Pregnancy 임신

486 38 71
                                    

Pagi menjelang, keluarga kecil Kwon Jiyong sepertinya di sibukkan dengan huru hara yang disebabkan oleh sang istri, Lee Seungri. Ah, mungkin lebih tepatnya istrinya ini sedang senang menjaili suaminya.

Seungri yang sejak 8 bulan lalu dinyatakan hamil, sering kali melakukan ataupun meminta hal-hal aneh dari suaminya. Dia selalu beralasan itu bawaan bayinya jika keinginannya tidak terpenuhi. Alhasil, Jiyong yang merupakan kepala rumah tangga yang keras jika di kantor harus tunduk oleh istrinya itu.

Seperti halnya jika Seungri sedang berkunjung ke kantor suaminya, seluruh karyawan akan dibuat pusing oleh tingkahnya. Jika tidak terkabul, dia pasti akan mengancam bawahan Jiyong akan dipecat.

"Sujin-ah, suamiku ada di ruangannya?" dengan perutnya yang besar ibu bos ini kadang datang tak diundang.

"Ah ye, samonim."

"Aku akan menemuinya sekarang."

"T-tapi samonim.."

"Wae? Apalagi? Suamiku sedang sama wanita lain?" Sang sekretaris mendapat tatapan mematikan dari ibu bos.

"A-aniyo... Kwon sajangnim sedang ada tamu, mungkin sekitar 10 menit lagi akan selesai."

"Ah arraseo, kalau sudah selesai bilang pada bos mu itu, aku menunggunya di tempat biasa."

"Ne, samonim."

Dengan perutnya yang besar, dia berjalan gontai ke tempat biasa yang dia maksud. Entah tempat apa itu, hanya kedua pasangan itu saja yang tahu.

10 menit, 20 menit, 30 menit... Seungri mulai tidak sabar menunggu.

"Yeob...."

"OPPAAA... apa kau belum selesai? Lama tau!" Jiyong mau tak mau menjauhkan ponselnya, jika tidak gendang telinganya pecah.

"Beb, waeire? Kenapa teriak-teriak?"

"Aku di kantormu. Cepat temui aku."

"Tapi aku masih ada klien, beb. Kau ada di mana?"

"Tempat biasa. Aku gak mau tau, cepat kemari atau kau tidur di luar nanti malam?" Jika suaminya lihat, wajah Seungri yang menggerutu ini sudah dipastikan akan dia cium.

"Sebentar beb, kasih aku lima menit okey?!"

"Lima menit tidak lebih." ucapnya sembari mengelus perut besarnya.

Dan lima menit seperti yang dijanjikan, Jiyong datang dengan terengah-engah.

"Ada apa sih baby? Kau datang tanpa memberitahu aku dulu. Halo anak daddy, gak nakal kan hari ini?"

Plakk...

Tangan Jiyong dipukul saat pegang menyapa anaknya.

"Jangan pegang-pegang!"

"Wae? Dia kan anakku." Jiyong malah mengusap tangannya sendiri.

"Tapi aku yang mengandung." tatapnya sinis.

"Tapi aku yang menyumbang kecebongnya sayang."

"Kau kira ini anak kodok, isshh."

"Ada apa, baby?" Jiyong sangat yakin jika istrinya seperti ini, dia pasti menginginkan sesuatu.

"Kau bukan daddynya sebelum mengabulkan satu hal?" seeee... pasti keinginannya sulit.

"Aku ingin meluk Gdragon."

"Mwo? Oh baby, tidak bisakah kau memeluk suamimu saja atau mungkin aku belikan album terbarunya ya, yang pake flashdisc itu."

"Ti-dak ma-u.... ayolah sayang, itu hal mudah bagimu. Kau tinggal minta sekretarismu untuk menghubungi YG, atau cabut saja kerja samamu dengan YGE.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang