Part 2

488 45 13
                                    

Jam udah menunjukkan pukul satu siang. Yaitu waktunya pulang sekolah. Chintya pun membereskan alat-alat tulis nya dan bukunya ke dalam tas.

"Uyy Tya, nongkrong di cafe kuy." ajak Ghea.

"Males," jawab Chintya malas.

"Kok lo gitu sih, biasanya lo semangat kali kalo nongkrong," heran Rain.

"Lagi capek gue,"

"Ayoo lahh Tyaa, lo harus ikut sama kami," mohon Fany menunjukkan puppy eyes nya.

"Yauda iya, tapi gue nggak bisa lama,"

"Yeyy. gitulah," sorak Fany, lalu memeluk chintya.

"Kita pake mobil lo aja ya," ucap Rain kepada Chintya.

"Hmm."

"Nggak ada kata lain gitu tya? Gue bukan lagi konser sabyan,"

"Yaudahlah," jutek Rain.

"Mck, sok marah." ujar Chintya sambil mencubit pipi nya Rain.

"Siapa pula yang marah,"

"Yaudah lah gue nggak jadi ikut," ujar Chintya.

"Ihh jangan gitu dong, iyaiya gue nggak marah kok," ujar Rain sambil menyengir.

"Hm okela,"

Sekarang, Chintya dan sahabat lainnya udah sampai di salah satu cafe di jakarta. Chintya hanya menemani para sahabatnya nongkrong di cafe, daripada ia bosan di rumah lebih baik ikut dengan mereka.

"Kalian pada mesan apa?" tanya Rain.

"Nasi goreng sama ice lemon tea aja," jawab Ghea.

"Gue ngikut aja dah," lanjut Fany.

"Lo mesan apa?" tanya Rain kepada Chintya.

"Gue lemon tea aja," jawabnya.

"Makan nya?"

"Nggak, kalian aja. Gue nggak lapar,"

Rain hanya manggut-manggut.

Setelah udah 30 menit menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang menghampiri ke meja makan mereka.

Saat mereka mulai makan, Tiba-tiba handphone diantara milik mereka berdering.

"Hm, kenapa?" tanya Chintya menjawab telepon dari abangnya.

".... "

"Lagi makan bareng teman, kenapa?"

"...."

"Mck. kebiasaan lo," jawab Chintya.

"Yaudah, nanti bentar lagi pulang." lanjut Chintya.

"Lo nelpon siapa Tya?" tanya Ghea.

"Abang gue."

"Abang lo emangnya kenapa?" Tanya Fany.

"Gue disuruh pulang."

"Bentaran lagi aja napa pulang nya," ujar Rain.

"Hm emang,"

"Oh iya by the way, besok ke rumah tya yuk. Oke, sip, deal." ujar Fany kepada tiga temannya sambil menaik turunkan alisnya.

"Boleh tu boleh," jawab Rain.

"Gue juga, lo gimana tya?" tanya Ghea.

"Serah kalian pada,"

"Yaudah, yuk pulang gaess," ajak Ghea.

"Capcus gaees,"

Para ciwai berempat itupun masuk ke dalam mobilnya Chintya. Mengantarkan mereka satu persatu ke rumahnya. Ditengah perjalanan, handphone milik salah satu dari mereka berdering.

CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang