Eh pencet bintangnya jangan lupa, kan double updates 😉
****Seseorang sedang mengikuti wanita yang mengenakan daster motif bunga-bunga. Hingga tak sadar, bahwa gang sempit dan buntu ia lalui hingga kembali bertemu dengan pria itu.
Keisya menggelengkan kepalanya seraya bergumam 'jangan'. Namun, sepertinya pria itu tidak perduli.
"Mau ke mana, istriku?" tanyanya dengan nada geram.
Tangan Keisya gemetaran, saat tubuh itu semakin memojokkannya pada tembok dengan cat lusuh. Hari ini sangat sepi, jadi tidak ada seorang pun yang melintasi gang itu.
"Pergi, Adam!" jeritnya seraya memeluk tubuhnya sendiri.
Adam, pria yang telah membuat dunianya hancur berkeping-keping. Membuatnya kehilangan orang-orang yang ia cintai, termasuk hidupnya sendiri.
Pria itu berdecih. "Mau kabur lagi?"
Keisya menggelengkan kepala, tadi ia habis membayar hutang di toko klontong dua hari yang lalu. Memang nasib buruk selalu menimpanya, ia kehilangan dompet dan untung saja pemiliknya sangat baik kepadanya.
"Gak! Sekarang, lepaskan aku Adam!" Keisya menggerakkan tangannya saat dipegang oleh pria itu.
Pergelangan tangannya memerah, pria gila itu tidak akan melepaskan dirinya. Rasa obsesi pria itu kepadanya sangat tinggi, hingga tak sadar sering melakukan kekerasan atau melakukan KDRT di rumah.
Namun, tumben sekali Adam keluar mencarinya.
"Ada apa?" tanya Keisya saat tiba di rumah.
Kontrakan tiga petak, dengan satu kamar dan ruang tamu ukuran kecil. Barang-barang yang menupuk, dan berserakan lembaran kertas berisi nomor undi (judi/togel) milik Adam.
Keisya memekik saat Adam hampir menampar kembali wajahnya.
"Dasar wanita tidak tahu diri! Sudah dikasih nafkah malah pergi, aku lapar sekarang buatkan makan!" perintahnya.
Adam duduk di sofa yang ada dan satu-satunya di ruang tamu itu. Duduk dengan angkuh, sementara Keisya menjerit tertahan tidak kuasa di dalam hatinya.
"Ada apa lagi? Cepat sana!" usir Adam seraya melemparkan kertas.
Keisya menunduk lalu berjalan menuju dapur, tidak ada bahan makanan apa pun selain mie instan. Berkat kebodohan Adam di masa lalu, membuat Keisya menjerit dalam hati.
Mereka kehilangan rumah mewah dan seluruh harta Adam. Karena pria itu kalah dalam bertaruh dalam perjudian besar di pasar gelap.
Keisya menangis saat membuat mie instan goreng. Ia sangat menyesal melihat janji manis Adam dulu.
"Kamu ingin kaya?"
"Iya, aku ingin membahagiakan anak-anakku."
"Kalau begitu jadi istriku, kebetulan aku memiliki beberapa usaha dalam bidang pertambangan."
"Kau yang benar saja!"
"Saya serius, jadi istri saya lalu Mbak akan bahagia. Jujur sejak saat pertama melihat kamu bernyanyi, saya merasa jatuh cinta."
Keisya memejamkan matanya membiarkan air mata terjun bebas di pipinya. Bodoh, sangat bodoh sekali.
"MANA MAKANANNYA CEPETAN!" teriakan itu seolah menyadarkan lamunannya.
Lalu Keisya memindahkan mie tersebut di atas piring yang telah ditaburi bumbu penyedap.
Adam menoleh saat harum tajam dari mie instan, melihat Keisya yang hanya menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...