Setahun kemudian..Hyesoo berdiri di depan sebuah toko bunga. Di tangannya sudah terdapat dua buket bunga lili putih yang cantik. Berkebalikan dengan bunga yang dia pegang, Hyesoo memasang wajah kesalnya. Beberapa kali dia menghembuskan nafasnya kasar, tanda lelah menunggu. Sekian lama waktu bergulir akhirnya sebuah mobil sedan hitam, yang ditunggunya sedari tadi, berhenti di depannya. Hyesoo menghembuskan nafasnya kasar sekali lagi sebelum kemudian masuk ke dalam mobil tersebut.
"Kalian terlambat sepuluh menit," ucap Hyesoo kesal, memancing helaan nafas kasar dari pria kulit hitam di depannya.
"Hanya sepuluh menit dan wajahmu sudah seperti kain kusut," balas Jackson, disusul pukulan keras di belakang kepalanya.
"Ya!!" teriak Jackson tak terima pada Hyesoo, pelaku pemukulan.
"Ini hari penting!! Bagaimana bisa kalian terlambat?!"
"Bilang saja kau sudah tak sabar bertemu kekasihmu!! Kenapa kau jadi marah-marah?!"
"Kau yang memancing!!"
"Ya ya, sudahlah jangan bertengkar lagi. Hyesoo-ya, maafkan kami sudah terlambat. Sekarang duduklah tenang agar kau bisa segera bertemu kekasihmu," ucap Joonseok yang sedari tadi tertawa melihat pertengkaran dua temannya.
Akhirnya Hyesoo dan Jackson pun duduk dengan tenang, membiarkan Joonseok membawa mobil dengan tenang, meski kesal tetap melekat di wajah mereka. Joonseok menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua temannya ini. Mereka memang tidak pernah berubah. Sejak dulu selalu saja ada hal kecil yang memancing mereka bertengkar.
Sedan hitam tersebut terus melaju dengan tenang, hingga setengah jam kemudian mereka tiba di pinggiran kota. Joonseok membelokkan mobilnya menyusuri sebuah jalan sepi yang cukup lebar. Mereka terus maju sampai akhirnya mereka tiba di sebuah pemakaman, di ujung jalan tersebut.
Joonseok memarkirkan mobilnya dengan rapi di sebelah sedan hitam lainnya. Mereka bertiga kemudian turun dalam diam. Suasana panas antara Hyesoo dan Jackson seketika menghilang, berganti dengan suasana sendu. Dalam diam mereka melewati gerbang pemakaman tersebut, menyusuri nisan demi nisan untuk menemukan milik rekan seperjuangan mereka.
Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba di tempat yang mereka tuju. Dua buah makam yang baru saja dibersihkan. Di depan salah satu makam berdiri seorang pria dengan pakaian serba hitamnya. Pria tersebut berbalik saat menyadari langkah kaki Hyesoo dan dua orang lainnya mendekat, saling melempar senyum hangat satu sama lain.
"Kalian terlambat. Aku sudah membersihkan makam mereka," ucap pria tersebut setelah Hyesoo dan yang lain berhenti di sampingnya.
"Salahkan mereka," ucap Hyesoo menunjuk dua pria yang datang bersamanya.
"Hanya terlambat sepuluh menit dan kekasihmu sudah marah-marah seperti ini," ucap Jackson membela diri.
"Benarkah? Sepertinya kekasihku sedang PMS. Maklumi saja," balas pria tersebut dengan suara tawa rendahnya, melihat pertengkaran Hyesoo dan Jackson yang selalu terjadi sejak lama.
"Kyungsoo-ya!!" protes Hyesoo mengundang tawa tiga pria lainnya.
"Sudahlah, hentikan tawa kalian. Ayo kita sapa mereka," ucap Hyesoo menghentikan tawa mereka, kemudian maju untuk meletakkan buket yang dia bawa pada masing-masing makam.
Kim Minho dan Kim Sohyun, adik dari Minho. Kedua nama itu tertulis apik di masing-masing nisan.
Malam itu, tepat sebelum Minho menyusul rekannya yang lain, dia menunggu adiknya yang akan diantar oleh bawahan Hyunsung di tempat yang sudah ditentukan. Tak lama dia menunggu, sebuah mobil van hitam berhenti di depannya. Seorang bawahan Hyunsung kemudian turun sambil menarik seorang perempuan. Pria tersebut mendorong Sohyun ke arah Minho, kemudian kembali bergegas masuk ke dalam van sebelum Minho sempat memprotes perlakuan kasarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent
FanfikcePelatihan yang diterimanya sejak kecil membuat Do Kyungsoo menjadi salah satu agen rahasia terbaik di Korea Selatan. Dia berusaha mengungkapkan tersangka pembunuhan keluarganya. Namun saat dia menemukan titik terang, sebuah nasib buruk menimpanya. D...