Hari ini sekolah libur. Ada suatu kegiatan yang diadakan oleh semua guru-guru. Indah merasa senang, karena libur ini tepat pada hari Sabtu. Jadi besok masih bersambung liburnya. Indah juga merasa ingin beristirahat diri dan otaknya. Setelah lama belajar di sekolah kini ada dua hari libur baginya.
Sayang sekali, Indah tidak bisa mengkontak Alvin karena sekolah mereka mempunyai peraturan yang sama, siswa tidak diperkenankan membawa alat komunikasi. Mereka hanya bisa chattingan via facebook nanti malam.
Selesai membereskan rumah dan membantu Ibunya, Indah pergi mandi. Sekitar pukul sembilan pagi, dia sudah segar, rapi, dan bersih. Menghindari rasa bosannya, akhirnya dia memutuskan untuk membaca buku novel koleksinya yang belum ia baca. Diatas tempat tidur sambil meluruskan kaki, Indah menikmati suasana liburnya.
Di tengah kesantaiannya, tiba-tiba Ibunya berteriak dari bawah. Ibu memberitahu bahwa Indah kedatangan tamu. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Indah.
Siapa berani mengganggu waktuku ini, ya? Indah membatin.
"Iya Bu, sebentar! Indah ke bawah," balas Indah. Dia mengambil ikat rambutnya lalu mengikatkan pada rambut lurusnya.
Indah keluar kamar dengan cukup terburu-buru. Setelah itu, dia bukakan pintu rumahnya. Betapa terkejutnya Indah, Rifki datang dengan penampilannya yang sudah sangat rapi. Indah melongo dibuatnya.
"Eh Indah," ucapnya sambil tersenyum. Minyak wanginya tercium menyengat menusuk hidung Indah.
"Ada apa kesini?" tanya Indah dengan nada sedikit ketus.
"Mmm gini Ndah, hari ini kan libur. Gue mau ngajak lo jalan," jawab Rifki. "Mau kan?"
"Jalan?"
"Iya, jalan-jalan kemana gitu. Ke taman kota kek, ke kafe, terserah. Gue yang bayarin kok," jawab Rifki.
"Kenapa gak sama Kiki?" tanya Indah sambil menyunggingkan senyum sinisnya.
"Kiki siapa? Sahabat lo itu?" Rifki balik bertanya. Indah mengangguk.
"Ngapain Ndah, gue cuman mau sama lo," jawab Rifki. Indah mengangguk sambil tersenyum.
"Oke, bentar ya," ucap Indah.
"Serius Ndah?" Rifki memastikan.
"Udah, tunggu aja disini," jawab Indah.
Indah kembali ke kamarnya. Dengan cekatan ia mengambil HP-nya lalu kembali menghampiri Rifki yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Gue cuman mau minta maaf sebelumnya, kalo gue gak bisa," ujar Indah. Dia menunjukkan sebuah foto di HP-nya, fotonya bersama Alvin beberapa bulan yang lalu, semenjak mereka masih duduk di bangku SMP.
"Ini cowok gue, gue gak mau cemburu liat gue jalan sama cowok lain. Sori banget ya," lanjutnya.
"Oh, ternyata lo udah punya pacar?" tanya Rifki. Indah mengangguk, ia menyimpan kembali HP-nya di saku celananya.
"Jadi udah tahu kan? Itu alasan kenapa gue gak nerima ajakan buat jalan hari ini, gue udah punya cowok, dan perasaannya adalah perasaan gue juga, yang harus gue jaga baik-baik," jawab Indah.
"Oke, gue ngerti. Ya sudah kalo emang lo gak bisa," ujar Rifki.
"Inget, cewek bukan gue doang. Lihat sahabat gue, Kiki, dia ngarep banget bisa deket sama lu, kak, kasihan. Dan gue gak mau nyakitin perasaan Kiki dengan hanya jalan berdua sama lu," ucap Indah.
"Iya, iya ... gue ngerti. Sekarang gue pamit, semoga hari-hari lu selalu bahagia," Rifki akhirnya mundur dan pergi meninggalkan rumah Indah. Indah pun kembali masuk ke rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[ BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS ] Kau tahu, mempertahankan sebuah hubungan tak semudah membalikkan telapak tangan, tak sesingkat mengedipkan mata. Namun apa arti sebuah hubungan jika pada akhirnya meneteskan air mata? Ini bukanlah cerita cinta biasa...