Happy reading^^
Srek!Tangan pria bertuksedo hitam itu melepas paksa lakban yang menutup rapat seluruh permukaan bibir anak itu.
Anak laki-laki itu mengaduh. Itu menyakitkan. Apalagi, lelaki yang lebih dewasa itu menariknya tanpa kelembutan sama sekali.
Kedua mata sipit itu tak bergulir. Park Jisung menatap pria yang telah menyanderanya selama tiga hari tersebut.
Si pria yang sempat membuat Park Jisung terkejut dan tak menyangka itu, masih menatapnya dengan tatapan yang sama.
Dingin, datar dan tanpa ekspresi. Namun, Park Jisung dapat menangkap kemarahan besar yang tersembunyi di balik raut wajah tenang yang ia kenakan sebagai topeng pelindung itu.
Jisung tidak mengerti. Kenapa pria ini harus merasa sangat marah terhadapnya? Seingat Jisung, ia tak pernah melakukan kesalahan apapun terhadap orang ini.
Tangannya yang di ikat kencang kebelakang, sudah terasa sangat pegal dan sakit. Mungkin ada beberapa luka goresan disana.
"Saya mohon, kak, lepasin saya..." anak remaja itu memohon. Matanya yang sudah terlihat begitu lelah itu menatap sepasang mata yang menatapnya dengan datar.
"Nggak, sebelum kakak lo yang dateng kesini."
"T-tapi, kak Yoon past—"
"Uh oh, bukan dia. Orang sebaik Yoon eun, nggak pantes dianggap kakak sama lo." Pria itu, Na Jaemin.
"M-maksudnya?"
"Lo bahkan nggak mikirin dia saat ini, iyakan? Yang lo pikirin adalah cara biar kakak kandung lo tetep aman." Penuturan Na Jaemin yang rupanya benar itu membuat Jisung menahan napasnya sesaat, "sekarang kasih tau gue, dimana kakak lo dan apa rencananya?" Tak ingin menjawab, Park Jisung membuang pandangannya kearah lain, ia tak ingin berkontak mata dengan Na Jaemin.
Di raihnya pipi anak itu, kemudian ia tolehkan wajah anak itu secara paksa.
Park Jisung mengerang tertahan ketika Na Jaemin sengaja menekan luka memar di wajahnya. Lantas, sepasang sorot Jaemin menajam. Sangat tajam hingga membuat Park Jisung merasa sesak napas.
"Saya nggak tau dimana dia."
"Boong amat," kini Jaemin mulai geram. Jemari kekarnya mencengkram rahang Park Jisung kuat-kuat sehingga kening anak laki-laki itu terlihat mengkerut begitu dalam karena menahan rasa sakit.
Na Jaemin tak peduli jika anak ini akan kesakitan, karena dia juga tidak peduli dengan kedua kakaknya -Lee Jeno dan Seo Yoon eun- yang keselamatan dan nyawanya terancam.
Jaemin tertawa sarkastik, "kalau lo nggak ngasih tau gue dimana dan apa rencana kakak lo, berarti lo emang nggak peduli kalau kakak angkat lo mati di tangan kakak kandung lo." Mendengar kata menyeramkan baginya, Bulu halus di tubuh Park Jisung meremang di barengi dengan pupilnya yang mulai gemetar.
Ya, itu benar. Dia memang tahu bahwa kakak kandungnya Park Kyungri, berusaha membunuh kakak angkat dan kakak iparnya. Tapi dia bukannya tidak peduli, dia hanya memiliki cara sendiri.
"Yoon eun bahkan udah ngelakuin segalanya demi kebahagiaan lo. Tapi apa? Ini balesan lo? Surga buat dia? Hah! Bego!" Na Jaemin masih menatap anak laki-laki yang kedua matanya mulai memerah itu dengan sarkas, "gue yakin kalau sifat nggak tau diri lo ini nurun dari Si Kyungri sialan itu."
Lalu, wajah Na Jaemin mendekat, "atau.. emang didikan dia?"
....
"Kamu udah janji nggak akan lebih dari setengah jam. Jadi, cepetan aku nggak mau sampai suami kamu tau dan aku jadi bulan-bulanannya." Wanita berparas menawan bak seorang putri yang duduk di balik kemudi itu, mengingatkan Seo Yoon eun agar ia tak lupa dengan perjanjian awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI)
Fanfiction˝Mari bersama selamanya.˝ NCT√ LEE JENO√ GAJE√ BAKU NON BAKU√ MATURE KONTEN√ Disarankan untuk membaca versi pertama terlebih dahulu. -2020 ⓒyoonpcy