Sebuah mobil hitam sedang melaju kencang di jalanan yang cukup sepi malam ini, menuju sebuah lokasi penyekapan Joonseok, Joongki, dan sebagian member EXU berada. Pada akhirnya, setelah mendapat kabar mengejutkan beberapa waktu lalu, Kyungsoo memutuskan hanya membawa Jackson dan Hyesoo bersamanya. Selain kedua orang tersebut yang memang sudah sangat berpengalaman dalam pertarungan langsung, Kyungsoo juga tidak dapat membiarkan member EXU lainnya sendiri, sehingga meminta Minho untuk menjaga mereka.
Setelah berkendara cukup lama, menuju sebuah lokasi yang berada sangat jauh dari pusat kota, akhirnya Kyungsoo, Hyesoo, dan Jackson tiba di sebuah bangunan tua lima tingkat dengan halaman luas yang merupakan lokasi penyekapan rekan-rekan mereka. Kyungsoo menghentikan mobil mereka di halaman tersebut dan segera keluar bersama Hyesoo dan Jackson, setelah sebelumnya menyiapkan senjata yang mereka butuhkan.
Kyungsoo selaku kapten tim yang pertama memasuki gedung tersebut, setelah membuka dua buah daun pintu degan bingkai kayu keropos dan kaca besar ditengahnya yang sudah pecah berlubang entah karna pukulan atau lemparan benda keras, disusul Hyesoo dan Jackson di belakangnya menyusuri lobby besar yang menyambut mereka.
Pandangan mereka tidak pernah lepas dari setiap sudut lobby. Sambil terus berjalan, tanpa menimbulkan kebisingian, Kyungsoo dan kedua rekannya bersiaga akan lawan yang mungkin saja tiba-tiba muncul. Namun, entah memang direncanakan atau tidak, mereka tidak menemukan seorangpun lawan di sekitar lobby besar ini.
"Kita tidak bisa membuang waktu lebih lama," ucap Kyungsoo setengah berbisik kepada Hyesoo dan Jackson ketika menyadari bahwa bangunan tua ini ternyata sangatlah luas.
"Kita harus berpencar agar lebih mudah menemukan mereka. Ingat, usahakan tidak membuat keributan dan jangan putuskan komunikasi," perintah Kyungsoo yang dibalas anggukan oleh Hyesoo dan Jackson.
Mereka bertiga langsung sigap berpencar mengambil jalan masing-masing setelah mendengar perintah Kyungsoo. Jackson menuju sisi kiri bangunan, Hyesoo sisi kanan bangunan, sedangkan Kyungsoo mengambil jalan di depan mereka sebelumnya.
-❣-
Jackson berjalan menyusuri sebuah lorong panjang pada bangunan tua tersebut demi menemukan Joonseok, Joongki, dan beberapa member EXU. Dengan hati-hati membuka setiap pintu yang dia lihat guna menemukan tanda-tanda penyekapan yang mungkin bisa membantu. Dan jika beruntung, mungkin dia bisa langsung menemukan mereka yang disekap.
Sedang sibuk mencari, terdengar sayup-sayup suara dua pria dari arah depan, tepatnya di belokan lorong yang akan Jackson lalui. Suara tersebut semakin lama semakin keras, seiring dengan suara langkah yang semakin mendekat. Mengingat ucapan Kyungsoo, Jackson membuka pintu terdekat yang dia temui dan masuk ke ruangan tersebut demi menghindari keributan.
Jackson bersembunyi di balik pintu ruangan, yang sepertinya merupakan bekas ruang karyawan jika dilihat dari banyaknya meja bilik tak terawat di ruangan tersebut. Jendela dengan kaca pecah sebagian, yang berjajar sepanjang ruangan dan menghadap ke arah lorong, dapat memudahkan Jackson melihat situasi di luar. Namun karna posisinya yang kurang tepat, Jackson tidak dapat melihat dengan jelas keadaan di lorong sehingga dia memutuskan untuk bergeser sedikit.
Krek
"Botol plastik sialan," umpat Jackson dalam hati saat tau barang yang barusan dia injak.
Dua pria yang sebelumnya sibuk berbincang tersebut langsung menoleh ke belakang. Segera saja Jackson bersembunyi di salah satu meja bilik saat melihat kedua orang tersebut berjalan ke arahnya.
Benar saja, tak lama kemudian derit pintu yang dibuka terdengar. Jackson berharap kedua pria tersebut akan langsung pergi saat melihat ruangan kosong. Namun detik berikutnya memaksa dia untuk bersiap melawan karna mereka ternyata masuk dan mulai menelusuri ruangan tersebut. Jackson mempertajam indra pendengarnya guna mengira-ngira posisi lawan saat ini.
Langkah kaki mereka kian mendekat seiring dengan deritan kursi meja bilik yang digeser secara kasar. Tak lama kemudian, meja bilik tempatnya bersembunyi bergeser secara tiba-tiba. Saat itu lah Jackson segera bangkit, mendorong dan memberikan pukulan telak pada wajah salah satu lawannya hingga menabrak meja bilik lain.
Tak melewatkan kesempatan tersebut, Jackson segera membalikkan badannya untuk bergegas menuju pintu keluar. Namun sayang seorang yang lain tiba-tiba menghantam wajah Jackson dan menendang perutnya hingga tersungkur.
Belum cukup sampai disitu, pria tersebut kemudian menendang tubuhnya berkali-kali. Tidak ingin menyerah, Jackson berguling ke samping guna menghindari tendangan lawannya yang kesekian kali, kemudian berdiri siap melawan balik.
Lawannya kembali berlari, melayangkan tinju ke arahnya. Menghindar sedikit ke samping, Jackson kemudian menangkap tangan orang tersebut dan memutarnya ke belakang. Namun sepertinya pria tersebut dapat membaca gerakannya, karna sesaat kemudian tubuhnya sudah terbanting ke depan.
Tidak ada waktu untuk menghiraukan rasa sakit di punggungnya, karna setelah itu pria tersebut sudah mengangkat kaki bersiap menginjak wajahnya. Jackson kembali bergulir ke samping menghindari serangan lawannya. Tidak ingin kembali kehilangan kesempatan, pria tersebut kembali berlari ke arahnya. Namun karna reflek Jackson yang baik, dia dapat menghindar tepat sebelum pria tersebut menerjangnya.
Kini giliran Jackson yang berlari ke arah lawannya, melayangkan pukulan telak ke wajah pria tersebut hingga tersungkur. Jackson berjalan menghampiri lawannya untuk kembali menghajar. Namun langkahnya terhenti saat merasakan pria lain mengunci lehernya dari belakang, membuat Jackson sulit bernafas.
Jackson tak dapat berkutik. Pandangannya mulai buram akibat oksigen yang semakin menipis dalam paru-parunya. Dalam ketidak berdayaannya, Jackson merutuki kebodohannya yang sempat melupakan lawannya yang lain, hingga dia lengah dan dapat dengan mudah dikalahkan seperti sekarang.
Sempat larut dalam penyesalan, Jackson segera menepis pemikiran tersebut. Dia sadar bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk sebuah penyesalan bersarang dalam pikirannya. Yang harus dia lakukan saat ini adalah mencari cara agar dia bisa melepaskan diri dari lawannya.
Dengan sisa kekuatannya, Jackson mendorong lawannya ke belakang dengan sekuat tenaga hingga pria tersebut menabrak berderet-deret meja bilik. Merasakan perlawanan dari Jackson, pria tersebut tidak melepas kuncian pada lehernya, hingga kemudian punggung pria tersebut menghantam dinding di belakang mereka dengan keras. Jackson jatuh terduduk saat kuncian lawannya terlepas, terbatuk hebat sebentar kemudian mengambil nafas dengan rakus.
Saat Jackson sudah mulai dapat bernafas dengan baik, pria yang lain datang mendekat sambil menodongkan senjata api ke arahnya.
"Kau memang lawan yang tangguh, Jackson-ssi. Tapi aku sudah mulai bosan. Jadi mari kita akhiri."
-TBC-
06 Juni 2020
Terima kasih sudah membaca, dan maaf banget untuk keterlambatannya
🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent
FanfictionPelatihan yang diterimanya sejak kecil membuat Do Kyungsoo menjadi salah satu agen rahasia terbaik di Korea Selatan. Dia berusaha mengungkapkan tersangka pembunuhan keluarganya. Namun saat dia menemukan titik terang, sebuah nasib buruk menimpanya. D...