Bab 14

73 22 3
                                    

Warning this part do not precious correct!

Push the bottom of 🌟 and 💬

Happy reading all!

***

"Kainaaaa ...." panggil Helen dari kejauhan berlari menuju gadis itu.

Kaina menahan tubuh Helen dengan tangan kanannya agar memberi jarak.

"Stop gak usah meluk-meluk deh." Kaina menatap Helen yang selalu berlebihan.

Helen terkekeh lalu memakai sanitizer yang menggantung pada resleting tasnya. Setelah itu, menarik Kaina ke dalam dekapannya.

"KAI GUE KANGEN BANGET SAMA LO ANJIR!" Kaina memutar bola matanya malas.

"Judes banget sih lo." Helen menyenggol pundak Kaina dengan jahil.

"Eh gue denger-denger Kaina berangkat bareng sama si Bule ganteng ya?"

"Seriusan lo?"

"Beneran! Tadi gue liat di parkiran Aidan bukain pintu buat Kaina."

"Ih so sweet banget ya Aidan,"

"Iyaa coba aja gue yang di posisi itu ...."

"Kai-" Helen berhenti saat Kaina ingin melanjutkan jalannya.

"Kenapa?"

"Itu ...."

Kaina tersenyum miring. "Udah biarin aja udah biasa gue."

Kaina pergi meninggalkan Helen yang menatap Kaina iba, lalu menatap sinis ke arah para gadis yang menatap Helen dengan pandangan berbeda.

"Ribet banget sih lo ngurusin hidup orang!" sindir Helen seraya berjalan menyusul Kaina yang berbelok menuju tangga.

Mereka semua terdiam, semenjak pengangkatan Kaina menjadi OSIS terbaik saat kelas sepuluh. Memang suasana Antariksa agak berbeda dengan gadis itu, banyak rumor-rumor tidak mengenakkan yang Kaina dengar.

Namun, gadis itu hanya diam tanpa perduli omongan mereka. Mereka iri dan hanya bisa membicarakan tanpa tahu perjuangan Kaina, ada juga yang sangat perhatian kepada gadis itu.

Bukankah di dunia ini ada tim pro dan kontra?

"Lo sih tauan dia adeknya Kenzo, jangan main-main." lirih salah satu di antara mereka.

"Tenang aja orangnya udah lulus ini,"

"Lo belum aja kena imbas."

"Gak takut gue."

- oOo -

"Pssttt ... pssstttt!"

Seseorang berbisik ke arah Aidan, cowok itu sedang merangkum materi pelajaran wajib yang bodohnya lupa ia kerjakan semalam.

"Pssstt ...." bisikan itu semakin gencar membuat Aidan merasa kesal.

Konsentrasinya jadi terganggu karena cowok di sebelahnya.

"Apaan sih lo, berisik banget!" Aidan melanjutkan acara menyatatnya.

Bara tersenyum jahil, rupanya cowok itu sangat senang mengganggu Aidan.

"Dan, tadi lo abis berangkat ke sekolah bareng sama cewek ya?" Bara kembali menggoda.

Aidan hanya diam, seolah-olah Bara adalah banci yang suka menganggunya dengan rayuan saat makan pecel lele di pinggir jalan.

Kaidan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang