"Cemburu sih, tapi aku kan pantofel
jadi aku nggak punya hak."
~~
"Eh kebo, bangun. Anterin gue ke sekolah." Chintya berusaha membangunkan abangnya yang susah dibangunin daritadi.
"Nggeuh, masih jam lima subuh loh udah mau berangkat ke sekolah aja lo." Bagas nge ngigau.
"Mbahmu masih jam lima subuh, udah jam setengah tujuh anjir."
Bagas spontan terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih sedikit terpejam.
"Kenapa lo nggak bangunin gue daritadi?"
"Ck, udah daritadi gue bangunin lo," ujar Chintya datar.
Bagas beranjak dari tidurnya dan segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Chintya keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan sembari menunggu abangnya.
"Sarapan dulu non." perintah Bi Imah pada Chintya.
"Iya Bi."
"Den Bagas dimana non?" tanya Bi Imah.
"Lagi mandi dia Bi,"
"Ya Allah gusti, udah jam segini masih mandi."
"Biasalah Bi, dia kebo kalau tidur." jawab Chintya.
"Tyaa, ayo berangkat. Nanti lo terlambat," ujar Bagas sambil memakai sepatunya dengan terburu-buru.
"Sarapan dulu den," ucap Bi Imah.
"Bagas sarapan di kampus aja ya Bi." tukas Bagas.
🐣
"Belajar yang baik-baik lo." ujar Bagas dari dalam mobilnya.
"Hm iya," jawab Chintya.
Chintya berjalan menyusuri koridor untuk menuju kelasnya. Seperti biasanya, ia tersenyum walaupun hanya sebentar. Ketika Chintya berjalan, ia melihat Fya menggandeng tangan Samudra. Dan ia merasa cemburu, apa? Cemburu? Ya nggak mungkin lah, nggak ada hak juga lagian. Chintya berpikiran seperti itu.
"Sayang, nanti temani aku ke salon ya." ucap Fya dengan nada suara yang manja pada Samudra.
Samudra mendengar itupun merasa jijik dan berusaha melepaskan gandengannya tersebut.
"Apaan sih lo, pacar gue aja bukan." jawab Samudra.
"Aku sayang loh sama kamu."
"Gue nggak."
Chintya berjalan dengan sangat santai dan mendahului mereka berdua.
"Eh lo cewek keganjenan," sapa Fya.
Chintya menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Fya.
"Lo manggil siapa?" balas Chintya.
"Manggil lo,"
"Lo bilang gue cewek keganjenan?" tanya Chintya pada Fya.
"Emang kenyataannya gitu kan? Lo jalan sama beberapa cowok di luar sana. Termasuk Samudra, cowok gue."
"Lo apaan sih Fya," sambung Samudra.
Chintya mulai mendekati Fya, "sadar diri dong, yang lebih keganjenan siapa? Lo kan? Lo sendiri yang ngedeketin cowok, tapi cowoknya nggak mau sama lo. Sayang banget ya,"
Fya mengepalkan tangannya dan tiba-tiba...
Plakk..
Fya spontan menampar Chintya. Dan ekspresi Samudra saat itu terkejut. Semua murid melihat kegaduhan Chintya dan Fya, termasuk teman-temannya Chintya datang ke tempat dimana kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ]
Teen FictionBertemu dengan orang yang dulunya pernah mengisi hati kalian dulu atau bisa disebut dengan mantan? Apalagi sikapnya yang sangat flat dan sok cool. Mereka berada dalam satu sekolah tepat di Bandung. Awalnya, Samudra pergi dengan alasan yang klasik d...