Murid-murid Antariksa memandang kagum saat suasana sekolah mereka diubah menjadi seperti di acara konser-konser.
Tentu saja sangat ramai ada bazzar makanan, minuman, souvenir dan sebagainya. Kaina sendiri tersenyum hasil kerja keras tim ternyata tidak sia-sia, karena tiket penjualan sangat laku hanya beberapa jam langsung habis.
Karena memang dibuka untuk umum juga, termasuk para bintang tamu yang diundang Pamungkas, Banda Neira, Nadin Amizah, Danilla, dan band lokal di sekolah mereka turut hadir meramaikan acara tersebut.
Jeno menatap serius ke arah Kaina yang bersemangat. "Kaina siap-siap ya abis ini kita breafing sebentar setelah itu kita adain penampilan dari band sekolah."
"Siap Pak waketos eh Pak ketos!" Jeno menggelengkan kepala melihat tingkah Kaina.
"Jangan terlalu semangat ya Kai? Nanti lo kecapekan, kalau capek istirahat aja biar yang lain handle."
Kaina mengumpulkan seluruh panitia acara, lalu mengabsen mereka.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat sore semua berhubung sebentar lagi acara akan di mulai. Mari kita berdoa bersama-sama menurut agama dan kepercayaan masing-masing,"
Semuanya menunduk dengan hikdmat, jujur jantung Kaina berdebar kencang karena terlalu bersemangat dan juga khawatir jika tiba-tiba ia tumbang.
"Berdoa selesai, nah kalian semua sudah tahu bahwa kita semua sudah diberi tugas sesuai PJ (penanggung jawab) masing-masing pertim. Jadi saya, Kak Jeno, dan Kak Galang berharap acara ini bisa lebih meriah dari acara-acara yang pernah kita buat sebelumnya...,"
"...,mungkin kakak-kakaknya ada yang mau menambahkan?" Kaina mempersilahkan Galang dan Jeno namun keduanya menggelengkan kepala.
"Oke baik terima kasih atas kerja sama semua, sekarang bersiap untuk menempati PJ masing-masing."
Kaina tersenyum saat band-band lokal sekolah tampil, lalu tak lama penampilan yang membuat jantung Kaina ingin copot adalah Aidan sedang berdiri di depan panggung dengan menggunakan gitar.
"Hai semua!" sapa Aidan menyapa para penonton dengan wajahnya yang tersenyum.
"Eh itu bukannya si anak baru?"
"Eh iya! Ganteng bangett ...."
"Namanya Aidan ya?"
"Iya gue denger-denger kemarin Bela coba deketin Aidan,"
"Lah si Bela nenek lampir kelas IPS?"
"Iya lah siapa lagi!"
Telinga Kaina terasa panas mendengar mereka, lalu fokusnya kembali saat cowok itu memetik gitar dengan wajahnya yang tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...