#Kembali

265 14 0
                                        

Selalu jaga kesehatan ya..
#DiRumahAja

Happy reading❤❤

~~•~~•~~•~~•~~•~~•••~~•~~•~~•~~•~~•~~
Bukankah Allah telah memiliki rencana yang jauh lebih indah dari yang kita rencanakan sendiri.
~~•~~•~~•~~•~~•~~•••~~•~~•~~•~~•~~•~~

Hmmm... Setelah acara kemarin, dan acara pembagian raport selesai. Kami pun diberi libur semester. Semenjak itulah aku tak pernah melihat dan bertemu lagi dengan Kak Frisqy. Namun setelah itu pun, aku sekarang sedang mempersiapkan untuk menghadapi Ujian - ujian yang akan datang. Dari Ujian Praktik, Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan yang paling menegangkan bagi kami anak SMK yaitu Uji Kompetensi, dimana kami akan menghadapi sidang - sidang baik dari penilai eksternal maupun internal.

"Za.. Tau gak?" tanya Desi.

"Nggak tau." sahutku.

"Ihh Azza. Mau dengerin gak?"

Aku yang sedang sibuk menulis tugas yang belum selesai. "Iya aku dengerin ko." sahutku sambil melirik dan tersenyum sekilas pada Desi, lalu melanjutkan menulis kembali.

"Tadi di kantin aku liat Kak Bella sama Kak Rafa loh Za." tatapnya serius.

Aku menghela nafas. Bisakah aku memilih cerita yang bisa dia ceritakan padaku selain tentang Kak Rafa dan Kak Bella?. Oh sungguh aku menginginkan yang datang kemari adalah kakak azan bersuara merdu itu lagi, sudah lama tak mendengar dia mengumandangkan azan.

"Tapi Za, gak kalah menarik sama kedatangan Kak Bella sama Kak Rafa nih Za. Coba tebak!!" ucap Desi dengan tatapan semangat. Aku melirik wajahnya lagi. Ku harap ini bukan cerita lanjutan dari dua orang yang tadi ia ceritakan padaku. Namun kulihat matanya berbinar seperti memang ini berita yang baik menurutnya.

"Siapa lagi? Kakak yang kamu suka ya." jawabku asal. Desi menggeleng cepat.

"Bukan."

"Terus siapa dong?"

"Kamu bakal seneng deh. Bisa - bisa kamu bakal senyum - senyum gak jelas." kekehnya. Aku berusaha mengartikan maksudnya. Siapa? Aku mengerutkan kening. Sungguh aku sangat bingung.

"Kak Frisqy Za!" sahutnya semangat.

'Degg..'. ntahlah rasanya degup jantungku semakin cepat. Ingin sekali aku tersenyum sepuasnya. Namun aku sadar sekarang aku berada di kelas buka di rumah. Aku hanya bisa tersenyum dan menyembunyikan perasaan yang sungguh dalam hati ini berteriak senang.

"Terus Kak Najwa juga ada deh. Soalnya tadi kalo gak salah aku lihat Kak Frisqy lagi duduk bareng Kak Najwa tapi, kayanya bertiga deh sama temennya Kak Frisqy." lanjut Desi.

Rasanya kupu - kupu tadi sedikit demi sedikit berjatuhan dan hilang, berganti menjadi duri yang perlahan - lahan mengenai dadaku. Aku menahan sesaknya hati ini. Semenjak hari itu, aku tersadar bahwa mengagumi seseorang itu tak harus di libatkan dalam perasaan lebih. Bukankah itu suatu hal yang dapat menanggung resiko?.

Bukankah seharusnya aku tidak begini. Seharusnya aku bisa menerimanya. Bukankah Allah telah memiliki rencana yang jauh lebih indah dari yang kita rencanakan sendiri.

Ya Allah ampuni hambamu ini, yang telah berharap pada salah seorang dari hambamu.


"Za, Heyy... " menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Azzahra. Azzahra tetap melamun. Sampai Desi yang melihat itu merasa khawatir dan bingung secara sekaligus, ada apa dengan temannya ini. Apakah dia salah bercerita?

Desi yang tampak khawatir melihat Azzahra yang terus melamun dan tidak merespon.
"Zaa, Oii..." sedikit berteriak dan mepuk - nepuk pundaknya.

"Astagfirullah." sadar Azzahra.

Kau Yang Aku KagumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang