Part 26

143 12 2
                                    

Malam ini dengan udara yang dingin, mereka makan malam bersama di tepi persisir pantai.

"Party kitaa nih?" tanya Vino.

"Gass kan lahh bro," balas Raffa.

"Yaudah, sekarang makan dulu. Setelah itu baru kita party-party." ujar Fany.

Saat Chintya duduk, ia melihat di hadapannya udah ada Samudra. Spontan Chintya terkejut melihatnya, ia ingin pindah duduk dari situ tapi nggak enak sama yang lain. Yaudah lah mau dikatakan apalagi.

"Btw ini nggak yang jadian lagi gitu? Biar ada pj-pj lagi," ucap Vino saat masih mengunyah makanan di mulut.

"Lo aja jadian sama si Ghea, apa sih yang nggak sama Ghea. Udah cantik, manis, pintar lagi." ujar Raffa.

Uhuukk..

Ghea mendengar perkataan dari Raffa tersebut langsung membuatnya tersedak.

"Gilaa lo Raf, ya kali gue jadian sama bocah." jawab Ghea sembari mengambil segelas minuman.

"Yaah mana tau kan, kalian jadian."

"Yeee, kalau dia nya mau sama gue. Gue mah mau-mau aja sih ya." ujar Vino.

"Bacot lo,"

"Jangan-jangan Chintya sama Samudra nih bakalan balikan lagi," ucap Fany ceplas-ceplos.

Chintya menatap malas teman-temannya yang kembali menggodanya. Chintya beranjak dari duduknya dan berjalan-jalan ditepi pantai yang tidak jauh dari mereka.

Setelah Chintya pergi, kini giliran Samudra mrninggalkan teman-temannya.

"Mau kemana lo woi?" tanya Rio.

"Toilet bentar," balas Samudra yang belum terlalu jauh dari mereka.

"Paling nyusul Chintya dia nya,"

"Biarin aja mereka berdua, kalau mereka masih mau balikan yaudah mau bilang apalagi." ucap Fany.

Chintya berdiri di hadapan desiran ombak yang menerjang di kakinya.

"Kenapa lama-lama perasaan gue aneh sih." ujar Chintya pada dirinya sendiri.

Chintya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Lo aja sendiri bingung, apalagi gue." ucap seseorang dibelakang Chintya yang membuatnya sedikit terkejut.

Chintya menoleh dan menatap sosok yang ada di hadapannya sekarang.

"Ngapain lo disini?" tanya Chintya.

"Nyari udara segar."

"Jika didefinisikan, hubungan kita hanya teman. Tetapi jika dianalisa lebih dalam lagi masih ada percikan sayang dan rasa tak mau kehilangan." ucap Samudra tanpa menoleh.

"Gue mau nanya sama lo," ujar Chintya.

Samudra mengubah posisinya menjadi menatap Chintya.

"Lo kenapa masih deketin gue?"

Samudra diam mendengar pertanyaan dari Chintya.

"Nggak boleh emang?" tanya Samudra balik.

"I–iya kan gue tanya, kenapa lo balik tanya ke gue." jawab Chintya kesal.

"Semisalnya ada nih cowok yang suka sama lo, lo mau nerima nggak?" giliran Samudra tanya ke Chintya.

Chintya berpikir sejenak. "Dipatahkan oleh satu orang, dan tidak percaya lagi ke semua orang."

"Maksudnya?"

"Iyaa, gue udah nggak percaya lagi dengan ucapan orang atau dari cowok itu." jawab Chintya.

"Kalau dia berjanji nggak bakalan ulangin lagi?"

"Tergantung pada hati gue,"

Samudra hanya menganggukkan kepalanya. Kini ia udah tau semuanya jawaban dari Chintya langsung.

🐣

Samudra membaringkan badannya diatas kasur king size kamar hotel itu, dengan mata yang sedikit terpejam dan tangan memegang kepalanya.

Samudra menghela nafasnya. Hingga Rio melihat Samudra dengan heran.

"Lo kenapa lagi?" tanya Rio.

"Gue nggak papa," ucap Samudra lalu beranjak dari tidurnya menuju balkon kamar.

Cowok itu memperhatikan dua orang cewek yang sepertinya ia kenal itu siapa.

"Ikut gue sekarang." ucap Samudra menarik tangan Rio.

"Eh eh mau kemana?"

Kini Chintya dan Fany sedang berjalan kaki menuju minimarket dekat hotel, mereka mencari snack dan minuman. Saat mereka berdua menuju pulang ke hotel, mereka berdua di hadang oleh dua orang cowok yang sangat seram, lengannya yang sangat kekar, membuat Chintya dan Fany ketakutan.

"Haii manis, darimana kalian?" tanya seorang preman.

"Minggir," ucap Chintya datar.

"Eitss, jangan pergi dulu dong. Main sama kita berdua dulu ayoo," ajak preman satunya lagi.

"Apaan sih kalian." ucap Fany mereka menepis tangan preman yang menyentuh pipinya.

"Ayoo lahh, kita bermain sebentar aja. Abang bayar deh kalau gitu." ujar preman dengan wajah yang meringai.

Bughh!!

Chintya menendang perut preman menggunakan lututnya.

Chintya dan Fany berusaha berteriak dengan sangat kencang untuk meminta tolong.

Bughh!! Bughh!!

"Kurang ajar banget lo." bentak seorang cowok yang datang menolong mereka.

"Beraninya sana perempuan doang." ujar Rio.

Samudra dan Rio menghampiri Chintya dan Fany.

"Kalian berdua nggak papa kan?" tanya Rio.

Fany langsung memeluk Rio. "Kami nggak papa kok, untung kalian berdua datang."

Chintya yang masih diam dengan badan yang masih bergetar sedikit karena ketakutan, Samudra tanpa ragu pun memeluk Chintya, benar-benar memeluk Chintya dengan erat.

"Gue takut Sam." ujar Chintya ke Samudra.

"Udah, ada gue disini." jawab Samudra.

Woii, kenapa so sweet banget sih. Author jadi baper nihh :((

"Yaudah, sekarang kita balik lagi ke hotel." ujar Rio.

🐣

Akuu kembalii guyss wkwk.

Kira2 Samudra bakalan ngelakuin apa ya nanti? Wayo penasaran :v

Jangan lupa vomment yaa.

Happy Reading all:))

CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang