Bab 26

49 18 4
                                    

Wah secepat itu!!
Jangan lupa vomment.

****

Aidan tersenyum miring, tangannya memegang erat kuas hingga tanpa sadar cat tersebut mengenai tangannya. Warna merah, cowok itu seolah menahan pisau hingga tersayat.

"Mau apa ke sini segala?" tanyanya to the point.

Aidan tidak ingin menoleh ke belakang, melihat wajah Galang yang sangat ia benci.

"Just simple, gue kasih lo pilihan dan lo boleh laporin gue ke polisi." katanya.

Aidan mengangkat alisnya, lalu meletakkan kuas di atas meja.

"Kayaknya lo emang demen mau ngejebak orang." Aidan menatap Galang deathglare.

Galang tertawa entah apa yang lucu baginya. "Aidan ... Aidan, lo terlalu buta kayaknya sampe gak sadar kalau dia gak mungkin punya perasaan kayak lo."

Aidan menggeram kesal mengepalkan tangan hingga urat-uratnya semakin menonjol.

"Gak usah basa-basi!" ketusnya.

Galang mengangguk. "Pilihannya adalah lo balik ke sana tanpa berharap lebih, atau lo tetap stay tapi gak kenal dia."

Bugh

Aidan memberikan tinjuan tepat pada wajah Galang. Cowok itu meringis, namun tersenyum sinis.

"Kalau lo gak ter—"

"Jadi, lo mau ngejebak gue dengan ini? Lo kira lo Tuhan, main seenaknya nyuruh gue balik."

Wajah Aidan memerah, amarahnya memuncak begitu saja dengan sikap seenaknya seperti ini.

"Pilihan ada di tangan lo Dan, kalau gak lo tau konsekuensinya."

Bugh

Satu pukulan kembali mendarat di rahang Galang, hingga bunyi seperti retakan. Galang tersungkur ke bawah, namun masih kuat menahan tubunya.

Aidan benar-benar di luar kendali sekarang.

"Dasar setan! Lo gak bisa seenaknya kayak gini!"

"Itu urusan lo, dari awal gue udah bilang gak usah ikut campur."

Galang memejamkan matanya, sementara Aidan mendadak linglung.

Kenapa masalah terus berdatangan? Hanya karena ia menyelamatkan Kaina saat itu, kasusnya hingga panjang seperti ini.

Aidan merasakan ada yang aneh, kemarin Galang tak terima saat Aidan mengancamnya. Tapi sekarang, cowok itu malah datang sendiri ke studio pribadinya.

Memang bajingan tetap bajingan.

Aidan menatap sebentar tubuh Galang, lalu tersenyum miring saat meraih ponselnya.

"Van, kayaknya gue udah nemu pelakunya."

" ...."

"Tunggu di sana, gue mau beresin di sini dulu. Ada hama dateng."

Tut

Kaidan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang