Tidak menyangka udah sejauh ini, kemarin partnya lumayan panjang.
Jangan lupa vomment!
****"Gimana kemarin acaranya, lancar?" tanya Helen saat mereka sedang di kamar Kaina.
Gadis itu mengangguk semangat. "Lancar dong."
"Asik, udah dikasih restu sama camer nih?" goda Helen membuat Kaina melepaskan potongan mentimun di kelopak matanya.
"Apaan sih lo!" sungut Kaina salah tingkah.
"Ciee ... calon mantu keluarga Jordan salah tingkah!"
Helen semakin gencar memojokkan sahabatnya.
"Hel stop!"
Helen mengangguk seraya mengangkat tangannya.
"Btw, lo gak ada niatan buat damai sama masa lalu?"
Kaina terdiam mendengar ucapan Helen.
"Untuk saat ini gue mau menikmati masa bucin dulu, gak mau mikirin itu."
"Oke, gue gak maksa."
- oOo -
Besoknya, siang itu para cowok datang dengan wajah mereka yang sangat kesal.
"Kalian kenapa?" tanya Kaina dan Helen bersamaan membuat mereka tertawa konyol.
Bara mencibikkan bibirnya lalu menarik tangan Helen.
"Tadi ulangan dadakan yangggg!! Mana besok kita udah simulasi." rengek Bara.
Aidan hanya terdiam, menatap Kaina yang sedang menatapnya seolah 'kamu gak mau kayak gitu?'
Aidan menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum sumringah memeluk Kaina dengan manja.
"Mana aku lupa kalau hari ini hafalan." adu Aidan dengan alis mengerut.
Kaina hanya mengusap-usap pipi cowok itu seraya memberikan senyuman serta padangan yang hangat.
"Ekhem, jangan lupa nih ada yang masih single!" sindir seseorang membuat mereka semua tertawa.
"Sengaja gue Jen, biar lo makin panas."
"Lagian kenapa lo gak nembak Farah sih?"
"Tau nih kak Jeno!"
"Lo semua kenapa jadi mojokin gue kayak gini?!!" kesal Jeno meninggalkan mereka semua.
Kaina menggelengkan kepalanya. "Tuh liatin, gimana Farah mau suka kalau dianya ambekan."
Helen mengangguk setuju dengan matanya memicing. "Apalagi Farah setipe sama macan."
Mereka semua tertawa hingga tak sadar bahwa ada yang memperhatikan salah satu di antara mereka, dengan hati yang panas.
"Gue gak bakal biarin ini!"
"Oh iya, minggu depan Wawan mau adain party kecil-kecilan sama kita!" ujar Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...