Part 9

263 24 4
                                    

"Kalau memang dia digariskan untukmu sejauh apapun dia pergi, pasti dia akan kembali padamu."
~~

Chintya menuruni anak tangga di rumahnya dengan langkah yang gontai dan mata yang masih berat. Chintya melihat kedua orang tuanya dan abangnya berada di ruang makan.

"Hoamm," Chintya menghempaskan bokongnya ke kursi makan.

"Tumben jam segini udah bangun." sindir Ari, Papanya.

"Nanti kalau aku bangun kesiangan di bilang ngebo, terus kalau aku bangun pagi pada heran semuanya,"

"Lo kan orangnya emang ngebo," ejek Bagas.

"Ngaca ya tolong."

"Udah-udah, sayang kamu mandi dulu sana setelah itu sarapan." ucap Alina, Mamanya pada Chintya.

"Mager ma,"

"Anak perempuan nggak boleh gitu loh, kalau mandi kan agak segeran kamu sayang." ujar Alina.

"Iya Ma iya, ini mau otw mandi." Chintya beranjak dari duduknya dan menuju ke kamarnya.

Setelah beberapa menit Chintya mandi, tubuhnya sekarang udah dibaluti pakaian kaos berwarna abu-abu dan dipadukan dengan celana putih dan rambut yang ia biarkan tergerai. Chintya keluar dari kamar dan turun kebawah menuju ruang makan.

"Sehh, udah mandi dia." Bagas mencubit pipinya Chintya.

"Apaan sih lo," Chintya menepiskan tangannya Bagas.

"Gemesin tau nggak,"

Chintya mengerutkan dahinya.

"Mama sama Papa kemana?" tanya chintya.

"Lagi jalan-jalan keluar." jawab Bagas.

Chintya terus melanjutkan makannya. Seketika suasana ruang makan menjadi hening.

"Nanti jadi kan?" tanya Bagas.

"Emangnya pergi kemana sih?"

"A–nu, ke–ke acaranya cewek gue," jawab Bagas.

"Oh yaudah," jawab Chintya datar.

🐣

Malam hari nya, Sekitar dua puluh menit kemudian, kakak-beradik itu udah tiba disebuah rumah mewah yang penuh dengan beragam kendaraan.

Chintya ingin membukakan pintu mobilnya tapi terhenti karena ucapan Bagas.

"Eh jangan dibuka dulu," ujar Bagas cepat.

Tanpa menunggu jawaban dari Chintya, Bagas keluar dari mobilnya dan mengitari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk Chintya.

Melihat sikap Bagas yang aneh, Chintya menatap Bagas dengan bingung. Tanpa berpikir lama, Chintya beranjak dari duduknya.

"Lo kenapa?" tanya Chintya heran.

"Nggak papa sih," jawab Bagas seraya menggaruk tengkuknya dan melihat kearah Chintya.

"Make-up gue ketebalan?"

Pertanyaan Chintya sangat konyol yang membuat Bagas tertawa, bahkan berkali-kali ia mengelapkan air mata di sudut matanya.

"Kok lo ketawa,"

"Ngaco lo ah, make-up lo nggak ketebalan yaela. Udah perfect," ucap Bagas yang masih terkekeh.

"Lo serius lahh, kan lo ketawa lagi." ujar Chintya dengan wajahnya yang cemberut.

CHINTYA & SAMUDRA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang