"Tugasku sudah selesai bukan? Jadi beritau dimana adikku sekarang," ucap seorang pria yang saat ini sedang berdiri di tengah gelapnya malam, dengan tangannya memegang ponsel yang dia letakkan di telinga.
"Jangan terburu-buru. Kau masih harus melakukan satu hal lagi."
Perkataan seseorang di seberang panggilannya membuat pria tersebut memejamkan mata frustasi, menahan rasa muak dan emosi yang bersatu. Siap meledak jika saja dia tidak mengingat bahwa satu-satunya keluarga yang tersisa sedang dalam bahaya.
"Apa lagi?! Bukankah aku sudah memberikan semua yang kau mau?!" ucap pria tersebut menahan teriakan emosinya.
"Awalnya begitu. Tapi sifat keras kepalanya membuatku menginginkan lebih," jawab lawan bicaranya dengan santai.
"Kau sudah berjanji tidak akan melukainya."
"Tenang saja, aku tidak akan melukainya. Setidaknya belum."
"Kau tidak punya pilihan. Lakukan atau kau tidak akan bertemu dengan adikmu lagi," lanjut seseorang di seberang sana, saat ucapan sebelumnya hanya berbalas kesunyian.
"Bajingan kau Hyunsung!!"
Tangannya terkepal erat, matanya memanas, giginya bergeletuk menahan emosi yang sudah tak dapat dia bendung. Urat yang tercetak jelas di lehernya menunjukkan seberapa besar emosi yang dia miliki saat ini. Sayangnya umpatan yang dia keluarkan hanya berbalas kekehan mengejek oleh Hyunsung, lawan bicaranya saat ini.
"Kau mengataiku bajingan tapi kau sendiri mengkhianati orang yang sudah sangat mempercayaimu. Siapa yang bajingan sebenarnya?"
"Berikan mereka maka kau akan mendapatkan adikmu," perintah Hyunsung mutlak.
Pria tersebut hanya diam. Dia marah dan muak pada dirinya yang tidak bisa berkutik saat ini. Dia ingin mengakhiri perannya sebagai boneka seorang Jang Hyunsung, namun pria tua tersebut memegang peran terlalu besar dalam hidupnya saat ini. Dia tidak boleh salah langkah atau adiknya yang akan menanggung semua.
Meski begitu, dia juga tidak dapat mengkhianati orang lain yang sudah sangat mempercayai dirinya. Sudah terlalu banyak suka dan duka yang mereka lalui. Sudah terlalu banyak juga hal baik yang diberikan oleh orang lain itu padanya. Kebimbangan melandanya saat ini.
"Kim Sohyun. Dia masih sangat muda dan sehat. Semua organnya juga masih berfungsi dengan baik. Jika dijual sudah pasti akan menguntungkanku, apalagi jantungnya. Kau tau harga jantung sangat mahal dibanding organ yang lainnya bukan?"
Mata pria tersebut membola saat mendengar Hyunsung menyebut adiknya. Tidak, dia tidak dapat mengorbankan adiknya, satu-satunya harta paling berharga yang dia miliki saat ini. Dia memejamkan matanya sebelum menjawab ucapan Hyunsung, meyakinkan dirinya bahwa ini adalah pilihan terbaik.
-❣-
"Ah!! Pelan-pelan Hyesoo!!"
"Jangan cengeng. Kau sendiri yang bilang ini hanya luka kecil."
"Ini memang kecil, tapi tetap sakit jika kau tekan sekuat itu!!"
"Kau membentakku?!"
"Mana ada aku membentakmu?!"
"Lihat!! Suaramu meninggi!!"
Perdebatan sepasang kekasih ini berawal dari Hyesoo yang secara tak sengaja menemukan luka Kyungsoo akibat perkelahian sebelumnya, setelah mereka mengantarkan member EXU dan Joongki untuk beristirahat di kamar yang tersedia. Kyungsoo ternyata sejak awal menyembunyikan luka tersebut dari kekasihnya, tidak ingin membuat Hyesoo khawatir. Wanita itu sendiri memang akan sangat berlebihan dan berakhir marah-marah tidak jelas pada Kyungsoo jika tau kekasihnya terluka meskipun hanya luka kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/200873060-288-k287334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent
FanficPelatihan yang diterimanya sejak kecil membuat Do Kyungsoo menjadi salah satu agen rahasia terbaik di Korea Selatan. Dia berusaha mengungkapkan tersangka pembunuhan keluarganya. Namun saat dia menemukan titik terang, sebuah nasib buruk menimpanya. D...