Sekarang Chintya sedang berada di balkon kamarnya, memandang langit-langit yang gelap karena cuaca yang mendung.
Chintya memasang earphone di kedua telinganya. Refleks Chintya menggumam menyanyikan lagu yang ia putarkan di playlist musiknya.
Sedang tengah asik mendengarkan lagu, Chintya mendapatkan panggilan dari temannya.
"Hallo." sapanya dingin.
"Tyaa, lo di rumah kan?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Iya, kenapa?"
"Samudra masuk rumah sakit, cepetan ke rumah sakit." ucap seseorang to the point di sana.
"Nggak usah bercanda." balas Chintya.
"Gue lagi nggak bercanda, ini semuanya udah di rumah sakit."
Tuttt..
Chintya memutuskan panggilannya duluan. Ia langsung menemui abangnya untuk mengantarkannya ke rumah sakit.
Tokk.. Tokk..
Bagas membukakan pintu kamarnya dan terlihat Chintya dengan raut wajah yang sedih, sehingga Bagas bertanya-tanya adiknya kenapa.
"Lo kenapa?" tanya Bagas.
"Anterin gue ke rumah sakit." pinta Chintya.
"Siapa sakit? Lo sakit Tya?" tanya Bagas sambil memegang dahinya Chintya.
Chintya menepiskan tangan Bagas yang ada di dahinya. "Samudra masuk ke rumah sakit."
"Lah, kok bisa?"
"Buruan ah, nggak usah bawel mulu."
Bagas dan Chintya berpamitan dengan kedua orang tuanya dan langsung menuju ke rumah sakit. Beberapa menit, abang adik itu telah sampai di rumah sakit dan langsung masuk. Menanyakan di mana ruangan Samudra sekarang ke resepsionis atau admnistrasi di rumah sakit.
Dari kejauhan Bagas dan Chintya melihat teman-temannya Samudra sedang menunggu di ruang UGD. Chintya berjalan dengan cepat ke temannya dan tak lupa air matanya udah turun.
"Raf, Samudra kenapa?" tanya Chintya dengan segukan.
"Sa–Samudra kecelakaan beruntun Tya." ucap Raffa.
"Gimana bisa?" kini Bagas menanyakan ke Raffa.
"Gue juga kurang tau bang, tadi pihak dari kepolisian nelpon gue dan mengatakan Samudra kecelakaan beruntun." jawab Raffa.
Mendengar ucapan dari Raffa, Chintya langsung lemas. Ghea, Fany dan Rain menenangkan Chintya agar tidak terpuruk saat melihat ini semua.
"Terus polisinya dimana?" tanya Bagas lagi.
"Lagi di tempat kejadian bang, karena sedang mencari tau kenapa Samudra kecelakaan."
Chintya melihat bahwa dokter telah keluar dari ruangan UGD dan menanyakan keadaan Samudra sekarang ini. "Gimana keadaan pacar saya dok?"
"Samudra telah mengeluarkan darah yang sangat banyak di daerah kepalanya dan stok darah di rumah sakit saat ini sedang menipis," ucap dokter tersebut.
"Donorkan darah saya buat anak saya dok," pinta Dania, Mamanya Samudra.
"Baiklah bu, mari ikuti saya." ucap dokter.
"Saya boleh masuk dok?" tanya Chintya pada dokter.
"Bisa, asalkan jangan ribut ya." ucap dokter.
"Baik, Terima kasih dok." ucap Bagas sambil menjabat tangan sangat dokter.
"Saya pamit dulu." ujar dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ]
Ficțiune adolescențiBertemu dengan orang yang dulunya pernah mengisi hati kalian dulu atau bisa disebut dengan mantan? Apalagi sikapnya yang sangat flat dan sok cool. Mereka berada dalam satu sekolah tepat di Bandung. Awalnya, Samudra pergi dengan alasan yang klasik d...