Kaina memejamkan matanya, mendengarkan musik memang sangat menyenangkan apalagi ditemani oleh mie ayam kesukaannya.
"Kai!" panggil cowok bermata sipit.
"Kai!!"
"Buset dah budeg banget tuh anak."
Tapi Kaina melanjutkan makannya, hingga meja di depannya digebrak oleh cowok itu.
Brak
"KAINA CHESYA NUGRAHA GUE MANGGIL LO DARI TADI!" jeritnya membuat Kaina langsung melepaskan iPodsnya.
"Eh iya, ngapa?"
Jeno mendesis. "Lo kabur kan dari rapat? Ngaku!"
"Siapa yang bilang?"
"Noh kembaran lo!" tunjuk Jeno ke arah pintu masuk kantin.
Helen berlari menuju mereka dengan wajah paniknya, membuat Kaina ikut deg-degan.
"KAI IKUT GUE CEPETAN!" serunya menarik tangan Kaina.
Kaina mencoba melepaskan tangan Helen dengan susah payah.
"Apaan sih!"
"Ikut gue!"
"Ta-tapi mie ayam gue?" beo Kaina menatap makanannya dengan tatapan iba.
Helen berdecak. "Kak Jeno abisin aja yah! Jangan lupa dibayar."
"Gampang, sana gih!" usir Jeno.
Cowok itu menyantap mie ayam milik Kaina dengan lahap, sementara gadis itu hanya menatap miris ke arah makanannya.
"Cepettt!"
"Sabar mbak."
Kaina terperangah melihat warung Budhe yang acak-acakan.
"Budhe, ada apa ini?" tanya Kaina panik.
Budhe menggelengkan kepalanya dengan nada yang masih sesegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Novela JuvenilJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...