16

2.1K 200 18
                                    

Tenang-tenang, aku nggak bakal bikin konflik berat Kok di book ini^^

Happy reading^^






"Bagaimana keadaan perusahaan selama saya tidak ada?"

Perbincangan itu kemudian menjadi perbincangan serius dan berat. Topik yang mereka angkat mengenai keadaan perusahaan setelah adanya tindakkan penggelapan uang oleh salah satu petinggi perusahaan.

Huang Renjun selaku sekertaris pribadi Lee Jeno, siap untuk menanggapi pembicaraan ini.

"Semua sudah mulai berjalan dengan baik lagi, CEO Lee. Hanya saja sepertinya kita harus segera mencari seseorang untuk mengisi posisi yang kosong itu."

Sebenarnya Huang Renjun meraasa sedikit tidak enak karena harus membebani pikiran Sang atasan yang kini masih belum sehat betul.

"Dia mengundurkan diri?"

"Kalau soal itu, saya masih ragu. Tapi sudah beberapa minggu ini dia tidak masuk kantor."

Lee Jeno menghembuskan napas pendek, "Bagus, jadi saya tidak perlu memecatnya."

"Eh- bagaimana keadaan anda, pak? Apa sudah baikkan?" Huang Renjun sudah tak ingin membebani pikiran pria itu sekarang.

Pria itu mengulas senyum, "ya, tentu. Ngomong-ngomong, kamu tidak perlu seformal itu."

Huang Renjun tertawa kikuk. Bagaimana tidak kaku, ekspresi Lee Jeno yang selalu menunjukkan betapa tegasnya pria itu, selalu membuat Huang Renjun merasa seperti sedang berada di kantor.

"Maaf," Renjun menggaruk tengkuknya.

Lagi, Lee Jeno membuang napas pelan, "Manajer Min, saya bener-bener nggak nyangka."

Yang di maksud Lee Jeno adalah Min Yoongi. Manajer keuangan kepercayaannya, yang ternyata malah menodai kepercayaan yang dia berikan dengan menggelapkan sejumlah uang. Tentunya dengan jumlah yang tidak  sedikit.

....

Hatinya mencelos ketika pandangannya terfokus pada satu objek di sana. Rumah kecil yang terhimpit oleh bangunan-bangunan besar di samping. Rumah itu terlihat ya—sedikit kumuh, dan tak terawat.

Apa Lee Hangyul sedang membohonginya sekarang? Mana mungkin papanya yang katanya sudah sukses, tinggal di tempat seperti ini?

Katakan bahwa Yoon eun tidak percaya, perempuan bersurai kecoklatan itu mengalihkan pandangannya pada Hangyul, menatap sepasang obsidian legam itu dengan menuntut. Menuntut penjelasan.

"Han, kamu nggak lagi bohongin aku, kan?" Lee Hangyul selaku oknum yang di tatap, membuang pandangannya ke depan, "Hangyul jawab!" Seo Yoon eun berseru, keningnya mengernyit begitu dalam sehingga alisnya nyaris menyatu.

"Maaf, tapi aku nggak bohong, Yoon," menarik napas sejenak, "ini memang rumah Om In gook."

"T-tapi.. bukannya dia udah sukses? Dia hidup enak?" Lee Hangyul nampaknya tengah mempersiapkan diri untuk menjelaskannya pada Yoon eun. Pelan-pelan saja, Hangyul mulai merangkai kata.

"Iya memang, dia pernah menjadi orang sukses yang memiliki segalanya. Tapi kesuksesannya itu gak berlangsung lama, perusahaannya mengalami kerugian besar. Dan mau gak mau, dia harus gulung tikar." Seketika Yoon eun bungkam.

Seo Yoon eun merasa serba salah sekarang. Dia sangat menuntut penjelasan dari Hangyul, tapi kenapa saat Hangyul menjelaskannya dengan rinci dia malah kecewa?

Hangyul tau banyak tentang ayahnya, tapi Kenapa Hangyul tak pernah membagi informasi itu dengannya? Seolah lelaki itu menutupi semuanya.

"Kenapa kamu tau banyak tentang papa?" Perempuan itu berucap tertahan, menahan segala kekesalan dan kemarahan yang kini membeludak dalam dirinya.

Hangyul tercekat ketika sepenggal kalimat tanya itu mencolek indra pendengarannya, "aku.. aku cuma nggak mau pikiranmu semakin terbebani Yoon."

Sepasang netra jernih yang kini mulai memerah dan di genangi air yang siap meluncur itu menatap Hangyul, menatap dengan tatapan yang menunjukan betapa kecewanya Yoon eun saat ini.

"Aku mau pulang." Pernyataan menuntut itu menguar dari bibir Seo Yoon eun yang mulai gemetar samar. Semudah itu dia menangis.

Hangyul yang tampaknya mengerti bagaimana perasaan Yoon eun sekarang, memilih menuruti permintaan Sang sahabat tanpa melontarkan pertanyaan apapun lagi.

Hangyul sempat menahan napas ketika melihat Yoon eun menjatuhkan air matanya lagi. Dia sadar, bahwa dirinya memang salah.

Seharusnya Hangyul memberitahukannya dari awal. Tapi— sudahlah, semuanya sudah terlanjur.

Dengan perasaan bersalah bagaikan kabut yang menyelimuti hatinya, Hangyul menjalankan mobil hitam itu.

....

"Ide lo terlalu gila, Jaemin!"

Kening wanita cantik itu mengkerut, kerutannya tampak nyata seiring dengan matanya yang kian melebar.

"Nggak ada cara lain kalo kita emang mau nyelametin Jeno sama Yoon eun, cuma itu caranya." Lee Nancy menghembuskan napasnya kasar, wanita itu tidak habis pikir dengan Jaemin.

Pria itu baru saja memberitahukan idenya pada Nancy. Entah Setan apa yang tengah merasuki Na Jaemin sekarang ini, sehingga Jaemin berani berpikiran sejahat itu.

Nancy memijat pelipisnya, Jaemin yang kini menatapnya dengan tatapan setenang itu, malah membuat kepalanya semakin pening, "cari cara lain, Jaemin! Jangan gila!"

"Gila gimana maksud lo? Biasa aja."

"Itu tindakkan kriminal!" Lee Nancy menunjukan bahwa dia tidak setuju dengan Ide gila Na Jaemin yang bisa saja menyeret keduanya kedalam penjara.

Mereka ingin memasukkan seseorang ke dalam penjara, bukannya ingin menjebloskan diri sendiri kedalam penjara.

"Kriminal gimana maksud lo? Kita nggak akan bunuh dia kok, kita cuma butuh dia buat mancing Kyungri keluar."

....

Sepasang obsidian dengan sorot setajam elang itu memerhatikan sesosok pria yang kini tengah berbaring di atas bangsal. Sorot mata pria itu semakin menajam kala melihat pria yang dia perhatikan lewat kaca pintu rumah sakit itu dapat bergerak, bergerak kemudian berjalan kearah kamar mandi.

Tangannya mengepal erat, matanya memandang pria yang tidak sadar tengah di perhatikan olehnya itu dengan tatapan yang menunjukkan bahwa ia sangat ingin membunuh pria itu sekarang.

Min Yoongi.

Pria itu semakin bertekad untuk membunuh pria yang pernah menjadi atasannya. Lee Jeno.

Ia tahu Lee Jeno akan mengusik kehidupannya di kemudian hari. Min Yoongi tentu tahu pria seperti apa Lee Jeno itu.

Pria itu juga.. pendendam. Ya, sama sepertinya.

Jika ia ingin hidup tenang, maka ia harus melenyapkan Lee Jeno dari muka bumi ini. Sebelum Lee Jeno yang melenyapkannya lebih dulu.


Tbc

Ini double btw:)








Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang