Part 19

179 13 2
                                    

Di Minggu pagi ini, Bagas memutuskan untuk berolahraga. Bagas berniat membangunkan Chintya agar olahraga barengan.

"Tyaa, olahraga skuy." ajak Bagas.

"Tumben?"

Bagas menarik tangan Chintya agar ia beranjak dari kasurnya. "Nggak papa, lagi pengen aja. Ayolahh,"

"Iya iya," jawab Chintya pasrah.

Chintya telah siap dengan sepatu olahraganya yang berwarna hitam, kaos putih polos berlengan pendek, celana jogger abu-abu panjang, dan ia mengucirkan rambutnya. Simpel aja.

"Ayoo," ujar Chintya sembari menuruni anak tangga dan Bagas memandangi adiknya sejenak.

"Awas kesambet lo." ucap Chintya.

Abang dan adik berolahraga di sekitar taman dekat rumahnya. Disini tidak begitu ramai dan suasananya masih asri.

Chintya hanya mendapat lima putaran, tapi rasanya seperti lima puluh keliling. Sangat lelah, akhirnya Chintya memutuskan istirahat sebentar, ia duduk di bawah pohon rindang. Sangat sejuk rasanya.

"Cemen lo, baru segitu aja udah lelah." kata Bagas melanjutkan larinya lagi dengan badan yang udah diguyur keringat.

Mata Chintya menangkap sosok laki-laki yang mirip dengan Samudra, meskipun dari jarak pandang yang lumayan jauh. Untuk memastikan lebih jelas, apakah itu dia atau bukan? Chintya menghampiri laki-laki itu. Oh shit! Terhalang oleh abang-abang yang jual balon.

Semakin dekat ia menghampiri, ternyata laki-kaki yang dicari udah nggak ada.

Chintya memutuskan untuk melanjutkan berlari pagi, sebenarnya hanya berlari santai aja. Ingin mengejar Bagas, tapi cowok itu udah berlari cukup jauh dari Chintya.

Cahaya matahari lumayan terik saat ini dan Chintya mulai kepanasan. Tiba-tiba aja dirinya Dikejutin oleh Samudra yang tengah berjalan di samping Chintya.

"Woi," ucap Samudra di sampingnya.

Chintya menoleh ke samping, "apaan?"

"Sendiri?" tanya Samudra.

"Sama abang gue." jawab Chintya dengan santai.

Samudra hanya mengangguk mengerti.

"Lo kenapa disini?" tanya Chintya.

"Jalan-jalan santai aja, nggak boleh emang?"

"Nggak."

Saat ini Chintya dan Samudra tengah berada di tukang penjual bubur ayam di sekitaran taman. Samudra menawari Chintya untuk sarapan dulu, tapi Chintya sempat menolaknya dan tetap aja nggak bisa menolak permintaan Samudra.

"Nggak usah liatin gue gitu juga." ucap Chintya disela suapan buburnya yang udah habis itu.

Samudra selalu aja terpergok memperhatikan Chintya, "gue punya mata, jadi suka-suka gue lah."

"Tapi kalau gue tetap bareng lo, gue bakalan senang kayaknya." ucap Samudra sambil beranjak dari duduknya dan hendak membayar bubur ayam pada penjualnya.

Uhukk.. Uhukk..

Mendengar ucapan yang spontan keluar dari Samudra membuat Chintya tersedak.

Samudra dan Chintya berjalan santai menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai, mereka berdua akan menuju parkiran taman. Gadis itu mencari-cari Bagas, tetapi tidak kelihatan.

Saat mereka tiba di parkiran motor dan mobil, ada seseorang memanggil nama Chintya dari arah belakang, sontak mereka berdua pun menoleh kearah asal suara tersebut.

CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang