Chintya berjalan memasuki sekolahnya. Ia masih kesal karena kemarin Samudra berada di minimarket juga. Hari ini, tampak Chintya cantik apa adanya dengan rambut yang ia biarkan tergerai begitu aja.
Chintya memasuki kelasnya dengan rasa yang masih kesal dengan Samudra. Chintya mengedarkan pandangannya melihat bangku Samudra, tentu aja cowok tersebut ada di bangkunya yang sedang mengobrol dengan temannya. Chintya berjalan ke bangkunya dengan wajah murung.
"Wajah lo kusut kayak setrikaan gitu, ngapa lo?" Rain tiba-tiba datang langsung menemui Chintya di bangkunya.
"Kesal gue,"
"Kesal kenapa?" tanya Ghea heran.
"Nggak papa."
"Lo serius kenapa, cerita ke kami Tya." ujar Fany.
"Ya gue nggak papa, tapi gue minta tolong sama kalian pada."
"Minta tolong apaan?"
"Bantuin gue balas dendam sama orang." Chintya mulai memikirkan rencananya.
"Orangnya itu siapa?" tanya Ghea.
"Nanti lo semua tau,"
Setelah Chintya berkata, bel masuk berbunyi. Setelah lima menit bel berbunyi, guru sejarah, Pak Ferdi datang dengan memegang buku cetak miliknya.
"Assalamu'alaikum," Pk Ferdi mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam." jawab murid satu kelas serentak.
"Kita lanjut materi yang kemarin, harap tidak ada yang main-main atau hal yang lainnya saat saya mengajar." ujar Pak Ferdi.
Ketika Pak Ferdi menjelaskan, ada sebagian murid yang mendengarkan, ada yang tidur, tidak peduli dengan pelajaran sejarah, mendengar tapi masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Mau tidak mau Chintya dkk mendengarkan penjelasan dari guru itu.
"Perasaan gue nggak enak," ujar Chintya.
"Kenapa?" bisik Fany.
"Setelah ini pasti kuis,"
"Seriusan lo?"
"Sepertinya." jawab Chintya datar.
Akhirnya Pak Ferdi telah selesai menjelaskan.
"Ada yang ingin bertanya? Saya persilahkan," ujar Pak Ferdi.
Suasana kelas menjadi senyap, tidak ada satupun murid yang ingin bertanya.
"Sepertinya kalian udah mengerti. Baiklah, keluarkan kertas selembar, hari ini kita kuis."
"Kok mendadak Pak?"
"Nggak bisa gitulah, masaan langsung kuis Pak." protes Samudra.
Mereka jelas kagetnya dan tidak Terima tentang penuturan tiba-tiba dari Pak Ferdi.
"Udah-udah, jangan ada yang protes. Ambil kertas kalian segera, lagian soalnya cuman dua."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ]
Teen FictionBertemu dengan orang yang dulunya pernah mengisi hati kalian dulu atau bisa disebut dengan mantan? Apalagi sikapnya yang sangat flat dan sok cool. Mereka berada dalam satu sekolah tepat di Bandung. Awalnya, Samudra pergi dengan alasan yang klasik d...