Sebelum baca, jangan lupa vote dan comment terlebih dahulu yaw hehe.
Happy Reading all❤
~~
"Chintyaa, bangun sayang. Nanti terlambat loh," teriakan dari mamanya Chintya.
"Ya Allah, anak gadis yang satu ini kok kebo banget. Pantes aja nggak ada yang mau sama kamu sayang," ujar Alina, mamanya.
"Hoamm, Jangan di do'ain yang jelek dong ma. Setidaknya anak gadis mu ini pernah pacaran," ucapnya.
"Pacaran sih, tapi diputusin karena ikut papanya kerja di luar negeri,"
"Udah ya udah ma, jangan bahas itu lagi, bisa? Masa lalu nggak usah dibahas lagi. Chintya mau mandi dulu, mama tunggu di bawah aja ya," ucapnya sembari mendorong bahu Alina pelan menuju keluar kamarnya lalu segera menutup pintu.
Menurut Chintya, cinta pertama sekaligus mantannya itu sangat menyakitkan. Biasanya orang pada nangisin mantan karena mengingat kenangan kepada mantannya yang pernah dijalani sama-sama, tapi bagi Chintya tidak ada gunanya mengingat kenangan mereka walaupun nggak disangka bahwa dulu mantannya pernah romantis dan bertingkah manis kepadanya. Tapi saat ini, Chintya udah melupakan semuanya, sehingga nggak ada kenangan yang bisa membuatnya menangis atau apapun itu.
Setelah Chintya selesai mandi, Chintya menuju meja riasnya. Dirinya sekarang udah memakai seragam sekolah. Ia menyisirkan rambutnya, memakai bedak baby dan sedikit polesan lipbalm di bibirnya. Kini, ia mengambil tas dan sepatunya. Chintya keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan.
"Pagi sayang," ucap Alina, mamanya.
"Pagi juga Ma," jawab Chintya.
"Sarapan dulu nak," perintah Ari, papanya.
"Hmm iya Pa," jawab Chintya, sembari menarik kursi dan ia duduk.
"Lo berangkat sama gue atau sendiri Tya?" tanya Bagas, abang nya.
"Sendiri bang," jawabnya sambil mengoleskan roti dengan selai.
"Ohh yaudah baguslah,"
"Ma, pa, bang. Aku berangkat duluan ya," pamit Chintya.
"Yaudah sayang, Hati-hati yaa,"ujar Alina.
"Hati-hati lo dek, jangan jutek di sekolah," ejek Bagas.
Chintya menatap sinis ke arah Bagas.
"Iss, udah lah bang. Jangan di gangguin adiknya,"
Chintya lalu pergi melangkahkan kakinya menuju mobil kesayangannya. Chintya melajukan mobilnya menuju sekolahnya.
Baru aja keluar dari mobilnya, banyak anak-anak yang ngomongin Chintya, maupun itu kaum adam atau kaum hawa. Mereka tau, kalau Chintya adalah most wanted girl di sekolah ini. Dengan paras yang cantik, baik hati, tapi sayangnya ice girl. Chintya jalan menuju ke kelasnya, tiba-tiba aja ada yang merangkulnya dari belakang.
"Gilaa chintya makin cantik aja,"
"Tyaa mau nggak jadi pacar gue?"
"Ya Allah, sikapnya dingin tapi tetap gue suka,"
"Idih, cantikan gue lagi daripada dia."
"Haii Tyaa," ucap Ghea, sahabatnya Chintya.
"Apa?" jawab Chintya dengan singkat.
"Yaelah, lo pagi-pagi udah jutek aja,"
"Yauda iya, ayo ke kelas," ajak Chintya sambil merangkul Ghea.
🐣
Sejarah adalah pelajaran yang paling dibenci oleh sebagian anak IPA. Selain membosankan, banyak sekali cerita dari zaman purba atau apapun itu, pokoknya tentang masa lalu yang terkadang bisa membuat pening. Beberapa murid ada yang memilih bolos daripada pusing. Dan bagi yang ada di dalam kelas, mereka harap semoga bel istirahat.
Kebosanan pun menyelimuti Chintya dan sahabatnya. Bahkan, Rain udah tertidur sejak tadi. Selama itu mereka hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya. Pak Ferdi? Beliau tetap aja menjelaskan dengan panjang dan lebar. Chintya akui, ia tidak begitu menyukai pelajaran sejarah, tetapi ia tetap mencoba untuk menyukai sejarah.
"Kesal gue sama pak Ferdi, niat banget bikin anaknya ngantuk kayak gini," kesal cewek berambut ikal itu mengadu.
"Uyy Fan, bangunin itu si Rain. Bisa dimarahin kalau Pak Ferdi lihat," ucap Ghea setengah berbisik kearah Fany dan menoleh ke belakang.
"Ya Allah, kebo banget nih anak. Nyusahin aja taunya," ujar Fany.
"Rainn, bangunn woii. Nanti bisa dimarahin sama Pak Ferdi," bisiknya sambil menggoyangkan tangannya Rain.
"Hmmm," gumam Rain yang belum bangun juga dari tidurnya.
"Pakk, ada yang tidur." bukan Fany yang bersuara, melainkan Chintya. Kedua sahabat nya melongo tidak percaya kalau Chintya mengadu seperti tadi.
"Buset dah si Tya. bakalan kemarilah tuh si Pak Ferdi," kata Ghea sambil menggigit kukunya.
BRAK.
Ghea dan Fany yang berada di dekat Rain terlonjak kaget. Chintya? Cewek itu terlihat biasa aja melihatnya dengan wajah yang datar seakan tidak terjadi apa-apa.
"Berisik banget si lo Fan!" gerutu Rain dengan kesal.
"Ekhemm," ucap Pak Ferdi.
Rain pun terbangun. Ia merasakan suara yang sangat berisik. Udah cukup mengumpulkan nyawanya dan ia mengerjap-ngerjapkan matanya, agar pandangan matanya terlihat dengan jelas.
"E-eeh, Bapak hehe. Bapak ngapain kemari Pak?" tanya Rain sambil cengir.
"Kamu lihat saya ngapain Rain?"
"Saya lihat Bapak lagi berdiri. Gitu aja kok ditanyak Pak,"
"KAMU BERANI JAWAB YA," seru Pak Ferdi.
"Bisa-bisanya ya kamu tidur di jam pelajaran saya," lanjut Pak Ferdi.
"Kalian bertiga keluar!!" Pak Ferdi tunjuk kepada Fany, Ghea, Rain.
"Kok dikeluarin sih Pak?" tanya Rain.
"Diam! Keluar sekarang juga," tegas Pak Ferdi.
"Nilai kalian saya kurangi juga," lanjutnya.
"Yah Pak, kok kita aja sih?" tanya Ghea dengan melongo.
"Yaa itu salah kalian sendiri membiarkan teman kalian tidur di jam pelajaran saya," jelas Pak Ferdi.
"Chintya juga lah Pak, kan dia yang mulai duluan Pak," ucap Fany.
"Yasudahlah, kalian berempat keluar sekarang!!" Perintah Pak Ferdi.
🐣
Salam hangat author ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ]
Teen FictionBertemu dengan orang yang dulunya pernah mengisi hati kalian dulu atau bisa disebut dengan mantan? Apalagi sikapnya yang sangat flat dan sok cool. Mereka berada dalam satu sekolah tepat di Bandung. Awalnya, Samudra pergi dengan alasan yang klasik d...