Part 15

42 10 0
                                    

Kiki melambaikan tangannya pada Indah. Mereka telah menghabiskan sore mereka di taman kota. Ada pasar malam kecil-kecilan yang digelar pekan ini. Dengan membawa beberapa jinjingan kantong kresek, Indah masuk ke komplek rumahnya.

Sesampainya di rumah, Indah meletakkan barang bawaannya diatas meja makan. Dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah bersih dan segar, Indah unboxing semua belanjaannya.

Dia membeli beberapa makanan seperti martabak keju, gula kapas, dan lain-lain. Setidaknya dia punya stok makanan untuk malam hari.

"Uang yang Ibu kasih, habis?" tanya Ibu saat melihat Indah sedang membuka belanjaannya.

"Ada sisa tiga ribu," jawab Indah.

"Banyak banget yang terpakai. Ish ... ish ... ish ...," Ibu menggelengkan kepala.

"Mahal sama ongkos Bu, Indah mah cuman beli ini doang," jawab Indah. "Lagian sesekali ya Bu, kapan coba bisa ke pasar malam lagi."

"Heem ... Terserah kamu deh," ujar Ibu.

Malam harinya, Indah tengah sibuk memainkan HP ditemani potongan martabak keju yang manis dan lezat. Sebenarnya dia sedang menunggu Alvin aktif, namun karena lama, dia memutuskan untuk melihat konten-konten menarik di facebook.

Lama menanti, malam hampir larut. Namun Alvin tak kunjung aktif. Indah sempat kecewa, malam ini Alvin lenyap tanpa kabar yang jelas. Indah berfikir bahwa kesibukan Alvin telah membuat Alvin lupa bahwa disana ada yang tengah merindukannya. Indah mematikan HP-nya. Martabak yang sudah habis, gula kapas yang sudah tak bersisa menjadi saksi bahwa dirinya sedang menanti sang kekasih memberikan kabar. Indah menyimpan HP-nya, lalu tertidur pulas.

:'(

"Ki, lo tau ga, akhir-akhir ini si Alvin susah banget dihubungin, jarang aktif dan gak ngasih kabar lagi," ucap Indah.

"Sibuk kali, lagian lo ngomong ini terus," jawab Kiki. Dia menyantap makanan kesukaannya.

"Gue kok takut kalau si Alvin lagi sama yang lain ya?" Indah berpikir.

"Kan dia janji buat setia, masa mau ingkar gitu aja," jawab Kiki.

"Iya gue tahu. Tapi kan ...,"

"Udah Ndah, jangan berpikiran negatif, yang ada nantinya lo malah dihantui cemburu dan curiga," ujar Kiki. "Inilah cobaan dari LDR, harus siap nahan rindu."

"Bener juga sih Ki. Ini cuman perasaan kotor gue aja," ucap Indah. "Kayaknya dia emang bener-bener sibuk."

"Buktinya aja dia gak aktif. Kalo Alvin aktif, itu juga buat lo kan, chatting sama lo?  Bener gak?"

"Bener juga sih Ki, lu emang pinter," ucap Indah.

"Haha, ya iyalah Kiki dilawan ..."

"Lo masih ada hati ama Rifki?"

"Ngapain gue mikirin orang itu. Dia gak baik buat gue, Ndah. Buktinya, dia sekarang lagi ngedeketin anak kelas sebelas. Tiap sabtu, dia pasti kencan mulu. Bosen gue liatnnya," Kiki bercerita. "Banyak senior di klub jurnalis juga bilang kalo kak Rifki ini playboy,  gonta-ganti pasangan seenaknya. Dan gue gak mau jadi bagian permainannya. Mending gue ngejauh."

"Tapi lo dulu suka banget kan ...," Indah menggoda Kiki.

"Ya itu dulu, gue belum tahu siapa dia. Percuma juga sih gue suka, toh dianya aja gak suka sama gue," ujar Kiki. Indah tertawa kecil.

Tak terasa bel masuk berbunyi. Guru mata pelajaran masuk ke kelas Indah dan Kiki. Mereka harus melanjutkan pelajaran sampai sore hari.

:'(

ABOUT YOU (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang