eun sadar akan itu.

Dia sadar, seharusnya tidak pernah mengatakan hal itu dan menerima permintaan maaf papanya. Bukankah itu mudah?

Pada akhirnya, Yoon eun benar-benar sadar bahwa dirinya tak bisa membenci seseorang.

Sampai tepat di depan pintu, Seo Yoon eun menurunkan pandangannya untuk memandang perut buncitnya. Lantas, mengelusnya pelan, "Kamu udah siap ketemu kakek?" Tanyanya sebelum menggunakan tangan kurusnya itu untuk mengetuk pintu kayu tersebut.

Menarik napas pelan, Seo Yoon eun menempelkan kepalan tangannya pada pintu berbahan dasar kayu yang terasa dingin itu. Belum ia menemui Sang ayah, air mata sudah menggenang bola matanya yang jernih.

Rasa ragu seolah menghalanginya untuk mengetuk pintu itu. Kali ini, dia tak ingin menyerah pada rasa itu.

Tok

Tok

Tok

Kedua kelopak mata yang dihiasi bulu mata yang lentik itu menyembunyikan bola mata yang telah tergenang air tersebut sehingga dua bulir lolos begitu saja.

Hatinya yang serasa diremat, seolah mendorong air matanya agar terus menerobos keluar.

Suara derap langkah seseorang dari balik pintu, membuat Seo Yoon eun sedikit menegang. Kedua matanya yang basah itu seolah enggan untuk terbuka dan malah terpejam semakin erat, kepalanya menunduk.

Suara deritan pintu yang terbuka pun terdengar jelas. Udara yang hangat dan aroma khas rumah kayu menyusul kemudian.

Seo Yoon eun berusaha menguatkan hatinya. Memberanikan diri untuk menatap seseorang yang tengah berdiri tepat di depannya yang dia yakini bahwa itu adalah papanya.

Perlahan, wajah cantik yang terlihat sendu itu nampak jelas—

"Nyonya Lee?" Seo Yoon eun tersentak mendengar suara yang tak terdengar seperti suara Seo In gook.

"Sekertaris Huang?"

Dua orang itu berbeda tinggi badan itu sama-sama terkejut.

Kedatangan Seo Yoon eun ke kediaman mendiang Seo In gook, membuat Renjun bertanya-tanya.

Begitu juga dengan keberadaan Renjun di tempat yang ia yakini tempat tinggal Sang ayah, membuat Yoon eun tak kalah bertanya-tanya.

"Ny-nyonya Lee, apa yang membawa anda kemari?"

Tanpa memedulikan pertanyaan yang di lontarkan oleh sekertaris pribadi Sang suami, Seo Yoon eun balik melemparkan pertanyaan, "Sekertaris Huang, kenapa anda disini? Kenapa anda bisa ada di rumah papa saya?" Perkataan Yoon eun dengan suara paraunya membuat napas Huang Renjun seakan terhenti. Bulu halus di sekujur tubuhnya terasa meremang.

Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang