15

2K 200 20
                                    

Bentar-bentar, narik napas dulu^^

Di mohon baca pas sudah buka puasa ya teman-teman, karena part ini sedikit nganu^^

Happy reading^^



"Sial! Kenapa mobil itu ngikutin aku terus?!" Wanita cantik yang mengendarai mobil mewah berwarna putih itu mengeluhkan kekesalannya.

Entah sudah berapa lama waktu yang ia buang hanya untuk kejar-kejaran dengan orang yang mengendarai mobil tepat di belakangnya ini.

Membuang napas kasar, kaki yang di alasi high heels berwarna hitam itu menginjak pedal gas yang sebenarnya sudah ia injak dalam sedari tadi.

Mobil yang di kendarai Park Kyungri bertambah cepat, mobil itu melesat membelah jalanan seoul yang lengang.

Jalan hari ini lengang selengang-lengangnya, dan Park Kyungri punya firasat buruk tentang itu.

Park Kyungri melirik spion, sebuah senyum kemenangan pun di ulas Park Kyungri di wajah cantiknya.

Pandangannya terfokus kembali pada jalanan, seketika jantungnya berdebar kencang kala sepasang matanya melihat mobil hitam yang sedari tadi kejar-kejaran dengannya, berada tak jauh dari mobilnya yang melaju dengan kecepatan tinggi.


Ckittt!



Napasnya berembus tak beraturan setelah ia berhasil menghentikan mobilnya, tepat di depan pintu mobil hitam tersebut.

Sial! Dirinya bisa mati jika tidak segera menginjak pedal rem.

Wanita itu memukul setir sekeras mungkin untuk meluapkan kekesalannya, "Sial!" Mata bersorot tajam itu menangkap sesosok pria bertubuh tinggi yang keluar dari mobil tersebut.

Kyungri menggeram tertahan, kedua tangannya mengepal erat, "Dia lagi," Desisnya.

pria tampan ber tuksedo cokelat gelap itu berjalan menghampiri mobilnya, "keluar." Katanya sembari mengetuk kaca mobil Park Kyungri dua kali.

Meski tak terdengar, Kyungri dapat membaca gerakkan bibir pria tersebut.

Ah sial! Kenapa pria ini suka sekali berurusan dengannya?!

Melepas seatbeltnya, Park Kyungri keluar dari mobil, "kamu gila, ya?" Suaranya saat kedua pasang mata itu bersitatap.

Lalu, Sang pria mendecih geli, "adapun kalau saya gila, saya tidak akan berhenti, dan terus menerobos pagar pembatas jalan." Seketika tubuh Park Kyungri menegang kala pria jangkung itu mendekatkan tubuhnya.

"Kenapa kamu senang sekali berurusan dengan saya, Na Jaemin?"

Pria yang di sebut namanya itu mundur dua langkah, kemudian memasukan tangannya ke saku celana bahannya yang berwarna cokelat.

"Tidak senang, tapi harus."

"Maksudmu?"

Jaemin tergelak, entah apa yang lucu, kening Kyungri mengkerut samar.

"Lupakan. Ngomong-ngomong, kamu ingat tempat ini? Tepatnya ujung jalan sana,"

Perkataan Jaemin seakan memaksa Park Kyungri untuk mengikuti arah pandangannya.

Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang