Kyungsoo dan Jackson terus berjalan mengikuti Minho yang menuntun mereka melewati lorong demi lorong. Bangunan tua ini memiliki susunan ruang layaknya labirin, sehingga bagi mereka yg baru pertama kali masuk sudah dipastikan akan tersesat. Anehnya Minho dapat dengan mudah menyusuri tiap lorong, menambah kecurigaan Kyungsoo pada rekan setimnya ini. Merasa bukan waktu yang tepat, Kyungsoo menahan rasa ingin taunya dan nemilih terus mengikuti Minho.
Sebuah pintu tangga menuju lantai atas menjadi akhir perjalanan mereka setelah melewati lorong yang entah sudah keberapa. Dengan perlahan mereka melangkahi tiap anak tangga, menghindari gema berlebihan akibat ruang tangga yang sempit dan tertutup.
Minho yang memimpin di depan kemudian membuka pintu saat mereka tiba di ujung tangga. Ketika pintu tangga tersebut terbuka, terpampanglah sebuah ruangan yang minim cahaya. Ruangan ini luas, namun terdapat banyak kardus dan barang tak terpakai yang bertumpuk tinggi hingga menutupi pandangan. Tidak ada satupun jendela pada ruangan ini. Hanya cahaya redup dari deretan lampu TL yang beberapa sudah berkedip, bahkan tak lagi menyala, karna termakan usia.
Kyungsoo, Jackson, dan Minho kemudian berjalan menyusuri ruangan tersebut. Namun belum jauh berjalan, mereka dikejutkan oleh seorang pria berbadan tegap yang tiba-tiba muncul dari balik tumpukan kardus. Pria tersebut menyerang Minho yang saat itu berjalan di depan, namun dengan lincahnya rekan satu tim Kyungsoo itu menghindar. Memiliki tubuh yang cukup gempal dan terbiasa duduk di balik layar komputer lantas tidak membuat Minho kesulitan dalam pertarungan secara langsung.
Pria tersebut kembali melayangkan tinjunya. Kali ini berhasil di tahan Minho. Dia memegang tangan lawannya, memelintir ke belakang tubuh pria tersebut, kemudian menendang belakang lutut lawannya hingga pria tersebut jatuh berlutut. Setelah itu dia dengan kuat memukul tengkuk lawannya hingga tak sadarkan diri.
Mereka kembali melanjutkan langkah. Namun belum jauh berjalan, mereka kembali dihadang oleh anak buah Hyunsung. Kali ini jumlah lawan mereka jauh lebih banyak. Segerombolan pria mulai menyerang, mengerahkan kemampuan terbaik untuk mengalahkan Kyungsoo dan dua rekannya.
Kyungsoo, Jackson, dan Minho tidak tinggal diam. Sambil bergerak maju, mereka tak segan untuk melawan balik. Beberapa kali mereka menghajar lawan hingga babak belur, mematahkan tulang, membuat lawan tidak sadarkan diri, bahkan beberapa kali mereka menembaki lawan yang sudah sangat merepotkan.
Kyungsoo dan kedua rekannya mempercepat langkah mereka setelah segerombolan pria tadi berhasil dilumpuhkan, hingga akhirnya menemukan apa yang menjadi tujuan mereka saat ini. Di hadapan mereka; Joonseok, Joongki, dan beberapa member EXU; Baekhyun, Jongdae, Chanyeol, dan Sehun, terikat dengan kondisi babak belur. Bahkan Baekhyun, yang Kyungsoo yakini membantu Joonseok melawan anak buah Hyunsung, sudah terbaring mengenaskan di samping Joonseok, yang keadaannya juga tak jauh berbeda.
Melihat kondisi teman-temannya, Kyungsoo tidak dapat menahan emosinya. Dengan brutal dia menembaki beberapa orang anak buah Hyunsung yang sejak awal berada di sekitar teman-temannya. Bahkan salah satu lawan, yang hampir berhasil mendekatinya, berakhir mengenaskan dengan wajah yang tak lagi berbentuk karna timah panas miliknya.
Selesai menghabisi anak buah Hyunsung, Kyungsoo dibantu Minho dan Jackson melepaskan ikatan teman-temannya.
"Kita harus segera keluar dari sini," ujar Jackson sambil melepaskan tali yang mengikat pergelangan tangan dan kaki.
"Di mana Hyesoo?" tanya Minho yang baru merasakan ketidak hadiran salah satu rekannya ini.
"Entahlah. Dia belum mengabariku," jawab Kyungsoo yang juga tak kalah sibuk melepas tali ikatan seperti Jackson dan Minho.
"Kalau begitu kita harus menemukan dia dulu," balas Minho.
"Tidak. Kalian bawa mereka keluar, aku akan mencari Hyesoo," perintah Kyungsoo menimbulkan tatapan protes Jackson dan Minho.
"Kau yakin? Bagaimana jika masih banyak anak buah Hyunsung yang tersisa? Kau akan dalam bahaya, Kyung."
"Mereka lebih membutuhkan pertolongan," ujar Kyungsoo, membantah protes Jackson, sambil menunjuk Joonseok dan Baekhyun dengan dagunya.
Jackson dan Minho akhirnya diam. Dalam hati mereka membenarkan argumen Kyungsoo, mengingat kondisi Joonseok dan Baekhyun yang tidak bisa dikatakan baik. Wajah dan tangan mereka penuh luka dan memar, bahkan beberapa ada yang mengeluarkan darah segar. Joongki, Jongdae, Chanyeol, dan Sehun pun terlihat membutuhkan pengobatan, meski kondisi mereka tak separah dua orang lainnya.
"Ayo bergerak. Kita tidak boleh mengulur waktu," titah Kyungsoo setelah mereka berhasil melepas ikatan Joongki dan yang lainnya.
Mereka pun mulai berjalan menuju pintu keluar. Kali ini Kyungsoo memimpin sambil membantu Baekhyun yang kesulitan berjalan, disusul Jackson yang juga membantu Joonseok. Di belakang mereka Joongki dan member EXU lainnya mengikuti, dengan Minho yang berjalan paling akhir untuk menjaga mereka dari belakang. Pelan namun pasti mereka pun mulai menuruni tangga menyusuri lorong demi lorong yang sebelumnya sudah dilewati.
Setelah melewati rangkaian lorong bak labirin, akhirnya mereka tiba di lobby, ruangan terakhir yang harus mereka lewati. Namun langkah mereka terhenti di tengah ruangan besar tersebut saat melihat Hyesoo keluar dari sisi kanan lobby, meningkatkan kewaspadaan Kyungsoo dan yang lainnya.
Kyungsoo langsung melepas rangkulan tangan Baekhyun dan membawa pria tersebut berlindung di belakangnya bersama member EXU yang lain. Sebelah tangannya beralih ke balik jaket yang dia kenakan, menggenggam senjata api yang sialnya hanya tersisa dua peluru. Jackson dan Minho pun melakukan hal yang sama, bersiap menodongkan senjata mereka masing-masing ketika situasi mendesak meski dengan peluru yang terbatas.
Perilaku mereka saat ini bukan disebabkan kedatangan Hyesoo, tapi karna seseorang yang bersamanya. Tepat di belakang wanita tersebut, David muncul dengan menodongkan senjata api di kepala Hyesoo. Seorang kaki tangan Hyunsung mengekor di belakang pria tersebut.
"Ternyata kemampuan tim alpha memang tidak dapat diragukan. Bukan begitu, Do Kyungsoo-ssi?"
Kyungsoo dan yang lainnya segera berbalik saat mendengar suara pria paruh baya dari belakang mereka. Di sana, di depan lorong yang barusan mereka lewati, Jang Hyunsung bersama kedua kaki tangannya yang lain berdiri dengan angkuh. Menyadari situasi berbahaya saat ini, Kyungsoo segera berpindah menghampiri Minho yang sebelumnya berada di depan Hyunsung seorang diri.
"Apapun yang terjadi, kau tidak akan mendapatkan yang kau inginkan," ucap Kyungsoo tanpa gentar.
Mendengar perkataan Kyungsoo, Hyunsung tersenyum angkuh. Mata pria paruh baya tersebut memandang remeh padanya, mengundang tatapan bingung dari Kyungsoo.
"Jangan khawatir, rekan setimmu sudah berbaik hati memberikannya padaku," ucap Hyunsung sambil mengangkat tangannya, menunjukkan sebuah flashdisk yang sangat Kyungsoo kenal.
Seketika kepala Kyungsoo menoleh pada Minho, menatap tak percaya pada salah satu rekan yang sangat dia percayai itu.
"Tidak perlu menatapnya seperti itu. Dia menukarnya dengan hadiah yang sangat setimpal. Bukan begitu Kim Minho-ssi? Kau sudah menerima hadiah dariku bukan? Ah.. seharusnya memang sudah, karna itu kau ada di sini sekarang bukan?" lanjut Hyunsung dengan senyum kemenangannya.
Kyungsoo memandang Minho dalam diam. Dia dapat melihat emosi yang tercetak jelas di wajah rekan setimnya tersebut. Tangannya tergenggam erat hingga memutih, bahkan wajahnya sudah memerah karna menahan emosi.
"Kau berjanji tidak akan menyakiti adikku jika aku mengikuti perintahmu," ucap Minho geram.
"Tidak, aku tidak berjanji menyakiti adikmu. Aku hanya berjanji tidak mengambil organnya saja."
"Lagipula tubuhnya terlalu indah untuk disia-siakan. Terlebih pelanggan VIP-ku sangat tertarik padanya dan rela membayar mahal untuk itu," lanjut Hyunsung, semakin menyulut emosi Minho.
"Keparat kau Jang Hyunsung!!"
Dor!!
-TBC-
28 November 2020
Maaf untuk keterlambatan update yang udah sangat sangat sangat lama ini..
🙏🙏Selanjutnya bakal jadi chapter terkahir
Gak akan lama kok kali ini hehe
Ditunggu ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent
FanfictionPelatihan yang diterimanya sejak kecil membuat Do Kyungsoo menjadi salah satu agen rahasia terbaik di Korea Selatan. Dia berusaha mengungkapkan tersangka pembunuhan keluarganya. Namun saat dia menemukan titik terang, sebuah nasib buruk menimpanya. D...