"Sekarang semuanya udah berubah."
-Chintya Adliya Farezka-
~~Chintya menuruni tangga rumahnya. Ia melihat Bagas sedang duduk diruang makan.
"Lo ngapain disitu?" tanya Chintya.
"Gue capek,"
"Capek yah istirahat," ujar Chintya.
"Tya, Minggu pergi yok!" ajak Bagas.
"Kemana?"
"Jalan-jalan kita berdua," jawab Bagas.
"Males." ucap Chintya sambil memasukkan seragam Samudra kedalam mesin cuci.
"Itu baju siapa yang lo cuci?" tanya Bagas heran.
"Nggak jadi gue ikut," ujar Chintya datar.
"Eh iya iya, gitu aja lo langsung cemberut." kesal Bagas.
Chintya menoleh kearah Bagas dan melanjutkan kembali membilas lalu mengeringkan baju Samudra.
🐣
Pagi ini Chintya udah berada di sekolahnya. Ia ingin mengasihkan bajunya ke Samudra, tapi ia menghentikan langkahnya saat melihat Samudra dengan Fya yang lagi berduaan di depan kelas. Terlihat Samudra sangat risih saat dekat-dekat dengan Fya.
Ternyata semuanya udah berubah, batin Chintya melihat sosok Samudra dan Fya.
"Ekhem!" deheman seorang Chintya berhasil membuat keduanya menoleh.
"Pacaran jangan disekolah kali," ucapan Chintya dingin.
"Gue nggak ada pacaran sama nih cewek," Samudra menepiskan tangan Fya.
"Ihh kamu kok gitu sih, aku kan sayang sama kamu." ujar Fya.
"Gue nggak sayang sama lo," seru Samudra.
Chintya melihatnya hanya tertawa dalam hati.
Mampus, ditolak mentah-mentah. gumam Chintya.
Kok gue cemburu sama mereka, nggak Tya nggak. Lo jangan gini dong, Chintya menggelengkan kepalanya.
"Iri lo ya? Mantan lo udah jadi milik gue," ucap Fya.
"Apaan sih lo, lepasin tangan lo dari gue." Samudra menepiskan tangannya Fya.
"Kok kamu gitu sih," jawab Fya.
"Maaf ya gue nggak iri, gue terlalu berharga untuk jadi sampah. Kalau lo mau ambil dia, ambil aja." ujar Chintya dengan santai.
"Ini baju lo," lanjut Chintya mengasihkan paperbag berisi seragamnya dengan kasar pada Samudra.
Cowok itu hanya diam dan menatap Chintya dengan datar.
"Yaudah masuk ke dalam kelas lo," ujar Samudra.
"Nggak tau ber terima kasih lo ya sama orang."
"Apa?"
"Bilang makasih gitu kek, ini lo malah diem aja kayak patung." sergah Chintya.
"Lain kali lo harus mandiri," lanjutnya.
Chintya melangkahkan kakinya ke tempat duduknya. Dirinya heran kenapa ia seperti tadi. Disisi lain, Samudra masuk ke dalam kelas kembali dan duduk di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ]
Fiksi RemajaBertemu dengan orang yang dulunya pernah mengisi hati kalian dulu atau bisa disebut dengan mantan? Apalagi sikapnya yang sangat flat dan sok cool. Mereka berada dalam satu sekolah tepat di Bandung. Awalnya, Samudra pergi dengan alasan yang klasik d...