19

1.8K 184 40
                                    

Gada adegan manisnya, maafkan aku:(

Happy reading^^





Pria bertubuh tegap itu menghela napas gusar. Punggungnya yang terasa pegal, ia sandarkan pada sandaran sofa yang ia duduki.

Ia pijat pelipisnya itu. Kepalanya terasa berdenyut karena tidak berhenti memikirkan Jisung yang belum kunjung ia temukan keberadaannya.

Selain itu, keadaan istrinya yang selalu menangis karena khawatir dengan keadaan Sang adik, juga menjadi hal yang paling ia pikirkan.

Yoon eun sedang hamil, tapi kenapa malah banyak masalah yang menghampiri mereka? Jika masalah itu hanya melibatkan dirinya, mungkin Lee Jeno tidak akan merasa segelisah ini.

Seharusnya Seo Yoon eun tidak dihinggapi beban pikiran seberat ini.

Dengan keadaannya yang sedang hamil seperti sekarang ini, Yoon eun sudah semestinya tak memiliki beban apapun dan menikmati masa kehamilannya.

Tapi nyatanya apa? Hhh, inilah alasan kenapa Lee Jeno tidak menonton Drama yang di tayangkan di televisi. Hidupnya sudah cukup penuh Drama. Jadi ia rasa, dirinya sudah tak membutuhkan bumbu Drama kehidupan lagi.

Ia tak memiliki suasana hati yang baik hari ini. Itulah sebabnya Lee Jeno tidak bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Ia pikir, hari ini dia tidak akan masuk kerja dan akan melanjutkan tugasnya mencari Park Jisung. Meski, ia tak tahu anak itu ada dimana.

Di bawa orang. Kemarin Jang Wonyoung bicara begitu, kan?

Jika memang benar begitu, kenapa Si penculik tidak menghubunginya untuk meminta tebusan? Jika mereka tidak akan meminta tebusan, lalu untuk apa mereka menculik adik iparnya?

Memikirkan itu, entah kenapa Lee Jeno jadi merasa bahwa penculikkan Park Jisung itu ada hubungannya dengan Kyungri. Dan itu berarti, dia juga terlibat—



Ting tong



Seketika, suara bel yang pastinya di tekan seseorang itu membuyarkan lamunannya.

Melepaskan tautan kesepuluh jarinya, pria berpakaian santai itu menghela napas pendek, lantas berjalan menuju pintu utama.

Tak selang lama, ia pun membuka pintu itu. Kemudian, nampaklah sesosok pria yang ia tunggu kedatangannya sejak lima belas menit yang lalu.

Pria yang sedikit lebih pendek darinya itu terlihat membungkuk kecil dengan sopan.

"Maaf saya terlambat, Pak."

Ya, memang sedikit terlambat. Tapi Lee Jeno pikir, ia tak perlu marah.

Meski tak ingin, Lee Jeno memaksa dirinya untuk tersenyum, "tidak masalah. Mari masuk." Huang Renjun mengangguk, Kemudian mengikuti arahan Sang CEO.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di ruang tengah, hanya sekali menyusuri lorong pendek, mereka sudah sampai di ruang utama.

"Silakan duduk," Lee Jeno duduk lebih dulu kemudian.

Setelah tersenyum dan mengangguk dengan sopan, Huang Renjun kemudian mengambil duduk bersebrangan dengan Lee Jeno yang duduk dengan tegap di depannya.

Husband 2 | Lee Jeno | [END✔] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang