Tunggu sebentar jangan lanjut scroll!
Hai apa kabarnya semua? Semoga baik-baik saja, di masa pandemi ini kita harus menjaga kekebalan tubuh dan kesehatan bukan? Pastikan tubuh kalian tetap vit ya <3Okey, sekarang aku memikirkan ucapan salah satu temanku. Katanya, lebih baik membuat entah apa itu fanbase? Iya fanbase atau grup khusus para pembaca setiaku. Kira-kira seperti itu.
Aku sendiri pun merasa bahwa Kaidan belum se'wah' cerita kebayakan yah, tapi ku yakin pasti beberapa di antara kalian sudah cukup lama mengenalku entah dari medsos atau pun cerita milikku sblmnya BAM.
Oke, aku harap kalian mengaminkan ucapan temanku untuk mendorongku membuat grup/fanbase untuk Kaidan. Kepikiran nama tidak? Atau cocok dengan Kaidan? Aku lebih milih simple 😉 karena beberapa pembaca sudah mulai gemas, aku akan 'sedikit' memperpanjang cerita ini yg aku kira akan menjadi 'short story' malah menjadi 'teen fiction'
Aku pribadi, sedang menyocokkan visual atau gambaran dari Aidan, Alexa, Jeno dan yg lainnya sesuai karakter mereka. Oke lupakan untuk yang satu. Aku juga bersyukur beberapa di antara kalian sudah mulai tertarik dengan Kaidan, hingga naik hampir dari 1k menjadi 2k dalam waktu singkat. Tidak seperti cerita yg lainnya.
APA KALIAN BERMINAT UNTUK BERGABUNG JIKA AKU MEMBUAT GRUP UNTUK PEMBACA KAIDAN? JIKA IYA KOMEN DI BAWAH <3 SEE YOU!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOMMENT RAWRR.
***
"Hai, sayang!"
Seluruh penjuru kantin menjadi hening saat tiga orang cowok masuk dengan gaya mereka.
Aidan, dengan tatapan datar yang biasa ia tunjukkan menjadi senyuman cerah bagai bunga habis disiram oleh sang pemilik. Bara, masuk dengan wajah sumringah menatap Helen yang sedang cemberut ke arahnya.
Sementara Jeno, mengernyit dahi jijik karena kebucinan mereka berdua.
"Jadi, lo beneran jadian sama tuh beruang kutub?" beo Helen tak percaya.
Kaina yang mengunyah baksonya hanya menaik turunkan alisnya, lalu pandangannya beralih menatap Aidan yang sedang menatapnya dengan dalam.
"JADI KALIAN BENERAN JADIAN?!!" seru Helen dengan wajah tak santai.Seluruh murid-murid menatap mereka dengan berbisik, sementara Kaina menyikut lengan Helen sekuat tenaga hingga gadis itu terkekeh.
"Pajak jadian dong!" seru Jeno dengan wajah tak berdosa.
Aidan hanya mendengkus sebal, lalu duduk di samping Kaina menggeser tubuh Helen dengan sengaja.
"Biasa aja kali, Masnya!"
Aidan tidak membalas, ia terlalu fokus memperhatikan mata indah milik Kaina hingga keduanya larut dalam kebucinan. Membuat ketiga pemuda di depan mereka mual menyaksikan drama percintaan gratis di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...