Part 30

187 11 4
                                    

"Tyaa, ada Samudra di depan." teriak Bagas dari luar kamar adiknya.

Mendengar suara Bagas tadi, Chintya langsung keluar dari kamarnya.

Terlihat Samudra sedang duduk di ruang tamu, menunggu kekasihnya tersebut. Chintya menghampiri Samudra.

"Kenapa?" tanya Chintya.

"Buruan gih, ganti bajunya." pinta Samudra.

"Mau kemana Sam?"

"Aku mau ajak kamu jalan-jalan keliling aja." jawab Samudra.

"Yauda tunggu bentar, aku mau ganti baju dulu." ujar Chintya.

Beberapa menit Chintya menggantikan bajunya, kini ia telah mengenakan hoodie dan celana jogger. Chintya udah berpamitan dengan keluarganya, mereka berdua pun langsung pergi.

Jalanan kota bandung siang ini tidak begitu ramai. Samudra memacu motornya dengan kecepatan sedang, tetapi Chintya tetap berpegangan pada ujung-ujung jaket berbahan levis itu.

"Kalau mau peluk, peluk aja kali. Nggak usah malu-malu." ucap Samudra.

Chintya langsung memeluk pinggang cowok itu.

"Gini kan enak," ujar Samudra sambil memegang tangan Chintya.

"Bilang aja mau modus kan?"

"Sekalian juga sih, haha."

"Yee, dasar." Chintya mencubit perut Samudra dengan pelan.

"Aww, main cubit aja nih sekarang.

"Biarin."

Motor yang dikendarai oleh Samudra terus melaju berbelok kanan, ke kiri, kiri lagi dan lurus. Chintya sangat suka dengan suasananya.

Chintya menatap Samudra yang tersenyum gembira di sampingnya sambil memegang tangannya yang sedari dari tadi cowok itu menggegam erat dengan penuh kehangatan.

"Gimana menurut kamu?" tanya Samudra.

"Suasananya enak banget, beneran dah." jawab Chintya.

"Sayang, senyum." ucap Samudra sambil memperhatikan hasil fotonya ke Chintya. Dan cewek tersebut menyukai fotonya yang diambil oleh Samudra.

Chintya dan Samudra menghabiskan waktu berdua di alun-alun kota Bandung. Mereka berdua ingin membeli makanan di sekitar alun-alun ini. Akhirnya Samudra membelikan seblak, katanya sih enak, terus terkenal di alun-alun.

"Mang, seblak nya dua ya." ucap Samudra begitu mereka udah sampai di tukang seblak.

"Oke siap, di tunggu dua piring seblak untuk sepasang kekasih." ucap si penjual, Chintya menahan agar tidak tertawa karena godaan si tukang seblak.

"Duduk disana aja yok." Samudra menarik tangan Chintya dan menuju ke kursi yang kosong.

Kenapa perasaan gue nggak enak ya. batin Chintya sambil melamunkan sesuatu.

Samudra melihat Chintya sedang melamun, dia pun melambaikan tangannya di hadapan wajah Chintya.

"Heii, kok kamu melamun?" tanya Samudra.

Chintya tersadar dari lamunannya. "Ha? Ohh nggak papa kok,"

"Kamu kuliah dimana?" Chintya menanyakannya ke Samudra.

Samudra berpikir. "Jogja maybe, kalau kamu?"

"Sama dong, ngikutin aku yaa?"

"Kegeeran banget, eh tapi nggak papa sih kalau kita satu tujuan yang sama. Biar berduaan terus," Samudra mencubit pipi Chintya.

"Malah ngegombal." balas Chintya.

"Itu seriusan sayang, bukan gombalan para fakboi di luaran sana,"

"Iyain deh biar cepat."

Akhirnya makanan pun datang, tukang seblak menaruhkannya di atas meja dan minuman teh manis dinginnya.

Setelah selesai makan, Chintya dan Samudra kembali untuk berjalan-jalan di sekitar pusat kota Bandung. Tak terasa, waktu pun udah sore hari. Dengan posisi yang sama, Samudra menggegam tangan Chintya lagi.

Seharian penuh mereka menghabiskan waktu bersama, Samudra mengantarkan Chintya pulang. Entah kenapa saat di motor tadi, Chintya memeluk Samudra dengan erat.

"Makasih ya Sam, untuk hari ini udah buat aku senang."

"Sama-sama sayang,"

"Kalau gitu aku masuk dulu ya Sam, hati-hati di jalan." ucap Chintya pada Samudra.

Saat Chintya membuka pagar rumah, Samudra memanggil Chintya dan ia membalikkan badannya seraya berkata, "iya Sam? Kenapa?" tanyanya.

Samudra turun dari motor sportnya dan menghampiri Chintya dengan helmnya yang masih di kepalanya tetapi kaca full facenya di buka oleh Samudra.

"Aku minta maaf kalau ada salah sama kamu ya," Samudra memeluk Chintya dan mengelus puncak kepala Chintya dengan lembut.

"Kamu kenapa ngomong kayak gitu?" tanya Chintya heran.

"Nggak papa sih, cuman mau minta maaf sama kamu aja sayang." ucap Samudra.

"Iyaa udah aku maafin,"

"Makasihh princessnya Samudra."

"Yaudah sana masuk, aku mau mastiin kalau kamu masuk ke dalam rumah dengan selamat sentosa." lanjutnya dengan senyumannya itu membuat Chintya ikut tersenyum juga.

Chintya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan memperhatikan Samudra yang masih setia menunggu di depan pagar rumahnya.

"Aku pulang ya sayang," ucap Samudra.

Chintya menganggukkan kepalanya. "Hati-hati,"

Kenapa Samudra ngomong kayak tadi? Perasaan gue nggak enak daritadi, ah cuman firasat doang. batin Chintya.

🐣

Heyyo!! Up lagi nih.

Wess, besok udah lebaran ya? Nggak terasa yaa hehe.

Jangan lupa vomment yaa,

Happy Reading all :))

CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang