Sooooo jangan lupaaa buat pencet bintang dan komentarnya.
Oiyaa mau kasih informasi sebentar kalau BAM sudah tersedia di Playstore dan Playbook dalam bentu ebook yaaa! Bisa cek profil aku untuk pembelian :)
Warning this part do not precious correct!
Happy reading all 💕
***Bara mengepalkan tangannya, menyuruh Aidan untuk duduk dengan terpaksa ia mendorong tubuh Aidan.
"Bukannya Lo udah tau?" Aidan menatap Bara dengan wajahnya yang santai.
"Udah tau gimana anjing, kalau tau Dia muka dua kayak gitu gue juga ogah." omel Bara dengan wajah kesal membuat Aidan terkekeh.
"Lo santai aja, anggap semuanya kayak biasa." Aidan menepuk pundak Bara agar emosi cowok itu memudar.
Bara menepis tangan Aidan. "Gak usah sok romantis Lo njir, jijik gue demi kek pasangan homo."
Aidan tertawa lepas, heran tadi Bara kesal dengannya tapi sekarang membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu.
"Udah puas ketawanya?" Aidan terdiam mendengar nada bicara Bara yang berubah.
"Mereka cuma taunya lo ada masalah doang sama Red Moon, bukan sama dia."
Bara benar-benar frustasi sekarang, bagaimana jika ia bertemu dengan teman-temannya. Melihat kelakuan orang yang terlihat biasa saja, namun ternyata menusuk dari belakang.
Sungguh Bara tak habis pikir, ia merasa pusing dengan semua ini. Bahkan pelajaran di sekolah saja tidak pernah Bara pikirkan.
"Cuma Lo sama Dia yang tau ini, udah diem aja belum waktunya buat cerita." Aidan membuka suaranya menatap Bara yang sedang berpikir.
"Gue gak bisa biarin Dan, semuanya semakin gak karuan gini gimana gue gak bilang? Gue kecewa, kesel, mau marah tapi gue gak bisa ...."
Aidan mengangguk.
"Itu sih yang gue rasain pas tau semuanya, tapi gue minta sama lo buat rahasian ini dulu sampe urusan gue sama dia selesai."
"Lo jangan urus ini sendirian, biar gue yang bilang ke mereka." Bara hendak berdiri seraya memengang ponselnya.
Aidan menggelengkan kepala, melihat cowok itu yang masih mengenakan celana abu-abunya. Untung saja bajunya sudah diganti, jadi Bara bisa masuk ke dalam sirkuit sialan ini.
"Yang lo rasain sama gue itu sama Bar, campur aduk. Tapi lo mikir gak, kalau kita bilang ke mereka bakal makin hancur ...." Aidan menatap sekitar dengan mata yang penuh kekecewaan.
"Gue baru kenal kalian, tapi gue ngerasa kalau kalian udah kayak keluarga gue sendiri. Jangan sampe lo ke bawa sama masalah pribadi gue, percaya Bar kalau gue bisa tanganin ini sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaidan [HIATUS]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA "KAINA" Kamu ibarat penenang namun menyakitkan, sama saja seperti air dan minyak tidak bisa bersatu. Yang aku tahu, riak air yang dibawa oleh ombak ke pesisir pantai hanya singgah sementara lalu kembali ke lautan. "Kai, seandainya...