SA #16

468 52 5
                                    

Langkah kaki Kyungsoo bergerak pelan memutari kamarnya sejak sepuluh menit yang lalu. Rasa kantuknya hilang saat beberapa saat yang lalu Hyesoo menghubunginya, melaporkan kegagalan rencana mereka. Rasa penat seketika memenuhi kepala saat mengetahui bukti pentingnya hilang sebelum sempat mereka ambil.

Merasa tidak mendapatkan ide apapun setelah berkeliling kamar, Kyungsoo memutuskan duduk di tepi kasurnya. Tangan yang bertumpu pada lutut digunakan untuk menopang kepalanya yang tertunduk, melanjutkan mencari ide lain untuk mendapatkan bukti. Cukup lama Kyungsoo di posisi tersebut, hingga penat semakin terasa menyiksa kepalanya.

Kyungsoo menghempaskan tubuh ke belakang, berbaring di ranjang empuknya, sambil menghembuskan nafas kasar tanda frustasi. Tak lama kemudian kegiatan berbaringnya terganggu oleh dering ponsel penanda sebuah panggilan masuk. Kyungsoo mengangkat ponselnya dengan malas saat nama Hyesoo tertera di layar.

"Ada apa Hyesoo?"

"Kyung, aku baru saja membuka data yang kau simpan di kalungku untuk mencari petunjuk, dan kau tau? Jung Woongin, pemilik JWI Corp, berada di posisi teratas untuk transaksi jual beli dengan BS Group. Jumlahnya dua hingga tiga kali lipat jika dibanding perusahaan lain."

Kyungsoo langsung duduk tegak saat Hyesoo menyebut nama baru perusahaan ayahnya dulu. Dia memang belum membaca dengan teliti daftar orang-orang yang melakukan jual beli ilegal dengan BS Group, dan dia cukup terkejut saat Hyesoo menyebut nama penghianat orangtuanya itu sebagai orang yang melakukan transaksi tertinggi.

Bicara tentang JWI Corp, Kyungsoo mengingat seseorang yang bisa dia andalkan untuk mendapatkan bukti jual beli dari perusahaan ini. Setelah mengucapkan terima kasih pada Hyesoo atas informasi yang sudah disampaikan wanita itu, Kyungsoo segera menghubungi Minho, meminta untuk mencarikan nomor ponsel seseorang yang belum pernah dia jumpai sejak kecelakaan waktu itu.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Kyungsoo langsung menghubungi nomor tersebut. Persetan dengan jarum jam yang menunjukkan pukul tiga dini hari, ataupun sumpah serapah yang akan dikeluarkan orang ini. Kyungsoo harus menghubunginya sekarang guna menghilangkan penat di kepala sejenak.

"Halo," suara serak khas bangun tidur menyapa.

"Ya pak tua. Apa aku mengganggumu?"

Hening sejenak datang dari sebrang panggilan setelah Kyungsoo membalas sapaan orang yang dihubunginya.

"Kyungsoo? Kau kah itu?"

"Wah tak kusangka ingatanmu masih bagus juga pak tua," jawab Kyungsoo sambil terkekeh.

"Ya!! Dasar anak sialan!! Kemana saja kau?! Mengapa baru menghubungiku?! Apa kau sekarang merasa bersalah karna melupakan aku setelah kau menjadi idol terkenal?! Hingga harus mengganggu tidur nyenyakku?!"

Eom Kijoon, pria paruh baya yang dihubungi Kyungsoo saat ini, tidak akan lupa dengan anak bungsu CEO perusahaannya terdahulu. Seorang anak kecil dengan kulit putih, pipi bulat, dan bibir yang tak pernah berhenti merekahkan senyum, yang selalu memanggilnya dengan sebutan pak tua. Entah mengapa bocah ini bisa memberikan julukan itu padanya.

"Maafkan aku pak tua, tapi ini benar-benar penting" balas Kyungsoo dengan senyum yang belum menghilang dari bibir mendengar umpatan dan teriakan dari sahabat ayahnya itu.

"Dasar kau. Katakan, untuk apa kau menghubungiku sesubuh ini."

"Apa kau masih  bekerja di JWI Corp?"

Eom Kijoon dan Jung Woongin, keduanya adalah sahabat ayah Kyungsoo yang turut membantunya mengelola perusahaan yang dia rintis dari nol, Doh Corp. Ketiganya merupakan orang-orang hebat yang mampu menarik client dan investor besar masuk ke dalam perusahaan milik ayah Kyungsoo, dan kemudian berhasil menjadikan perusahaan itu sebagai salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan.

Secret AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang